chapt. 19

5.1K 602 59
                                    

Rencana untuk pulang dulu sebentar ke rumah Minghao batal, pada akhirnya mereka memutuskan buat menjemput Zihao dulu di airport. Bukan Jun, tapi ini atas permintaan ibu negara (read: Minghao) sendiri yang maksa, karena dirinya udah gak sabar pengen gendong Zihao.

Jun yang melihat keantusiasan kekasihnya dari tadi cuma bisa gelengin kepala dan senyum gemes. Dia bersyukur Minghao akhirnya mau nerima dia sebagai pacarnya, karena dengan begitu Jun jadi bisa liat sisi imut dan menggemaskan milik Minghao yang gak sembarang orang bisa liat.

Kayak sekarang, Minghao udah rusuh nengok ke segala arah demi menemukan sosok malaikat kecil yang dia rindukan (dan para readers rindukan karena lama digantungin authornya HAHAHAHA) padahal ini masih 10 menit lebih awal dari waktu janjian yang Jisoo janjikan. Sementara Jun sudah duduk dengan menopang pipinya, ia bosan melihat Minghao berdiri begitu dengan gelisahnya.

"Sayang, mending kamu duduk dulu samping aku Zihao masih nanti kok datengnya, kitanya aja yang kerajinan," kata Jun akhirnya. Minghao menoleh dan melotot, niatnya mau ngebantah Jun, tapi batal karena ngerasa kaki dan lehernya emang pegel, ternyata. Akhirnya si manis memilih duduk disamping Jun sambil nyenderin kepalanya di bahu Jun, otomatis lelaki Wen itu membenarkan posisi duduknya agar sang kekasih bisa duduk dan bersandar padanya dengan nyaman.

Satu lagi yang Jun suka dari Minghao, semenjak mereka pacaran Minghao jadi gak segan-segan buat nunjukin sikap manjanya ke Jun.

"Kenapa mereka lama Jun?" tanya Minghao, sambil mempoutkan bibirnya. Sumpah Jun gak tahan liatnya, gemesin bangetttt. Jun mengusak surai caramel brown Minghao dengan gemas.

"Sabar sayangnya Jun, gak sabaran banget sih dari tadi pengen ketemu anaknya," jawab Jun, dengan suara layaknya ia sedang berbicara dengan Zihao. Minghao yang mendengar jawaban Jun mendengus sebal dan membenarkan posisinya beralih pada sandaran bangku lalu membuang pandangannya ke arah lain.

"Kangen tau!! Diem aja kalo gak tau rasanya!"

"Tau kok. Aku kan papanya sayang, aku juga kangenlah sama Zihao, kangen banget malah."

"Tunggu deh, sejak kapan sih lo jadi aku-kamuan gini?"

Ah manusia satu ini.

Udah jadi pacar, tsunderenya masih aja dikeliatanin.

"Mau biasain aja mulai sekarang, kamu juga oke? Masa depan anak nanti lo-gue ngomongnya, gak pantes banget," ucap Jun dengan semangat, dia condongin tubuhnya kedepan dengan sengaja supaya bisa liat wajah manis kekasihnya.

Belom sempet Minghao jawab Jun udah membelalak matanya lebar dan rautnya berubah sumringah, gak lupa juga dia teriak heboh.

"HAO!! ITU ANAK KITA ZIHAOO, AYO KESANA ITU SERIUSAN ZIHAO!!!" teriaknya yang bikin orang lain mandang mereka heran, dan Minghao gak kalah rusuhnya lari-lari buat nyamperin Zihao yang digendong sama Jisoo.

.

Seharian penuh sudah Minghao, Jun dan Zihao ngabisin waktu. Mereka udah main ke lotte world atas permintaan Minghao sendiri, Zihao yang merengek mampir ke kedai es krim langganannya dulu, minta dibelikan mainan banyak hingga sekarang jok belakang mobil Jun penuh dengan belanjaan 'anak' tampannya itu hanya beberapa milik Minghao. Jun sih gak masalah asal duo Hao kesayangannya itu bahagia, walaupun kini tanggungan di kartu kreditnya menumpuk. Huftt...Resiko menjadi calon papa, atau mungkin memang sudah menjadi papa bagi Zihao.

Saat ini mereka berada di perjalanan pulang, Zihao sudah tertidur pulas di pangkuan mamanya, sementara Jun fokus menyetir. Sesekali ia melirik ke arah duo Hao itu, dilihatnya senyum Minghao yang gak luntur dari wajah manisnya. Kekasihnya itu sedang sangat bahagia sama seperti dirinya yang gak kalah bahagia.

Mama? Papa? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang