•••
"Gue bingung bray," Guntur melipat tangan.
"Sok bingung lo, mikir aja jarang!" Celetuk Ridho.
"Asem lo, gini-gini ulangan fisika gue selalu lulus," Ujar Guntur bangga, "Ya walaupun dibantuin Vian," lanjutnya dengan cengengesan.
"To the point," Ucap Vian.
"Iya-iya gak sabaran banget, gue bingung kenapa cewek gampang baperan, dikit-dikit ngambek, dikit-dikit ngambek, salah gue apaan?"
"Ya gue bukan cewek, mana gue tau, apalagi gue joren, jomblo keren," Ridho menaik turunkan alisnya.
"Sia-sia gue nanya, nyesel lagi."
"Karena cewek salalu pake hati, segalak-galaknya cewek pasti pernah malu, senekad-nekadnya cewek pasti pernah takut," ucapan Vian membuat Guntur melongo.
"Gue juga suka gitu, tapi gue gak baperan kayak para cewek," lanjut guntur.
"Ya itu, bedanya cowok selalu pake logika, kalo cewek pake hati," jawab Vian.
"Anjay gurinjay," Guntur menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Vian panutan akchu," ujar Ridho alay.
•••
"Ma, mama kapan pulang? Mawar kangen, bentar lagi Mawar 'PAS' bentar lagi naik kelas, Bunga keluar terus kuliah, masa mama gak ada,"
"Iya sayang, mama pasti pulang, tapi pekerjaan mama sama papa belum beres, tolong kamu ngerti ya kondisi mama sama papa,"
"Apa mama ngerti apa yang Mawar mau? Mawar tau mama sama papa kerja buat Mawar, tapi apa gak ada jeda untuk keluarga?"
Tidak ada jawaban, terdiam untuk beberapa saat, "Mawar, mama gak bisa lama-lama, udah dulu ya, assalamualaikum,"
"Bilang aja mama gak bisa jawab, waalaikumsalan," Mawar mematikan handphone nya kesal.
Mawar bergerutu di dalam kamarnya, padahal seminggu lagi dia akan melaksanakan Penilaian Akhir Semester namun orang tuanya tak kunjung pulang. Apalagi Jenifer sudah berhenti karena pulang kekampungnya. Dan bro Jordan? Dia juga sedang izin, menyebalkan.
Tok tok tok, tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya,
"Mawar, gue gak bisa tidur,"
Mawar membuka pintu kamarnya, "Baca doa dong,"
"Gue abis nonton film horror, gue takut," Bunga berdiri dengan memeluk guling.
"Hilih cemen banget, film kan boongan, gimana sih,"
"Tidur bareng ya, please, please,"
"Yaudah, masuk,"
Mereka berdua menatap atap kosong, dan Bunga beberapa kali melihat kearah Mawar, rasanya agak sedikit canggung, jarang sekali kedua adik kakak ini bersama, dan sekarang terjadi, mereka hanya berdua dirumah, tanpa orang tua.
"Mawar,"
"Hmm"
"Kalo gue gak ada lo bakal apa?" Tanya Bunga tiba-tiba.
"Bersyukur gue, gak ada yang gangguin gue lagi," ujar Mawar tanpa merasa berdosa.
"Gitu banget lo sama gue, gue lempar juga lo ke kutub utara, biar gak balik lagi."
"Lo kan nanya, gue jawab, kok gue yang salah,"
"Kalo gue tiba-tiba ilang, atau mit-amit misalnya dibunuh? Meninggal? Kecelakaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAWAR (Lengkap)
Teen FictionFollow dulu bole mereun :) Entah ada masalah apa dengan hati dan pikiran Mawar, yang jelas dia tidak suka bertemu dengan cowok dingin yang bernama Vian. Mau kapan pun dan dimana pun. Namun semesta berkonspirasi melawannya, takdir mempermainkan suasa...