[07]

1.6K 53 1
                                    

Entah berapa kali terjadi, tapi hari ini Mawar terus tersenyum sendiri dimana pun dan kapanpun, mengingat perlakuan Vian kemarin, membuat Mawar terus terbawa perasaan.

Detik berikutnya senyum itu langsung menghilang, dia menepuk dahinya beberapa kali. "Enggak, gue gak boleh baper, Vian punya pacar, gak boleh Mawar! gak boleh!"

"Non Mawar, ngobrol sama siapa?" Tanya Jordan, jika ada yang masih ingat Jordan itu supir keluarga Mawar yaa.

"Hah?" Bisa-bisanya Mawar lupa kalau dia sedang berada di dalam mobil. "Ini loh, latihan dialog drama gitu, tugas," jawab Mawar sambil tersenyum kaku.

"Ohh kirain ngomong sendiri, kaget saya."

Mawar tertawa ringan yang dipaksakan. "Enggak lah, masa iya ngomong sendiri, bro Jordan ini, ada-ada saja."

Setelah roda mobil berhenti, Mawar buru-buru keluar dari mobil lalu berlari cepat kearah gerbang, sebentar lagi gerbang sekolah akan tertutup rapat.

"Bapak satpam! Jangan di tutup dulu!" teriak Mawar melihat pak satpam yang sedang menutup gerbang sekolah.

syukur, karena teriakan itu pak satpam tidak menutup seluruhnya pintu gerbang. "Ayo cepet neng, udah lewat lima menit."

"Ahh bapak baik banget, saya jadi baper."

"Baper apaan neng?" Tanya pak satpam bingung.

Mawar menyeringai lebar, "Eh enggak bukan apa-apa pak, yaudah makasih ya pak,"

"Yoo sama-sama neng.."

Baru beberapa langkah masuk kekawasan sekolah, bell berbunyi, dengan malas Mawar berlari lewat parkiran, karena lebih cepat sampai ke kelasnya.

Tapi ada hal yang membuat Mawar terkejut, kenapa Vira dan Vian ada diparkiran, padahal bel sudah berbunyi, dan paling aneh, Vira memeluk Vian tanpa Vian balas, Vira memohon-mohon dan menangis didepan Vian. Ada apa?

Mawar menyeret tubuhnya agar bersembunyi disamping tembok. Samar-samar dia mendengar Vira bicara.

"Aku mohon jangan putusin aku Vian, apapun yang kamu mau bakalan aku kasih, aku bakal lakuin apapun yang kamu minta, asal kamu jangan putusin aku, please." Kata Vira memohon.

"Wah." Mawar menggelengkan kepala mendengar ucapan Vira, bahkan hampir membuatnya bergidik.

Putus? kata itu sontak membuat Mawar kaget, pasalnya mereka baru pacaran satu minggu bahkan gak nyampe satu minggu, hanya lima hari.

"Vian, jawab aku, aku gak mau putus, Vian," Vira menarik-narik baju Vian, dan Vian hanya menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan miris. Gak lama dia pergi meninggalkan Vira yang menangis sendiri.

"Viannnn," Vira memeluk Vian dari belakang.

Namun Vian melepas paksa pelukan Vira dan pergi tanpa bicara sepatah kata pun, dengan melihat itu semua, perasaan Mawar campur aduk, dia bahkan berfikir apakah jika dia pacaran dengan Vian, dia hanya punya waktu satu minggu? Sama seperti Vira sekarang

'Apa Vian bakal ngelakuin hal yang sama? Kalo misalnya gue jadi pacarnya?!' pikir Mawar dalam hati, "bego, ngapain mikir gituan," ucapnya berbisik.

•••

"Heyyy, My lovely Mawar!" Panggil Sisil dengan suara nyaring andalannya.

Sisil masuk hari ini, sudah lumrah bagi Mawar, dia tahu Sisil hanya mencari-cari alasan untuk tidak sekolah kemarin, padahal aslinya tetap karena malas. Jangan ditiru.

"Hmm," gumam Mawar datar.

"Kok lo diem aja sih? Dari tadi gue perhatiin lo cuma diemm aja, kenapa?" Tanya Sisil.

MAWAR (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang