5

293 36 15
                                    

"Hey, itu siapa?"

Kalau kau tanya bagaimana keadaan Jisoo saat ini, maka jawabannya ada pada ekspresi gadis itu kali ini. Ia begitu terlihat terkejut bahkan hampir mengangkat tas guna memukul orang yang muncul mendadak di antara ia dan Jennie. Hatinya jadi bertanya-tanya, kenapa hari ini Jisoo mendadak dikelilingi oleh laki-laki asing.

Matanya melirik sedikit pada presensi orang asing yang berada di sisinya, lantas bergeser arah ke pada Jennie yang raut wajahnya seperti orang bodoh saja. Melongo hebat sampai matanya membulat sempurna. Tidak berbeda dengan laki-laki di depan sana, yang mngeluarkan ekspresi bak tertohok sesuatu, membuat Jisoo jadi berpikir apakah ini sebuah cinta segitiga lama yang terkuak lagi?

Dari sudut mata Jisoo, ia dapat melihat Jennie kemudian melepaskan diri dari tangan lelaki yang merengkuh bahunya cepat– juga paham kalau diteruskan maka bisa menjadi bahan pembicaraan yang buruk. Lalu tubuhnya miring dengan kepala terangkat sedikit untuk menatap netra orang tadi, melemparkan tatapan nyalang yang nyatanya tidak berpengaruh sekalipun pada si lelaki. "Sungjae-ya, yeogisseo mwohae?" (Hei, apa yang kau lakukan di sini)

"Kim Jennie?" Suara lain dari sisi kanan membuat si pemilik nama terperangah, membalikkan badannya lurus pada pemuda yang tadi melambaikan tangannya. Jisoo bergantian melihat keduanya. Si karakter manhwa dengan gadis cantik yang tengah bersama seseorang tak dikenal lain. Otaknya semakin yakin bahwa ini semua hanya drama awal tahun, di mana orang-orang bertemu kembali membawa perubahan yang mengejutkan. Wah, untung Jisoo teman-temannya tidak ada yang masuk di fakultas ini, mereka semua termasuk ke dalam orang sialan, sih.

Alih-alih menyapa teman lama seperti yang diduga oleh Jisoo, justru ia menemukan kerutan tercetak jelas di kening Jennie. Kini pikirannya jadi berkembang, kemungkinan si pemuda yang parasnya mirip kartun ini baru melakukan operasi plastik, jadi Jennie tidak kenal dengannya. Dan benar, Jennie mengeluarkan pertanyaan yang sudah Jisoo bayangkan di kotak imajinasi miliknya. "Nuguseyo?"

Pemuda tampan di depan sana lantas menguarkan tawa hambar, matanya bergerak gelisah–bergantian menatapi Jennie dengan laki-laki di sampingnya tadi. "Jennie-ya, kau kenal?" Itu suara berat dari orang yang disebut Sungjae dan sepertinya malah membuat Jennie tidak bisa berbicara apapun.

Jennie hanya bisa menggelengkan kepalanya ragu, tanpa mengalihkan pandangan dari pemuda tampan di sana. Sebelum Jisoo sempat bertanya sesuatu padanya, sebuah suara lembut nan manis sudah menyela terlebih dahulu. "Ternyata benar kata Chaelin Noona. Kau ada di jurusan ini."

"Woah, dia bahkan tahu namanya Noona," Sungjae berujar dengan keras-keras, tangannya menarik kerah baju Jennie bermaksud untuk menanyakan sesuatu lagi bersama bisikan. Namun, pemuda di sana sudah mencuri perhatian Jennie duluan.

"Kau tidak ingat aku? Kim Kuning? Aku rasa dengan nama itu kau jadi ingat." Jelas Jennie langsung terkejut setengah mati. Semua gadis yang ada di sana mendadak tertawa tertahan mendengarnya. Hei, kuning. Apa-apaan. Perhatian mereka yang tadinya terpana karena paras si pemuda sekarang suasananya jadi terasa konyol. Namun, entah kenapa tiba-tiba jantung Jennie berpacu cepat, tanpa alasan. Sebentar, sebentar. Mari kita berpikir dengan tenang dulu perihal mengapa reaksi tubuhnya seperti ini.

Kim Kuning, tidak ada yang spesial di dalam sana melainkan hanya sebuah marga Kim dengan warna kuning. Dan kuning? Kenapa harus warna menjijikan seperti itu, sih. Apa karena dia kini terlihat seperti kotoran dengan marga Kim? Jennie jadi pusing hanya untuk memikirkan hal tidak penting ini. Kim dan Kuning? Oh, hei, tunggu. Apa mungkin ....

Mata pemuda itu semakin terbuka lebar menatap Sungjae seraya berbinar, seperti sedang menemukan sesuatu lagi yang ia harapkan selain kehadiran Jennie di hadapannya. "Ini saudara tirimu, bukan? Yook Sungjae?"

ColourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang