Bolehkah Jatuh Cinta Lagi ? Bagian 3

20 3 0
                                    

12:11

21 Dec 2018

Di tulis di Lubuk Minturun : Aulia liberty

Aku mencintaimu dengan sabar dan penuh sadar

Tapi kau mencintaiku hanya sekedar

,

Huff, tarikan nafasku sedikit mulai teratur. Sudah lama rasanya aku tidak mengalami kondisi seperti ini. Rumah sakit, bunga, teman-teman yang aneh dan beragam dan juga Arevie. Aku menyunggingkan sedikit senyum kecil di bibirku sambil sedikit terawa.

Kenapa yun ? Tanya mama yang membantuku berganti pakaian.

Gak papa mah. Jawabku

Kalau gak ada apa-apa kok senyam senyum gitu ?

Gak apa mah, Yunda seneng aja.

Seneng karna si ganteng yang bikin kamu sebel itu ? tukas papa sembari menurunkan sedikit kacamatanya.

Gak pah, Yunda seneng aja, punya banyak temen.

Memangnya temen kamu selama ini gak banyak ? lanjut mama.

Ya banyak sih, tapi pokok e yang ini beda mah. Aku sedikit menekan pada ucapan kali ini.

Beda karena ada yang ngirim bunga Daisy yang misterius ya ? papa mulai meledekku.

Ish papa, gak juga pah, Yunda seneng aja sakit ada yang jengukin.

Owh gitu, sangkain lagi jatuh cinta. mama mulai dengan ledekannya

Aku hanya tertawa kecil mendengarnya. Jatuh cinta ? mungkinkah terjadi padaku ? ah, aku ak ingin memikirkannya. Yang penting saat ini aku bahagia.

Mah, dokter tadi bilang apasih ? aku sakit apa ? tanyaku mendadak.

Sekejap semua diam. Tiba-tiba senyuman itu luntur dari wajah mama dan papa. Tampak seperti heran atau mungkin seperti ada yang sedang disembunyikan.

Mah ? tegurku lagi.

Mama keluar membawa beberapa pakaian kotor tanpa menjawab pertanyaanku. Kini yang berada dalam ruangan hanya aku dan papa. Papa masih sibuk dengan Koran di tangannya. Entah apa yang dibaca nya aku tidak begitu tahu. Entah hanya style agar tampak sibuk, tapi entahlah.

Pah, ayolah, yunda sakit apa ? kok dinfus segala ? aku mulai merengek pada papa. Biasanya papa tidak pernah membiarkan putrinya merengek seperti itu. Tapi kali ini papa masih diam saja. Papa melipat Koran yang dari tadi di bolak balik nya. Lalu mendekai kasurku perlahan.

Kamu itu Cuma shok, papa mengelus kepalaku.

Shock ?

Iya, kamu itu tidak boleh mengikuti wahana eksrim. Kalau tidak bisa bahaya.

Bahaya ? aku memikir heran.

Jantungmu. Papa menunjuk kearah kiri dadaku. Aku pun mengikuti gerakan tangan papa sambil memegangi bagian jantung yang dari tadi berdetak aneh.

Jatungmu, sama seperi milik nenek. Lanjut papah.

Perlahan air mataku mulai menggenang. Aku tidak siap dengan fakta ini. Tapi inilah yang sudah di takdirkan tuhan. Aku tidak lah normal. Tidak seperti orang-orang, aku memiliki jantung yang lemah. Papa kemudian memelukku, berusaha membuatku tenang. Lalu kembali membantuku berbaring.

Orang jantungnya lemah bukan berarti lemah kok yun. Tiba-tiba aku dan papa dikagetkan oleh suara aneh yang kukenal. Suara siapa lagi kalau bukan ulet bulu tadi.

Kamu kok belum pulang ? tanyaku

Idih, gue kesini mau jengukin, tadikan gue Cuma ijin bentar. Tukas arevi.

Gerimis Milik AyundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang