[06]

1.5K 54 6
                                    

Sudah beberapa hari dari hari jadian Vian dan Vira yang sangat menggemparkan satu anggkatan, ah bukan, bukan hanya satu tapi seluruh angkatan, adik kelas juga kakak kelas ikut terkejut dengan berita itu. Pasalnya Vian memang seterkenal itu di sekolah.

Mawar terduduk lesu di kursinya yang baru saja beres mengerjakan ulangan matematika. Hari ini Sisil tidak masuk, Mawar tahu niat cewek bernama Sisil itu, pasti untuk menghindari ulangan hari ini. Sebenarnya Sisil itu pintar kalau otaknya sedikit saja dia pakai, tapi Sisil terlalu malas, dia akan melakukan ulangan susulan jika sudah siap.

Bel berbunyi menandakan waktunya istirahat. Saat-saat indah bagi siswa-siswa sekolah saat telah muak dengan pelajaran yang membosankan, namun agaknya berbeda dengan siswa yang bernotabe sebagai siswa rajin, mereka terkadang sibuk dengan bukunya masing-masing.

Mawar berjalan hendak memasuki ruangan yang sudah seperti surga dunia baginya. Apalagi kalau bukan perpus, tempat dimana orang tidak bisa membuat kegaduhan atau bicara dengan keras. Tempat yang cocok untuk tidur.

Selain perpus, uks juga termasuk dalam daftar surga dunianya Mawar. Kalau perpus penuh, uks gantinya, begitu juga sebaliknya.

"Vian sayang, kamu jangan tidur disini, dipangkuan aku aja yuk, tenang aja gak akan ada yang liat." Ucap seorang cewek yang membuat telinga Mawar benar-benar geli mendengarnya. Pasalnya cewek itu duduk di meja dekat pintu, siapapun pasti bisa mendengarnya.

"Bisa tinggalin gue sendiri gak?" Desis Vian.

"Aduh sayang, kamu jutek terus sama aku, aku peluk deh, mau?" Goda
Laura. Yups cewek yang sedari tadi terus menempel pada Vian. Namanya Laura, dia adalah cewek paling neko-neko yang pernah Mawar lihat seumur hidupnya.

"Gak usah pegang gue." Kata Vian yang terlihat risih.

"Ihhh Vian lirik aku dong," ucap Laura manja.

"Jangan deketin gue." Vian bangkit lalu pindah tempat duduknya.

"Ishhh. Pulangnya aku tungguin di gerbang ya." Laura pergi, tapi sebelum pergi, dia melirik Mawar yang berdiri di depan pintu dengan tatapan tidak suka. "Cewek gatel." Ucap Laura setengah berbisik pada Mawar. Mawar mengerutkan alisnya bingung, agak shok sebenarnya, dia baru datang dan tidak tahu apa-apa, dia bahkan tidak membuka mulutnya sama sekali.

"Gila." Gumam Mawar. Dia menggelengkan kepala tidak habis pikir, padahal jelas-jelas Vian sudah punya pacar, tapi tetap saja memaksakan diri.

Setelah melihat ada Vian di perpus, Mawar jadi tidak selera masuk ke dalam, alhasil Mawar kembali ke kelasnya, dia menatap sekitar, celingak-celinguk mencari Dira, tapi Dira tidak ada di kelas. Tumben sekali dia tidak ada, biasanya stay di kelas menunggu  Deni alias si Deden.

"Mawar!" panggil Mida.

Mawar mengerjap, dia menoleh ke arah suara yang berada di ambang pintu. "Mida? Kenapa Mid?" Tanya Mawar.

"Si Dira masuk uks, dia nangis-nangis gak jelas, gak ngerti lagi gue." Ujar Mida menggelengkan kepalanya.

"seriusan lo?" Tanya Mawar kaget.

"Iyaa,"

"Tapi dia kenapa emangnya?"

Mida mengedikkan bahu. "Gak tau gue, tadi dia dikelas nangis-nangis ditanya juga gak mau jawab, gue anter aja ke uks."

Mendengar penjelasan dari Mida, Mawar buru-buru ke uks, takut terjadi sesuatu pada sahabatnya itu.

"Dir, lo kenapa?" Tanya Mawar spontan setelah melihat Dira yang masih sesenggukan di ranjang uks.

"Huaaa Mawar, hmmmm!" Dira menangis dengan suaranya yang melengking,

"Duhh, kok lo malah mewek lagi, kenapa?" Tanya Mawar sambil duduk didekat Dira.

MAWAR (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang