chapt. 18

7K 824 76
                                    

"Beb."

"Gue bukan bebek!"

"Yaudah, say."

"Najis! Serasa dipanggil mas-mas salon yang cucok."

"Hm, yaudah deh, yang."

"Emangnya pala gue peyang!"

"Hhh..terus lu maunya gue panggil apa dong?? Dasar kapas softek!" Sangking keselnya karena di mata Minghao panggilan yang dikasih Jun buat dia selalu salah, akhirnya dengan romantisnya Jun noyor kepala Minghao.

Nggak kenceng sih, tapi sukses bikin Minghao oleng.

"Heh sempaknya cebong! Urusan lo apa sih hah?? Rusuh tau gak!" protes Minghao. Pasalnya si cowok galak tapi manis itu lagi asik-asiknya mainin game uler seliter di hpnya Jun.

Iya di hpnya Jun, soalnya hp dia mati total gegara kecemplung di bathtub yang isinya air busa, kemarin. Ya gimana.. Kemaren Minghao mau mandi sekalian berendem tapi dia nekat bawa hp, katanya sih sekalian mau chatan sama Jun. Eh tapi malah kecemplung, alhasil dia nangis-nangis gak karuan dan nyalah-nyalahin Jun waktu Jun main ke rumahnya, padahal itu salahnya dia sendiri.

Sebagai seorang bucin Minghao yang sejati, Jun pun rela disalah-salahin sampe ditimpukin bantal sofa sama yayang nya itu.

"Ya abisnya lo sibuk banget sama uler, gue ngajak lu bolos kan biar bisa berduaan," jawab Jun dengan kesel. Jun kan sebel, masa iya ketampanannya terkalahkan sama uler yang kalo makan manik-manik ajaib bisa bertumbuh panjang. Idih! Gak rela!

"Lo ngajakinnya sesat sih," cicit Minghao. Tanpa rasa bersalah dia lanjutin lagi main uler seliternya, kali ini dengan posisi wenak yang bikin dia mager buat pindah posisi lagi. Berhubung duduknya di bangku taman yang panjang dan kebetulan Jun duduk di ujungnya, jadi Minghao memutuskan buat menyandarkan tubuhnya ke tubuh Jun dan kakinya selonjoran di sisa sisi bangku panjangnya.

Hngg, gimana gak pw coba.

Jun mendengus sebal, karena lagi-lagi dirinya kalah sama uler sialan. Mantan kerdus nomor satu itu akhirnya cuma bisa masang wajah cemberutnya, dagunya ditumpu ke tangannya yang ada di lengan bangku, persis bocah ngambek yang gak dibeliin gulali sama mamanya.

20 menit berlalu.

Dan Minghao mulai bosen dengan ulernya, akhirnya dia ngubah posisi jadi duduk normal. Dilihatnya wajah Jun yang masih di tekuk sangking bosennya, bolos cuma buat nungguin Minghao selesai main uler seliter.

"Nih ah hp lo, cepek menang melulu," ucap Minghao, dia ngasih hpnya ke tangan Jun tapi nggak di respon sama si empunya.

"Ini, pegang ish nanti jatoh hpnya!" kata Minghao sekali lagi, dia berusaha mengarahkan tangan Jun supaya hpnya dipegang. Tapi lagi-lagi Jun nggak respon. Minghao mendengus sebal, bukan nggak ngerti atau nggak pekak kalo Jun lagi marah sama dia. Minghao tau sih Jun kesel karena dia mengabaikan kekasih tampannya itu.

Akhirnya Minghao memutuskan buat masukin hp Jun ke saku jeans nya buat sementara.

Jun kaget, terbukti karena badannya sedikit berjengit waktu Minghao nyandari kepalanya ke bahu lebar Jun dan jari-jari lentiknya itu ditautkan ke jari-jari tangan Jun yang nganggur.

Seminggu mereka pacaran, baru kali ini Minghao mau di posisi kayak gini. Posisi yang paling banyak di pakai sama sepasang kekasih yang lagi berduaan ditaman. GIMANA JUN GAK FLYING-FLYING SO HIGH COBA?!

Kan dia jadi seneng pake banget, soalnya selama ini kalo lagi jalan berdua, Minghao gak pernah mau dipegang tangannya. Males katanya, kayak orang mau nyeberang jalan. Terus sekarang ditempat umum Minghao mau genggam tangan Jun. Haduuh..Suatu kemajuan pesat!

Mama? Papa? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang