Mulan. Wulan.

195 25 28
                                    


"Buset, udah jam 5 pagi dan lu masih stay depan laptop?" Katanya sambil melempar guling tepat di wajah seorang gadis yang amat sangat serius. Wajahnya ketat seperti plastic parsel di tahun baru.

"Gue Skripsian! Skrip-Sian!" Balas nya dengan melempar balik guling yang mendarat dengan mulus.

"Halah, yakin lu skripsian? Paling lu lagi chatan sama dedek-dedek lu yang lainya"

"Seriously? Jam 5 pagi?"

Gadis yang baru saja berpindah kamar itu terdiam. Lalu beranjak ke Kasur dan Memikirkan perkataan adik kesayangannya itu.

"Udah sampe mana skripsi loe?"

"kata Pengantar."

"Onyet!" Guling mendarat lagi. Kali ini terbang lalu tabrakan dengan belakang kepalanya.

"Heh! Lu ngapain sih disini? Ngerusuh mulu! Sana ih tidur lagi!" Protes si adik.

"kalau gue gak mau, loe mau apa?"Tantang nya.

"Gue kasih tau ayah nanti, loe kelainan!"

"Kelainan apaan sih dek?"

"Yah kelainan lah, masa iya pacar lu cewek, but you're still prefer sex with man. Ewww, gross!"

"Hei, I'm bisexual! C'mon, we are gonna talk this shit? In the Sunday morning?"

"Gue skripsian. Gak ada cerita Sunday Sunday, jadi pengen eskrim sanday sanday gue." Ucap adiknya random.

"Kerja lembur bagai kuda~"

"Kuda juga gak lembur keles"

"Kerja lembur bagai onta"

"Loe ngelawak?"

Tak ada respon dari si kakak. Sementara itu, si adik masih serius menatap laptopnya.

"Fuck! I need inspiration!" Ucap adiknya emosi. Seperti di film-film. Kertas di lempar, terbang, tak tentu arah sana sini melayang. Padahal nanti beresinnya repot nyusun ulang satu-satu.

"gue mau nonton bokep."sambung adiknya

"anjay, pala lu inspirasi coeg! Loe ada rencana hamilin anak orang?" Respon kakaknya ketus.

"Yah kalau bisa, kenapa enggak?"

Perlu diketauhi, kedua kakak beradik ini adalah wanita. Perempuan. Gadis. Dan Cewek. Serta Sengklek otaknya.

"Halaaaah, Sementang pacarnya anak kedokteran, spesialis kandungan lagi tuh, bawaanya suntik hormone mulu biar punya baby" Sindir kakaknya

"Ih loe kok ketus amat sih! Loe tuh yang nanti bakal punya anak dari pria antah berantah, terus kak Nadya bakal mutusin elo! Mending sama gue" Balas adiknya tak kala nyinyir

"Mulut tuh dijaga adik ku sayaang~~ Kak Nadya dan gue yang bakal besarin keponakan elu nanti"

"Hell yeah kalau lu beneran hamil"

Si Kakak diam. Tidak membalas ledekan adiknya. Tapi itu adalah respon yang seharusnya tidak diberikan si kakak kepada adiknya.

"Jangan bilang lu hamil..." lirik adiknya curiga. Tapi yang dilirik hanya diam menatap kosong.

"KAK MULAN?! LOE BENERAN HAMIL??!!"Tanya adiknya histeris.

"Wulaaaaan!!!! Kalau ayah dengar gimanaaa?!!" Katanya sambil membekap mulut adiknya. Dengan tergesa-gesa si adik yang panggil Wulan tadi menutup laptopnya.

"Loe mesti cerita sama gue!" Kata Wulan penasaran.

"Yah.. ena sih.."

"Bukan rasanya upil udang! Kenapa ini semua sampe kejadian? Loe bukannya selalu savein pil KB ?" Potong adiknya.

"Khilaf.." Gumamnya.

Wulan mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Loe udah tesk pane?"

"Loe pikir gue arus listrik di colok tes pane? Tes pack bege."

"Iya itu maksud gue! Lo positif?" Tanya Wulan

"Negatif."

"Ha?"

"Otak gue negative. Ya iyalah positif! Kalau enggak ngapain gue drama picisan sama elu, adik kembar gue di jam 5 pagi nan berfaedah ini?" Jawab Mulan ngegas.

Wulan terdiam. Tidak percaya dia akan mempunyai keponakan sebentar lagi. Mana belum wisuda, belum kerja, mau dikasih jajan apa keponakannya nanti? Padahal salah satu tujuan hidupnya ialah membuat keponakan, atau anak dari kakak kembarnya Mulan, suatu hari nanti, lebih memilih Wulan dari pada Mulan. Ribet-ribet deh lu bacanya.

"Ini anak siapa kak?"

Mulan menggeleng pelan.

"lu gak tau anak siapa?"

Sekarang Mulan mengangguk.

"Kak Nadya udah tau?"

Lagi Mulan menggeleng.

"Anaknya udah dipastiin gak hetero kan?"

Lagi Mulan mengangguk.

"jancuk! Pertanyaan loe!" Kata Mulan sadar dengan pertanyaan aneh adiknya.

Wulan masih berusaha menerima kenyataan. Sebenarnya Mulan punya banyak hal lebih dari Wulan. Fisik ia lebih mbah henol. Cerdas, dia wisuda duluan. Pacar, tinggal pilih kayak beli balon tiup disupermarket. Semuanya lebih-lebih dari kembarannya Wulan. Termasuk pengalaman ehem2nya. Amat sangat berlebihan. Dan juga Mulan bisex, Wulan Lesbian. Dia bisa pacarana lebih dari satu gender.

"Ini gue serius Wulan.."

"Gue.. Gue gak tau mau ngomong apa.."

"Itu kan lu udah ngomong!" Jawab Mulan receh. Wulan ignore. Masih berfikir apa yang akan dilakukannya. Kakak kembarnya yang hamil, adiknya yang keringat dingin.

"Pacar lu kan dokter kandungan, tanyain gih, gimana kedepannya" Ucap Mulan sambil Merangkul tangan adiknya.

"Tapi pacar gue dokter kak, bukan konsultan kehamilan. Apa lagi diluar nikah.."

Wulan kalut. Ini hal yang diluar dugaan. Kakak kesayangannya, soulmate, partner hidupnya, belahan belahannya, Kembarannya! Hamil duluan dan lupa siapa ayahnya!

"Jadi gue mesti gimanaaa Wulaaan??" Rengeknya.

Sekarang ia tertunduk. Sedih. Menangis.

"Mulan.. udah jangan nangis.. kita pikirin sama-sama.."

"a..apa yang harus kita pikirin..." Ucap Mulan sambil terisak.

"Soal masalah ini.."

"Tapi.."

"Gpp, gue gak ngerasa diberatin kok.."

"Tapi.."

"Udah tenang aja, Gue bakal selalu ada buat loe." Ucap Wulan Tulus.

.

.

.

"Tapi.. gue boong."

END.

Girls At The Rainbow City (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang