"Kacamata nya turun.." ucap gadis itu sambil naik ke tempat tidur. Ia memperbaiki letak kacamata gadis disampingnya. Yang masih konsen dengan laptop di depannya. Gadis itu tidak bergeming.
"Udah jam segini, gak tidur?"
Gadis itu menggeleng.
Tak ada jawaban yang berarti. Seperti komunikasi satu arah. Tak ada respon yang menyenangkan.
"Yaudah, aku tidur duluan yah.." gadis itu menarik selimut. Menutupi tubuhnya dengan balutan piyama coklat kotak-kotak. Tidak mematikan lampu, tau kekasihnya sedang menyatu dengan imajinya.
"Sayang..." Gadis disebalahnya menggoncang. Membawa kembali kesadaran yang hampir menyentuh mimpi.
"Hm?"
"Kamu capek?"
Gadis itu membalikan badannya. Sekarang menghadap lawan bicaranya yang sedang bersandar di kepala tempat tidur. Duduk manis laptop di pahanya yang sedari tadi dikutak katik.
"Kenapa emang?" Goda gadis itu pelan. Mana tau gadis di depannya ini butuh kehangatan malam ini, maka dia akan dengan senang hati membaginya.
Tapi ia diam. Kemudian menggeser laptop di kakinya. Setelah itu mengambil Hp dan tersenyum malu.
"Push rank?"
Selimut dinaikannnya kembali. Shit. Trap dari kepolosannya.
"Sayang..." Bujuknya.
"Ga mau. Kamu nulis aja gih sana."
"Aku capek.."
"Yah sama." Balasnya ketus.
Tak ada jawaban. Masih diam.
"Ck, ayooklaaah" Dan dia akhirnya menyerah. Mengambil Hp kekasihnya. Lalu mulai membuka game mobile yang sedang kekinian. Padahal dia tidak jago memainkannya, tapi dia selalu tidak mau menghapus game jelek ini.
"Mainnya jangan disitu.." Gumamnya
"kamu ngusir aku dari kamar ini?" Balasnya ketus,
Gadis itu langsung menggeleng cepat.
"Gak gitu... Sini, aku mau mangku kamu.."
Irene diam. Gadis berpiyama coklat tadi bernama Irene. Dan gadis sok polos disampingnya bernama Ilya.
"Ha?" Balas nya cengok.
"Aku mau liat kamu main, sini aku pangku.." Ucap Ilya sambil tersenyum malu.
Dengan gerakan cepat dan tepat, Irene langsung duduk manis di pangkuan Ilya. Menghadap kekasihnya.
"Aku bisa gk focus main gamenya.."
"Gpp, aku mau liat kamu kalah.." Ilya menyisipkan rambut irene yang jatuh menutupi wajah indahnya. Rambutnya pendek sebahu. Lurus dan hitam. Potongan rambut seperti ini membuat Ilya bisa melihat leher jenjang Irene dengan baik dan benar.
Berbanding terbalik dengan Irene. Ilya mempunyai rambut Panjang sepunggung. Dibawahnya di warnai dengan warna coklat. Dia penulis. Sekaligus Music Directing. Pekerjaannya di dunia hiburan membuatnya merasa lebih bebas. Tidak seperti Irene yang bekerja sebagai Polwan yang ketat dengan peraturan.
"Irene.. Kamu cantik.." Bisik Ilya di telinganya.
"Aku udah mau ngekill, jangan ganggu!"
"Aku pengen deh tangkep kamu.."
"Ngaco."
"Diborgol.."
"Dibekuk.."
"Apaan di bekuk?" Balasnya sambil tertawa
![](https://img.wattpad.com/cover/168082535-288-k509853.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Girls At The Rainbow City (End)
Short StoryKalau aku jatuh kemudian cinta, sanggup kamu mendengar kisah penuh drama kepunyaanku?