Semua Ikan di Langit - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

2.9K 248 36
                                    

Judul: Semua Ikan di Langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Judul: Semua Ikan di Langit

Penulis: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Penerbit: Grasindo

Genre: Fantasi

KOMENTAR PRIBADI

Tahun baca: 2019

Nilai: 3,8

Saya sebelumnya tidak pernah dengar tentang Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Saya cari bukunya karena ada teman saya yang bilang Kamuflase mengingatkan dia akan cerita Ziggy. Bukan gaya bahasanya, tapi. Entah apa, saya juga belum tanya (apa, Thi? ThiyaRahmah ). Akhirnya karena penasaran apa yang mirip, meluncurlah saya di iPusnas. Hanya ada dua buku: Semua Ikan di Langit dan Jakarta Sebelum Pagi. Saya tidak baca resensi dan sinopsis dua-duanya. Tapi, di intro mbak Ziggy bilang kalau Jakarta Sebelum Pagi berunsur romance. Maka minggatlah saya.

Apalagi, begitu baca intro Semua Ikan di Langit:

... Ini adalah ingatan pertamaku: ikan terbang dan bintang. Dan selama bertahun-tahun, aku percaya bahwa ketika seseorang makan ikan, ia juga memakan bintang. Dan bahwa di dalam perutnya ada puluhan, ratusan, jutaan konstelasi yang belum pernah dilihat siapa pun. Konstelasi miliknya sendiri. Di langit pribadi dalam tubuhnya, mengapung bersama usus dan lambung dan semua organ dalam.

Inilah kenapa perut orang jadi gendut kalau makan telalu banyak: karena mereka perlahan-lahan menjadi planet, dimulai dari perut yang menyimpan begitu banyak konstelasi bintang.

Saya tidak bercanda kalau bilang ini buku paling abstrak yang pernah saya baca. Di awal, plotnya bikin saya bingung. Tapi begitu sadar tokoh utamanya adalah bus, saya pun bertekad buat tamatin. Saya paling suka buku yang berani aneh.

Dan berani memang buku ini. Tokoh utamanya adalah bus damri yang diajak seorang anak kecil berkeliling antar dimensi. Bus damri memanggil anak ini dengan sebutan Beliau. Di bab-bab awal, masih agak aneh. Baru pada bab Bayi-bayi Angkasa saya sadar kalau bocah laki-laki yang disebut Beliau itu dianalogikan sebagai Tuhan. Dari situ, saya langsung teringat Narnia, di mana Aslan (singa legendaris itu) juga dianalogikan sebagai Tuhan. Terus, saya bingung, ini bukunya mengangkat konsep Tuhan di agama apa, ya?

Saya mengenali cerita tentang Lauhul Mahfuzh, Nur Muhammad, diusirnya Iblis, kaum Nabi Luth, Nabi Ibrahim, Nabi Yunus, sampai konsep iman, azab, rezeki, pasrah, ikhlas, saling menyayangi, hingga sekilas bahasan tentang Asmaul Husna (yang dibungkus sebagai cerita perempuan bernama Gusti yang memanggil Beliau dengan nama Gusti, padahal bukan itu namanya). Tapi, saya galau. Buku ini berani sekali. Bukannya di Islam tidak boleh menggambarkan wujud Tuhan? Baru pas di cerita Dajjal (diadaptasi sebagai bocah bermata satu yang tampan, keluar dari sungai, menggoda seluruh manusia, dan mengaku sebagai Tuhan) dengan sebutan Jahanam lah saya yakin bahwa buku ini mengadaptasi kisah-kisah di Al-Qur'an.

Silakan kalau ada yang mau berpendapat tentang itu. Yang jelas, saya kagum dengan buku Semua Ikan di Langit. Imajinasinya terlalu liar. Entah mengapa, dunia fantasi out of the box itu tidak hancur dikombinasikan dengan kepolosan anak kecil. Si bus damri digambarkan sebagai sosok yang sabar, rendah hati, periang, penyayang, tapi kurang pintar. Jadi sepanjang buku, kita harus berusaha memahami dari sudut pandang seorang bocah. Misal, perempuan yang habis melihat kakaknya dibunuh dijahit hatinya supaya tidak hancur lagi. Ada juga cerita tentang pertemuan dengan anak perempuan di angkasa yang kulitnya berwarna ungu, biru, dan merah. Ternyata anak itu habis dipukuli ibunya, terus main ayunan hingga mental ke angkasa dan bertemu bus dan Beliau yang sedang di langit. Anak itu kemudian diubah menjadi ikan julung-julung.

Oh, ya. Ikan julung-julung mungkin seperti konsep kun fayakun. Di awal saya kira itu representasi dari malaikat yang selalu ada di sekeliling-Nya, tapi ternyata mereka bisa berubah menjadi apa saja sesuai kemauan Beliau.

Mereka bilang, manusia adalah rangkuman dari jagad raya dalam bentuk makhluk hidup. Heheheh ... Dua mata manusia adalah matahari dan bulan. Heheheh ... Tulang belulang mereka sekeras batu, daging mereka adalah tanah, urat nadi mereka bagai sungai dengan denyutnya yang mirip gelombang air .... Heheheh ... Beliau menuangkan semua hal yang pernah dia buat dan dia cintai dalam satu tubuh — menjadikannya satu bentuk, dan memberikannya jiwa sendiri.

Bukunya bagus. Bikin mikir. Sayang saya tidak suka. Hahaha. Terlalu banyak metafora, sampai ada beberapa tokoh yang saya tidak paham itu maksudnya apa-siapa-bagaimana. Pesan moralnya banyak sekali, saking banyaknya sering terkesan menggurui, terutama kalau sadar ini adalah buku tentang Tuhan. Kemudian banyak poin-poin yang lompat, misalnya, "Semua hal di dunia: semua boneka, semua kecoa, semua manusia dibuat dengan tangan Beliau ..." padahal sebelumnya konsep itu belum dibahas oleh tokoh utama. Atau misalnya, tokoh pendamping, kecoa bernama Nad, yang dihukum karena meragukan kekuasaan Beliau. Dia ragu karena dia mencoba berpikir kritis. Lalu dihukumlah si Nad, meski di bab berikutnya dijelaskan kalau Nad dihukum karena membuat bus damri sakit hati (Bus Damri sayang Beliau, tidak suka Beliau dihina dan dipertanyakan). Lalu di salah satu bab berikutnya, ada kakek-kakek tukang sepatu yang bilang, "Padahal kita kan disuruh sering-sering berpikir, benar tidak?"

Saya juga merasa tingkah laku Tuhan di sini agak ... dipertanyakan. Mungkin saya saja yang tidak paham masuk penulisnya, entahlah. Overall, buku ini mengingatkan saya akan dua buku. Pertama, The Last Battle (The Chronicles of Narnia) terutama di konsep Aslan, Puzzle (monyet yang mengaku menguasai Tuhan, seperti konsep bocah Jahanam/Dajjal di bukunya Ziggy), kiamat, dan surga. Buku yang kedua adalah buku Alice's Adventures in Wonderland terutama di bagian bertemu berbagai makhluk, menolong mereka, dan mengajak mereka untuk ikut serta (kalau Alice jalan, di Semua Ikan di Langit tokohnya naik bus damri).

Tetapi, tetap thumbs up buat Mbak Ziggy. Tidak aneh buku ini menang sayembara. Tata bahasanya unik sekali, berhasil meluluhlantakkan PUEBI. Tokoh utamanya bus damri. Sosok Tuhan digambarkan sebagai bocah laki-laki. Ceritanya bahkan tidak punya klimaks! Ya, begitu saja plotnya: lurus. Di beberapa bab saya sempat merasa, "Ini kapan tamatnya, ya?" karena memang tidak terbiasa baca yang alurnya begitu. Walaupun saya tidak suka cerita yang ini, saya tetap akan baca cerita Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie yang lain. Saya suka buku fantasi absurd dan mengajak berpikir!

Saya senang melihat-lihat isi tas yang terbuka, membaca buku yang dibalik-balik di kursi bekalang, turut mendengarkan musik yang dinyanyikan di kepala seorang penumpang ... bahkan kadang-kadang, menyaksikan pencurian. Kalau sedang bisa, saya mengguncangkan diri, supaya orangnya jatuh dan gagal. Tapi, saya tidak bisa jadi pahlawan setiap saat; saya kan cuma bus. Sebisanya saja. Tapi, kalau sedang beraksi, saya cukup keren, lho. Meskipun gembrot.

Kapan-kapan Kita Belajar Berpikir KritisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang