[24]

1.2K 44 0
                                    

•••
Drrtt
   Drttt

Getar handphone milik Mawar, tapi tunggu, siapa yang menelfon tengah malam begini? Jari Mawar menggapai meja yang dekat dengan tempat tidurnya, dalam keadaan masih setengah tertidur dia menjawab telfon yang mengganggunya itu, "Halo?! Sapa nih?"

Namun tidak ada jawaban, hanya terdengar hembusan nafas.

"Haloo?! Luwak whait coffe? Papa minta pulsa ya? Sorry, papa gue bisa beli sendiri, papa gue juga lagi pergi." ucapnya dalam mata masih terpejam.

"Ini gue, Vian,"

Mawar yang tadinya malas untuk bangun, sekarang bangun dengan sendirinya dan mata yang lelah menjadi segar kembali, merasa kaget dan keheranan, ada apa? Kenapa dia menelfon?

"Ohh sorry-sorry, gue kira orang iseng," Mawar menepuk jidat dan membenarkan posisinya menjadi duduk.

"Malem besok lo ada waktu?"

"Mmm ada, kenapa emangnya?"

"Gue mau ketemu,"

"Hah? Lo mau ketemu? Sama gue?"

"Hm. Di cafe lavender,"

"Oke,"

"Oke,"

Tut

Terputus. Mawar memijat keningnya yang lumayan pusing, kenapa ingin bertemu? Ada hal apa yang ingin dibicarakan Vian? Ada masalah apa lagi? Namun, nada bicara Vian tadi seperti..., seperti ada hal yang memang ingin ia utarakan.

•••

Diliriknya jam tangan yang sudah menempel di lengan Mawar, menunjukan jam 20.45 lama sekali Vian datang, ngaret sampai setengah jam lebih, menyebalkan, Vian masih sama seperti dulu, sering ngaret, padahal masalah waktu dia yang tentukan. Sangat menyebalkan,

"Kemana sih? Lama bener," Mawar bicara sendiri.

Disisi lain saat Vian  akan berangkat menemui Mawar, tiba-tiba telfonnya berbunyi, nama Putri yang tertera di layar, dengan cekatan dia menggeser tombol warna hijau.

"Hallo. Put?"

"Apa? Oke saya kesana,"

Vian segera berlari dan mengambil jaketnya, saat turun tangga handphone miliknya jatuh dan terbanting keras,

"Ah sial," umpatnya sambil mengecek apakah handphone nya dapat hidup kembali, tapi nihil, seberapapun gigihnya Vian, handphone nya sudah tidak bisa dipakai lagi.

Bosan. Setidaknya kata itu yang bisa Mawar katakan. Kemana orang yang mengajaknya bertemu? Dia lupa atau bagaimana?

Mawar mencoba menelfon Vian, tapi tidak aktif. Hanya suara operator yang menjawab.

"Anjirrr, si Vian mau gak sih, apa cuma mainin gue aja?" Kesalnya. "Tunggu, gue gak boleh buruk sangka dulu, siapa tau macet didepan," menenangkan diri.

21.48 baju yang dipakai Mawar pun sudah kusut, seperti mukanya yang sudah amat kusut dan lusuh. Jika tidak akan datang harusnya Vian mengabari bukan?

"Udah ah gue pulang aja," ucapnya meninggalkan meja yang sudah dipesan sejak jam 20.00 itu.

Vian berlari di lorong rumah sakit, bertanya dimana ruang no.035 pada pegawai suster maupun pada dokter-dokter yang sedang berjalan melewatinya.

Setelah menemukan ruang no.035 itu, dia langsung masuk dan menemukan Putri sedang terbaring tak berdaya, dengan seorang perempuan separuh baya yang duduk di sisi Putri sambil menangis.

MAWAR (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang