Judul: To Kill A Mockingbird
Penulis: Harper Lee
Penerbit: J. B. Lippincott & Co
Genre: Fiksi Umum
KOMENTAR PRIBADI
Tahun baca: 2017
Nilai: 4,6
Buku pemenang Pullitzer Prize pertama yang pernah saya baca! Mungkin juga salah satu novel klasik yang paling bagus yang pernah saya baca, walaupun tidak masuk kategori klasik kuno sebangsa karangan Leo Tolstoy, Shakespeare, Jane Austen dan lain-lain.
Sudut pandang diambil dari anak perempuan bernama Scout (nama panggilan) yang tumbuh bersama kakak laki-laki dan ayah yang ditinggal istrinya berpulang. Mereka punya seorang asisten rumah tangga berkulit hitam dan seorang teman kecil berkulit butih. Laki-laki keponakan tetangga, tinggal di kota lain, namun suka main ke Maycomb saat libur musim panas sehingga menjadi sahabat baik kakak Scout, Jem, dan akhirnya ikut menjadi teman dekat Scout juga.
Isu yang diangkat adalah krisis keadilan antar ras, juga perlakuan terhadap individu yang dianggap "aneh" oleh penduduk setempat. Seperti kebanyakan novel yang berlatar kota kecil, tiap-tiap orang mengenali tetangganya dan hobi bergosip tentang tetangganya. Dua tokoh sentral yang membawakan konflik adalah Tom Robinson dan Arthur "Boo" Radley. Mereka berdua, sepenangkapan saya, adalah representasi dari mockingbird di judul cerita. Dalam idiom Bahasa Inggris, membunuh mockingbird berarti menghancurkan sosok yang tidak bersalah, karena mockingbird tidak pernah merugikan hewan maupun manusia lain, kerjaannya hanya bernyanyi.
Ayah Scout dan Jem adalah pengacara. Alur menjadi menarik ketika ayahnya memutuskan untuk menjadi pengacara pro bono untuk Tom Robinson, yang ia tahu tidak bersalah, walaupun yakin tidak bisa memenangkan kasus itu. Sudut pandang Jem yang waktu itu masih remaja awal, menerima cacian dari teman-teman dan tetangganya—bahkan keluarga besarnya—karena ayahnya membela seorang kulit hitam, lalu melihat ayahnya nyaris dibunuh oleh pihak yang tidak suka Tom Robinson, merupakan unsur yang membuat buku ini menjadi unik. Harper Lee berhasil mempertahankan kepolosan seorang anak yang mempertanyakan arti keadilan sesungguhnya hingga halaman berakhir.
Semua tokoh diceritakan dengan sangat menarik, mulai dari peran hingga status sosialnya di Maycomb. Peran Boo Radley juga sangat penting dalam perkembangan karakter Scout dan Jem. Saya curiga Boo Radley pengidap albinisme dan sayangnya harus menerima hukuman sosial karena dianggap berbeda. Kalau baru mau mulai baca novel klasik, novel ini bisa jadi referensi awal.
Saya tidak beri nilai lima karena bab-bab awal menurut saya terlalu lambat. Kemudian karakter berkulit gelapnya terkesan seperti kurang dijelajahi lebih lanjut? Tapi mungkin karena sudut pandangnya dari anak kecil. Itu juga mungkin alasan kenapa Atticus Finch digambarkan sebagai pahlawan tanpa cacat. Tapi jelas, saya sangat merekomendasi buku ini. Ceritanya bagus sekali karena diambil dari sudut pandang seorang anak; mengajari tanpa menggurui.
You never really understand a person until you consider things from his point of view... Until you climb inside of his skin and walk around in it.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan-kapan Kita Belajar Berpikir Kritis
RandomPernah orang bijak bilang, "Kamu hari ini sama seperti kamu lima tahun lagi, kecuali dalam dua hal: buku yang kamu baca dan orang yang kamu jumpai." Menanggapi itu, saya sebagai pembaca amatir, jadi tertantang untuk mendokumentasikan hasil bacaan sa...