•••
Hallo!
Assalamualaikum..
Maaf nih sebelumnya, cerita ini saya buat udah lama banget, jadi kalau ada kata-kata yang tidak cocok, atau salah pengetikan, mohon maaf, saya buat cerita ini belum tau apa itu ilmu sastra, lagi happy-happy nya nulis 'terserah gue' jadi mohon dimaklumi ya. Boleh dikomen atau dikritik dengan baik, tidak usah meledek atau mengata-ngatai, saya terima dengan senang hati kalau kamu mau berpartisipasi dengan baik. Terimakasih banyak ^^FYI aja yaaa, lagi tahap revisi hihi
•••Mawar Monicha Wijaya, ya ya Mawar lahir dengan nama keluarga Wijaya,nama akhir uyut-uyutnya Wijaya. Bingung ya? Sama, ngapain nama akhir bisa turun temurun, tapi gak apalah itu urusan keluarga Mawar.
Bukan anak tunggal, Mawar punya kakak yang ilfeel banget sama dia, namanya Bunga Andira Wijaya. Alasan dia gk suka sama Mawar adalah ... karena Mawar lebih cantik dari pada kakaknya.
mempunyai perbedaan usia selang satu tahun menjadi sebuah keuntungan besar bagi Mawar, karena dia adalah anak terakhir, anak bungsu yang biasanya paling banyak disayang.
Namun ada juga hal-hal yang membuatnya tidak nyaman dari gelarnya menjadi anak bungsu, semuanya serba diterakhirkan. Dia sekolah di sekolahan yang sama seperti kakaknya, Mamanya bilang biar gampang ngambil rapot.
'Ogah banget gue sebenernya, dari TK, SD, SMP, sampai SMA juga sesekolahan!' Itu yang selalu Mawar katakan.
Dan parahnya lagi, Bunga alias kakaknya Mawar gak suka kalo temenya tau bahwa Mawar adalah adiknya, katanya malu karena sifat Mawar yang terkadang terkesan songong dan kadangkala membuat orang mengaumkan emosi padanya.
Memang iya, contohnya dulu, waktu mereka masih duduk dibangku SMP, Mawar pernah bertengkar dengan teman kakaknya di SMP, bukan tanpa alasan, mereka melabrak Mawar dengan alasan merebut cowok-nya.
Disclaimer, Mawar bahkan tidak tahu siapa nama dari cowok tersebut, boro-boro untuk merebut, tahu wajanya yang mana saja tidak.
Berbanding terbalik dengan Mawar, Bunga lebih rajin dan pintar walaupun sedikit yaa lebay.
Mawar bersekolah di SMA Garuda Bhakti, sekarang dia kelas 11 mengambil jurusan IPA karena terpaksa disuruh mama nya.
Di SMA, dia gak punya banyak teman yang benar-benar akrab, hanya dua orang, satunya bernama Silvia yang biasa dipanggil dengan nama panggilan Sisil, dan satu lagi Nadira atau Dira, mereka berdua tidak pernah memusuhi Mawar atas alasan apapun. Entah bagaimana kedepannya, yang jelas Mereka saling mendukung.
"Mawar...lo liat Deden gak?" tanya Dira. Sebenarnya tidak ada yang bernama Deden, nama aslinya Deni, tapi Dira sering manggil Deni dengan sebutan Deden, jadi yaaa sekelas suka manggil Deni dengan sebutan Deden.
Deni termasuk salah satu cowok playboy dan berbahaya, karena cowok itu selalu mainin cewek, telebih dia dikenal dengan sifat Sange-annya yang membuat para cewek bergidik jijik, dan kalian pasti tau gimana kelaluan cowok bejad seperti dia. tapi Dira dibilangin gak mau percaya.
"Ngapain lo tanya ke gue emang gue emak-nya!" Seru Mawar.
"Dia ilang pas gue ajak Jajan," ucap Dira memelas.
"Terus?" Tanya Mawar terkekeh.
"Katanya dia mau kekelas ngambil apa gitu gue lupa" kata Dira menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Lo kan dari tadi dikelas," lanjut Dira.
"Gue emang dikelas, tapi gue bukan cctv Dir, gue gak liat." Jawab Mawar malas.
"Dasar cowok!" Gumam Dira dengan nafas berat, terdengar sedikit emosi.
"Gitu-gitu kan cowok lo," celetuk Mawar, membuat Dira mengerucutkan bibirnya.
Dira duduk dengan lemas di sebelah Mawar, "semoga aja dia gk liat cewek yang anak baru dikelas sebelah," kata Dira pasrah.
"Ada anak baru Dir?" Tanya Mawar dengan menopang dagu, penasaran.
"Iya katanya cantik..tapi kayaknya cantikan lo tuh, tapi lebih-lebih gue." Ucap Dira.
Mawar memutar bola matanya, "serah lu Dir, serah lu." Ucap Mawar, lebih pasrah dibanding Dira.
"Katanya dia sekelas sama Vian loh Ma," ucapnya berbisik.
"Ya bodo amat," Desis Mawar.
Vian atau Alvian Chandra Gautama, cowok itu termasuk kedalam daftar nama orang yang paling Mawar benci, Dia memang keren, badannya tinggi, idungnya mancung, pintar pula. Mawar malas mengakui, tapi kebenarannya dia memang ganteng, pokoknya paket komplit lah, sayang teramat sayang Vian orangnya dingin.
Dia termasuk orang yang famous di sekolah, dia punya geng yang isinya cowok ganteng semua, isinya ada Vian, Ridho dan Guntur, mereka super jail dan si tukang rusuh, tapi Vian aja yang dinginnya keterlaluan. Vian juga kasar suka mukulin orang, suka mainin cewek, tapi yaa gimana ya kalo orang ganteng mah bebas kali ya. Fyi kelas Mawar dan Vian bersebelahan.
Tapi ada satu hal yang membuat Dira berbisik demikian, pasalnya banyak orang yang berasumsi mengenai mereka berdua, entah itu hubungan asmara atau permusuhan. Banyak orang di sekolah meyakini ada sesuatu diantara mereka.
"Lo gak tertarik ngintip kelas sebelah?" Dira mulaj menggoda.
"Jangan aneh-aneh deh lo, ngapain gue ngintip-ngintip, gue bukan maling." Jawab Mawar kesal. Ini bukan pertama kalinya Dira berkata seperti itu.
"Ya siapa tau gitu, lo agak kepo, atau mungkin takut kecolongan sama yang baru gitu ya kan, iya dong, kita kan gak ada yang tau sebenar-benarnya perasaan lo." Ujar Dira mengulum senyum, dia memang paling suka situasi ini, menggoda Mawar adalah kerja paruh waktu nya.
"Ahh udah deh sana ah! Cari tuh Deden Dadun Didun lo itu sana!" Kesal Mawar sedikit berteriak.
"Loh kok marah, jangan gitu sayang ... Jangan gitu sayang ... ." Balas Dira dengan melantunkan lirik lagu sambil tertawa.
"Lo ngomong lagi gue lempar ni meja." Ancam Mawar yang membuat Dira bukan berhenti, tapi malah sengaja mengejek Mawar dengan godaannya mengenai Vian.
Dira menjulurkan lidahnya lalu bergegas keluar kelas karena melihat wajah Mawah yang memerah, terlebih tangan Mawar yang tengah menggenggam ujung meja seperti benar akan melemparkan meja ke arahnya.
"Ah elah, istirahat loh ini, emosinya lebih-lebih dari nyelesein soal matematika." Mawar menekuk tangan di pinggang.
"Lagian tuh ya, kenapa Dira tuh, ya ampun aneh setengah gila, kenapa nyangkutin gue sama Vian, gue ngobrol sama tu cowok aja gak pernah, bisa-bisanya bilang gue ada hubungan. Tuh kan lama-lama gue yang gila nih, ngomong sendiri." Mawar menggelengkan kepala, kembali mencoba fokus menghilangkan rasa gerahnya sekarang.
Namun sepersekian detik mikik wajah cewek berambut panjang sepunggung itu berubah. Dia melihat sekeliling, memang hanya ada dia saja di kelas ini. Sulit di pungkiri, dia mencuri-curi pandang ke arah jendela.
Agak ramai di luar sana, mungkin karena ada anak baru di kelas sebelah, tapi apa harus seramai ini, bukan kah terlalu berlebihan.
"Asli, sumpah emang cantik banget, gak bisa protes kalo harus sebangku sama Vian." Ujar salah seorang teman kelas Mawar yang baru saja masuk kedalam kelas.
Mawar menyelipkan helayan rambut ke belakang telinga, rupanya menguping ingin tahu juga.
"Kek anjir, gue aja cewek tuh suka liat mukanya."
Mawar menggigit bibir bawahnya, jujur dia juga penasaran, tapi di sisi lain, ada gengsi sebesar gunung berdiri tegak di depan wajahnya.
"Gue gak mungkin dong istirahat disini aja, gue juga perlu keluar, gue bukan mau liat kelas sebelah, gue cuma mau keluar." Ujarnya meyakinkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAWAR (Lengkap)
Teen FictionFollow dulu bole mereun :) Entah ada masalah apa dengan hati dan pikiran Mawar, yang jelas dia tidak suka bertemu dengan cowok dingin yang bernama Vian. Mau kapan pun dan dimana pun. Namun semesta berkonspirasi melawannya, takdir mempermainkan suasa...