Dhanu, sang Sesepuh Penunggu Sungai tiba di istana Pulau Kemaro lebih cepat dari perkiraan. Bhanu, Kilika, dan segenap komunitas siluman beramai-ramai menyambut kedatangannya di balairung istana. Sudah lima tahun sejak terakhir kali semua makhluk bertatap muka dengan Dhanu. Dia masih sosok dan pribadi yang tak seorangpun bisa lupakan. Rambut kelabunya masih sepanjang bahu. Sepasang mata hijaunya pun tak berubah, masih memancarkan kesejukan dan fertilitas yang sangat kuat. Tak seorangpun tahu berapa usia Dhanu yang sesungguhnya, namun tak seorang pula menganggapnya pernah menjadi tua. Sebab alasan itulah julukan sesepuh diberikan padanya.
Setelah menyapa semua makhluk penunggu Sungai Musi yang datang berduyun-duyun menyambutnya, tibalah momen dua utusan bertemu di sebuah bilik terpisah dari balairung istana. Kali ini mereka tidak berdua saja menikmati jamuan makan malam, ada Kilika sebagai orang ketiga. Siluman itu terduduk kikuk di antara Bhanu dan Dhanu, dua manusia abadi yang memiliki kekuatan dan elemen yang berbeda.
“Kau beruntung, Putri. Kemarin radar telepatiku baru saja berfungsi lagi ketika suaramu menembus kepalaku. Kalau tidak, aku baru akan mampir ke sini Minggu depan,” Dhanu menjeda kata-katanya untuk membersihkan mulut dengan secarik serbet makan. Lantas melipat asal dan meletakkan kembali serbet itu di sisi piring yang telah licin. “Sebenarnya, aku bisa ke sini kapan saja, tetapi jadwal kunjungan ke seluruh penjuru sungai menyita waktu sampai bertahun-tahun lamanya.”
“Memangnya apa yang terjadi dengan radar telepati para utusan? Masalah yang sama juga dialami Cumulusnimbuscirrusaltostratus. Aku tidak bisa menghubunginya sama sekali. Kemarin dia mengirimiku surat dari kerang pos, katanya radar telepatinya rusak, kredit dan kuota internet habis.”
“Mobilitas dan kemampuan para utusan dipengaruhi oleh kerusakan dan ketidakseimbangan ekologi yang berdampak pada elemen. Hal itu terjadi karena ulah sebagian manusia yang kurang elok berkelakuan. Banyak sungai dan danauku yang tercemar oleh sampah plastik, limbah beracun, dan sebagainya. Polutan itu mengakibatkan ketidakstabilan ekosistem. Aku harus mendengarkan keluh kesah para penghuni sungai dan danau. Bila mereka sengsara di suatu habitat, maka aku harus mengevakuasi mereka ke habitat yang lebih sehat. Aku harus mengalirkan aliran airku yang tersumbat oleh timbunan sampah. Aku bahkan harus menyusup ke kepala para pejuang lingkungan hidup, terus membisikkan sugesti agar mereka tak berhenti berkampanye untuk pergerakan hijau. Ketidakseimbangan lah yang kerap menjadi penyebab bermasalahnya radar telepati. Kalau untuk Pengendali Hujan, masalah utamanya mungkin bersumber dari pawang-pawang hujan nakal yang mengacaukan pengaturan cuacanya. Sedangkan untuk elemenmu, cahaya matahari, segalanya relatif stabil. Tidak mudah untuk dikacaukan.”
Bhanu meletakkan sendok dan garpu di tangannya ke atas piring makan yang masih tersisa setengah. Penjelasan dari Dhanu bukanlah hal baru. Hukum alam. Ia sudah bisa menebak situasinya. Bhanu hanya ingin Kilika menyimak penuturan Dhanu bahwa tak mudah mengobrak-abrik pengaturan cuaca. Ia ingin Kilika belajar dari kesalahan dan tidak mendesaknya untuk memanipulasi cuaca di kemudian hari. Toh siluman itu sudah berjanji tak akan meminta apapun lagi. Kilika harus memegang janji itu sampai mati.
“Jadi apa yang membuatmu tiba-tiba menginginkan kehadiranku malam ini, Putri?”Bhanu melayangkan lirikan mata ke arah Kilika, memberi isyarat untuk bersiap-siap menjalankan skenario yang telah mereka sepakati bersama. Malam ini air Sungai Musi akan bergejolak olah amarah sang sesepuh. Orang bijak mengatakan; malam adalah waktu yang baik untuk memaafkan, melupakan, merelakan, dan mempersiapkan diri untuk menyambut hari esok yang lebih baik. Itulah alasan Bhanu memilih waktu malam hari untuk berterusterang akan situasinya pada Dhanu. Ia sadar, ia sangat butuh bantuan sosok yang pernah menyelamatkannya dari kematian itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemarau di Musi
FantasyREMAKING COMPLETED. Bagi yang sudah memasukkan cerita ini ke library, ada baiknya menghapus cerita ini terlebih dahulu, lalu tambahkan ulang ke library kalian. Karena perbaikan mungkin akan mempengaruhi isi, plot, dan mungkin juga merusak tatanan ba...