Gadis itu menatap lembaran kertas di depannya. Menatapnya penuh haru, ketika ia membaca kisah penuh drama di tiap tulisannya.
Tentang bagaimana ia jatuh cinta.
Dan tentang bagaimana ia cukup bodoh untuk melepasnya.
Ia merebahkan tubuhnya pelan di atas kasur. Menggenggam secarik kertas berpola. Itu bukan surat penuh cinta. Itu hanya kertas kado yang masih dilipat rapi berisi aroma parfumnya. Hadiah ulang tahunnya dulu yang datang jauh lewat pesawat dan di tunggu dengan degup yang menggebu. Ia simpan rapi agar diary nya kini sudah beraroma yang sama. Menyeruak ketika di buka. Kenangan.
Gadis itu aku.
Yang masih mengira sudah berlangkah-langkah maju, tapi nyatanya tak bergerak sedikit pun.
Setahun. Waktu yang harusnya cukup untuk melupakan.
"Sedang apa?" Ucap seorang gadis berambut coklat sambil memasuki kamar ku. Ia dengan santainya duduk di atas kasur. Tepat disampingku.
"Diari? Masih zaman nulis beginian trid?" Ucapnya sambil mencoba meraih buku kenangan ku.
"Masih.. Ngapain?"
"Mau minjem laptop, nugas"
"Di tas, ambil aja" Ucapku datar.
"Btw, 2 hari lagi ultah kan? Mau apa?"
"Mau mati."
"Bah! Udah gila ko trid?" Balasnya dengan logat batak daerah kami.
Aku hanya tersenyum.
"Pengen ngilang aja.. Pengen ada tombol restart di hidup ku, ninggalin semuanya"
"Halah, kayak bisa aja, percuma ngilang, toh masa lalu juga gak akan ngilang, kecuali kau amnesia!"
Aku tertawa.
"Soal mantan kan ini? Setahun padahal" Sambungnya.
"belum cukup.. terlalu banyak hal yang sulit di lupakan."
Ia berjalan menuju tas ku dan mengambil laptop dari sana.
"Bacot aja gede, percuma kemarin udah ngedaki gunung sibayak, poto perpisahan caption lu dudah deket banget sama temen cowoknya, udah sempat suka ama ciwik yang lu kenal di sosmed, eh tau-taunya semua Cuma pelarian dari perasaan lu yang gak mupon. Setahun loh, setahun!"
"yah aku mesti gimana.."
"Kemarin aja di ajak balikan gak mau, sekarang nyesel kan?"
"Iya aku nyesel. Aku masih sayang sama dia sampe detik ini, tapi aku tetep ga mau balikan. Ga tau kenapa.." Kataku sambil beranjak duduk.
"Ikuti kata hati.."
"Kata hati ku memang begitu wik.." Ucap ku penuh perasaan.
Entah lah. Entah apa yang salah dengan ku. Aku sadar 100 persen aku masih menyukai dia. Masih menyayangi dia. Masih takut menyimpan no hp nya, takut jika tiba-tiba aku melihat fotonya dengan pacar barunya, seperti dulu, sempat membuat ku emosi berhari-hari. Ketika dulu diajak tetap bersama, aku menolak dan keputusan itu masih bulat hingga detik ini. Dan penyebabnya? Aku bahkan tidak tau menahu. Tapi memang begitulah kata hati ku yang sebenarnya.
"Yaudah simple sih, kalau memang gak mau balikan, berarti ada bagian dari hati kamu yang masih meragu, sayang nya belum sayang sepenuhnya lah, karna gak berani ambil resiko kan?"
"Gimana kalau karna aku sayang sepenuhnya makanya gak berani ambil resiko untuk berhubungan?"
"Seperti takut perpisahan?" Ucapnya
"Mungkin begitu.."
"Perpisahan itu bukan alasan untuk tidak berani menjalin hubungan. Karena ketika kalian saling mencintai, perpisahan tidak akan menghilangkan perasaan kalian. Ada hati yang saling menjaga dan dijaga."
Aku terdiam. Jika begitu tepat lah sudah kenapa aku meragu untuk menjalin hubungan kembali.
"Kau benar. Perpisahan bukan alasan karena ada hati yang saling menjaga dan dijaga. Seperti aku yang menjaga hatinya, dan ia yang menjaga hati kekasihnya."
.
.
.
.
.
END.
***
-sekedar curhat, ga penting juga dibaca mah wkkwkwkw-
Hai MB,
Sudah setahun yah. Kepalaku terasa berat ketika memikirkan ''apa yang salah dengan ku? Kenapa aku tidak bisa melupakan mu?''. Wkwkwkwk lucu kan yah. Kalau disuruh menulis sekarang, mungkin aku cukup kelelahan mengutarakan isi kepala ku. Dan aku rasa itu percuma, karna kau juga tidak akan mampir atau sekedar tau aku pernah menulis disini, di akun wattpad ini, mengenai aku yang masih hadir memikirkan mu.
Aku cukup sadar diri ketika pendamping mu sekarang amat sangat baik, memenuhi segala permintaan mu. Memberi hadiah sesuai mau mu. Hadir untuk mu. Tidak seperti aku yang masih terlampau muda untuk menjadi seperti, yaah.. paling tidak bisa sesuai dengan ekspektasimu.
Mungkin aku terlihat seperti terjebak dengan sebuah janji yang pernah ku ucapkan. Yang sedang kuusahakan dengan amat sangat untuk bisa tercapai. Tapi lagi lagi, aku terjebak dalam dunia yang masih ku doakan ada kamu di dalamnya. Lucu gak kalau aku mulai berhenti berdoa saat ku tau kita sia-sia? Mungkin mereka mengira, kisah ini hanya drama, tapi kita tau ini nyata kan? Atau hanya aku?
Aku belum cukup sanggup untuk membuang tedy bear pemberian mu, membakar kertas kadonya, mengoyak diari bagian dirimu, atau sekedar menghapus file berisi foto kita dari google drive. Cerita kita bahkan sudah jadi bagian dari buku yang sering ku tatap di raknya tiap malam. Di kalimat terakhir ada kau dan doa kita yang diharapkan bahagia. DI baca semua orang diluar sana, tapi ternyata kandas karena kebodohan si penulisnya. Lucu yah kan.
Waktu kau bilang kau masih menyukai ku, kau tau aku hanya tak percaya. Karena itu tidak benar. Ucapan mu bohong. Bagaimana bisa kau berkata seperti itu saat hati mu kau izinkan dimiliki yang lain? mungkin aku berharap kita sama. Sama-sama memilih sendiri jika benar saling mencinta.
Tapi ternyata aku salah.
Hanya aku yang benar mencinta. Hanya aku yang tidak bergerak maju. Dan aku tidak menyalahkan mu atas perasaan ku. Lagi, aku hanya menyesal tak bisa menjadi seseorang yang kau mau.
Hei MB, kau tau, aku orang yang paling tidak sabar ketika suatu hari nanti aku membaca tulisan ini dan tertawa. Dalam kondisi berbeda, ketika aku sudah melupakan perasaan ini, bukan melupakan mu. Karena kau seseorang yang patut ku ingat. Tapi tidak dengan perasaannya.
Aku menunggu hari dimana ketika aku menganggap foto mu tidak penting.
Mencoret-coret kertas kado mu,
Memberikan tedy bear itu kepada anak tetangga ku,
Dan tak peduli dengan lembar diari yang ku isi dengan nama mu.
Dan aku menunggu ketika kisah yang sudah jadi buku tadi, berdebu, usang dengan buku lainnya, tak pernah lagi ku baca atau ku tatap, karna kenangan tak penting lagi buat ku.
Aku masih menunggu hari-hari itu.
Hai MB,
.
.
.
.
.
Terimakasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Girls At The Rainbow City (End)
Kısa HikayeKalau aku jatuh kemudian cinta, sanggup kamu mendengar kisah penuh drama kepunyaanku?