EPILOG

5.3K 527 92
                                    

✔️️ Dibaca author notenya ya bebs🤗
✔️ Foto-foto di bawah sumbernya dari pinterest semua

Btw, Aku pake bahasa baku aja ya disini hehe...

Selamat membaca🖤

.

.

"Jadi kalian gak ada rapat hari ini hyung? Hyung yakin?"

"Iya emang jadwalnya gak ada buat hari ini. Emang kenapa, Hao?"

"Eum...gapapa hyung. Oh Jinyoung menangis, aku tutup dulu hyung."

Telpon dimatikan sepihak dengan cepat oleh Minghao. Lelaki manis itu menghela napas kasar sebelum beranjak, menghampiri Jinyoung yang sudah merengek untuk diangkat oleh mamanya dari kasur.

Wen Jin Young, putra pertama keluarga kecil Wen. Berusia hampir 1 tahun, lelaki, sehat. Lahir pada 17 Mei 2025, pukul 07:10 KST.

(b'day Jun + b'day hao = 10+7 = 17
november - juni = 11-6 = 5  (bulan ke 5 : Mei))

Tangisan bayi mungil itu mereda saat Minghao sudah memindahkan Jinyoung ke dalam gendongannya dan menepuk pelan pantat gempal bayi itu. Namun, tidak sepenuhnya diam, Jinyoung masih merengek. Mencoba menggesek wajahnya ke bagian dada kiri Minghao. Minghao sebagai ibu yang tanggap dan pintar melihat apa yang dilakukan Jinyoung, tentu saja ia tau bahwa anaknya menangis karena haus.

Salahnya juga yang tadi tidak jadi memberikan bayi gempal itu susu, dan malah memilih untuk menelpon Seungcheol terlebih dulu, padahal susunya sudah tersedia di meja nakas.

"Maafkan mama ya sayang, kamu haus ternyata..ini dia susu mu, baby," ucap Minghao, ia memasukkan dot bayi ke dalam mulut Jinyoung, yang langsung diterima dengan rakus oleh bayi lucu itu. Sambil berjalan ke ruang tengah untuk duduk di sofa, Minghao menciumi pipi Jinyoung dengan gemas. Entah anaknya ini keturunan siapa bisa berbadan gempal seperti ini, karena nyatanya Jun dan Minghao sama-sama kurus. Tapi tak apa, toh Jinyoung jadi 2 kali lebih menggemaskan, sampai-sampai Jun suka sekali memeluk Jinyoung yang kalau katanya tubuh bayinya itu empuk seperti bantal.

Sambil menunggu Jinyoung selesai dengan susunya, tangan sebelahnya yang bebas, kembali meraih ponsel untuk mencoba menelpon suaminya. Sebab daritadi panggilannya diabaikan, itu sebabnya Minghao bertanya ke Seungcheol.

"Aishh..kemana papamu, sayang. Kenapa panggilan mama tak dijawab?" gumam Minghao kepada anaknya dengan nada kesal, yang lebih seperti monolog, karena nyatanya bayi gempal itu sama sekali tak mengerti yang diucapkan sang mama.

Tak menyerah, Minghao kembali menekan tombol 'call' dan.....gotcha!!

"Halo, ada apa sayang?"

"Kemana saja? Kau sesibuk itu hingga mengabaikan panggilanku?"

"Tidak, maaf sayang aku sedang di jalan."

"Mau kemana?"

"Pulang. Bertemu istriku dan anakku, lalu setelah itu menjemput anak kita"

Tepat setelah itu, pintu apartemen terbuka menampilkan Jun yang tersenyum tampan dan masih menempelkan ponselnya di telinga. Membuat Minghao melongo.

"Aku pulang sayang,"

Sapa Jun lembut masih melalui panggilannya yang belum terputus. Jun terkekeh kecil melihat reaksi gelagapan istrinya yang baru saja sadar dari acara melongonya, karena sapaan suaminya barusan. Segera saja papa beranak dua (Zihao dan Jinyoung) itu memutus panggilannya dan mengampiri istrinya yang memangku Jinyoung, yang mengangkat tangannya, isyarat meminta digendong sama si papa. Untung Jun pekak, jadi dia mengambil alih tubuh putranya, lantas mencium kening Minghao. Lalu duduk di samping istrinya itu.

Mama? Papa? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang