Gunung Padang

66 6 0
                                    

Biar aku yang berkata
Setiap kebahagiaan itu memiliki cara
Cara untuk datang tanpa diundang
Cara untuk pergi meski tak diinginkan

Aly_April
Cara

--------------------------------------------------

Cuaca tampak sangat bersahabat bila harus bermain dipantai pikirku. Ya, memandang laut akan sangat menyenangkan. Apalagi dapat bercerita dengan batu karang dan berkirim pesan lewat angin. Ah, aku meindukan saat itu. Hari hampir menuju puncak teriknya. Aku masih belum tau kemana hendak pergi mobil ini. Rian hanya berkelakar dari tadi bicara padaku. Dan tidak ada hal serius yang kami bicarakan dari tadi. Mela, silvia dan aji juga sepertinya tidak tahu mobil ini rimbanya.

Dari arah mobil ini berjalan rasanya aku tahu. Ini jelas menuju pantai Padang. Apakah Rian akan mengajak kami piknik disini ? pikirku. Aku mencoba menerka-nerka. Jika seratus meter lagi dia belok ke kanan, tebakan ku akan benar. Dan beberapa menit kemudian Rian membelokkan mobilnya.

BINGO !!! menang. aku sedikit menyunggingkan senyum bangga karna tebakanku benar. Rian memperhatikan tingkahku yang seperti anak kecil itu. Aku mengetahuinya, tapi entah kenapa semua ini terasa sangat nyaman. Aku hanya ingin bahagia hari ini.

Bemo bermesin ini masih terus berjalan. Tidak berhenti. Padahal kami telah sampai di pantai Padang. Dan telagh melewati tugu merpati dan icon Padang. Mobil hanya terus melaju lambat. Santai sperti dipantai. Slogan ini memang cocok.

Perjalanan yang terkadang juga bikin ngantuk, tapi aku menikmatinya. Bisa dilihat pantai Padang sudah ramai dikunjungi wisatawan berbeda seperti tiga tahun yang lalu. Dan saat ini lebih teratur dan juga bersih. Sudah terlihat dengan jelas pantai dengan pasirnya tanpa harus dihalangi tenda-tenda cafe lagi. Aku lebih menyukainya.

Yan, kita bakal kemana sih ? tanya Silvia

Main dengan angso duo. Jawan rian singkat

Lho, ke angso duo kok lewat sini sih, angso duo kan di Pariaman. Mela nyolot kesal.

Udah, kalian diam aja, aku janji bakal bikin piknik kita seru malam ini. Rian menjawab senang.

Trus ngapain kamu minggirin mobil nih. Tanya silvia balik.
Beli air. Rian keluar dan membawa satu kardus air kemasan.

Kembali memacu mobilnya melaju lurus. Lurus tiada belok-beloknya. Seperti pepatah saya. Kembalilah kepada jalan yang lurus. Aku mengusulkan berganti posisi duduk dengan Aji. Aji menyetujuinya. Ya, aku hanya ingin melihat tempat asmara lama ku pernah belabuh. Tempat yang sudah lama tak aku kunjungi. Semua telah berubah dan juga sangat berbeda. Saat ini begitu lebih maju. Aku membuka kaca mobil dan membiarkan angin masuk dan membelai rambutku. Rambut ikal yang selalu sebahu. Tidak pernah aku biarkan lebih panjang dari ini. Bukan karena apa-apa. Tapi Ray sangat menyukai rambutku yang begini. Dan akirnya aku tidak pernah memanjangkannya.
Menutup mata dan merasakan angin yang seperti mengajak bernyanyi. Aku membuka bibir dan dan melantunkan puisi. Diiringi dengan lagu jane zhang berjudul be here. Aku mulai bersuara.

Apabila rindu telah beradu
Tidak peduli darat ataupun laut kita menyatu
Apabila mentari telah menuju petang
Tidak peduli terang atau kelam aku datang
Seperti angin yang berlalu lalang, kau selalu diingatan
Seperti palung yang sangat dalam, hatiku telah terlanjur tenggelam
Kau bukan sesuatu yang indah
Hanya setangkai bunga yang tegak sendirian diantara belukar
Namun nelangsanya hari membuatmu istimewa
“AKU TIDAK SADAR TELAH JATUH CINTA”

Gerimis Milik AyundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang