Jam istirahat pertama di sekolah baru. Suara sorak sorai di lapangan volly terdengar jelas dari kelas XI IPA. Di kelas hanya ada beberapa siswa. Dan Dearin adalah salah satu dari mereka. Ia sudah bisa berbaur dengan teman-temannya dalam satu hari. Walau masih agak malu-malu tapi dia yakin teman-temannya di kelas itu akan membantunya beradaptasi dengan cepat di lingkungan sekolah. Dari kelasnya ia bisa melihat anak-anak dari kelas lain bermain di lapangan volly dan basket, karena memang letaknya berada tepat di depan teras kelas XI IPA. Apalagi Dearin mendapat bangku paling depan di sisi paling kanan dekat jendela dan pintu kelas. Sangat mudah untuknya melirik suasana luar kelas.
Dari arah deretan kelas IPS. Val berjalan santai masuk ke dalam kelas XI IPA. Ia berhenti tepat di depan bangku Dearin yang saat ini sedang bercakap dengan Icha, teman sebangkunya. Dan tentu saja Dua gadis itu menatapnya heran dengan kedatangannya yang tiba-tiba.
"Dearin ?" Tanya Val. Gadis cantik itu mengangguk pelan. Val tersenyum seraya membatin. Memang tidak meleset apa yang dikatakan adiknya. Dearin memang cantik dengan rambut panjang dan wajahnya yang sangat sejuk untuk dipandang.
"Ini... Titipan bunda." Dearin semakin keheranan saat menerima kotak bekal miliknya yang disodorkan oleh Val. Pemuda itu meringis lalu meraih tangan Dearin untuk bersalaman.
"Jangan heran gitu. Aku tetanggamu." Kata Val. Dearin menarik tangannya segera karena baru sadar tanganya berjabatan dengan Val.
"Woe, Teno! Hayuk !" Seru Val pada temanya yang kebetulan dari kelas XI IPA.
"Udah ya, ntar di rumah juga ketemu." Ujar Val sebelum ia berlalu bersama Teno yang mengiyakan ajakannya. Ia sempat melirik kembali Dearin yang masih keheranan lewat jendela.
"Kenal dia, Rin?" Tanya Icha menatap heran ke arah Dearin.
" Gak, Cha..."
"Kok dia kenal kamu?"
"Gak tau, Cha... Serius."
Dearin memandangi kotak bekalnya yang kemudian ia buka tutupnya.
"Ini sih beneran masakan bunda aku,Cha... " Kata Dearin setelah mencicipi isinya.
"Makan bareng yuk, Cha... Mungkin bener, kebetulan dia jadi tetanggaku." Ajaknya kemudian. Namun Icha masih berfikir tentang Val yang mengenal Dearin.
"Tetanggaan sama Valdo ?" Tanya Icha entah kepada siapa. Ia seperti tidak melempar pertanyaan itu pada Dearin.
"Namanya Valdo?" Tanya Dearin sambil menyantap bekalnya.
"Iya. Valdo Valerian, anak kelas XI IPS." Jawab Icha yang memutuskan menyudahi rasa penasarannya.
"Oh... "
Memang sedikit mengabaikan tentang siapa Val. Tapi benak Dearin masih bertanya-tanya. Dan yang jelas Val sudah masuk ke dalam daftar orang baru yang akan dikenal Dearin di waktu ke depannya.****
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Tanda
Teen FictionBertemu, mengenal, saling membuat nyaman, sama-sama suka, lalu menjalin hubungan. Bukankah itu sudah biasa? Bagaimana kalau bertemu, mengenal, saling membuat nyaman, sama-sama suka tapi tak bisa menjalin hubungan? Itu yang dirasakan Dearin saat ia b...