PROLOG

18.7K 878 15
                                    

Aku membuka mata. Matahari masuk dari celah ventilasi jendela menyilaukan mataku. Aku bangkit dan mendapati diriku masih berada di sebuah ruangan asing yang tak ku kenali dengan kaki kiri ku masih di rantai. Tatapan ku nanar melihat kaki kiri ku yang mulai bengkak dan memerah parah akibat borgol yang mengikatnya. Aku menghela nafas panjang. Lelah. Sudah empat hari aku berada disini, menjadi tahanan seorang psikopat kejam. Diriku benar-benar berantakan. Aku bahkan belum mandi selama empat hari. Baju ku juga masih sama seperti terakhir kali psikopat itu menculikku. Kaos lengan panjang berwarna oranye dan celana jins yang bahkan bagian lututnya sobek memperlihatkan luka yang darahnya telah mengering akibat terjatuh saat aku mencoba melarikan diri dari cengkraman sang psikopat. 

Ku sandarkan tubuhku pada dinding. Menatap sekeliling. Ruangan bercat putih yang mulai kusam, dengan satu buah jendela ukuran sedang, tapi sayangnya ada beberapa balok kayu yang sengaja di pakukan dari luar menutupi seluruh jendela agar tak dapat dibuka oleh siapapun. Ada sebuah pot bunga besar disamping jendela menghiasi ruangan. Beberapa lukisan tergantung di dinding. Dan sebuah tempat tidur yang kini ku duduki, yang salah satu tiangnya adalah pusat ikatan rantai yang memborgol kakiku. Dan satu lagi sebuah meja kecil di samping tempat tidur. Menurutku ruangan ini atau tepatnya kamar ini terlalu bagus untuk jadi sarang psikopat. Ku tatap meja kecil di sampingku, diatasnya ada sarapan pagi untukku, beberapa roti panggang dengan selai coklat dan juga segelas susu. Heh, benar-benar membuatku muak. Untuk apa dia repot-repot memberiku makan tiga kali sehari dengan makanan enak jika dia masih saja menyekapku dan menyiksaku dengan borgol sialan ini. Kejam. Aku tak berselera memakan makanan dari seorang psikopat yang sudah membuatku menderita. Lebih baik aku mati daripada menanggung ini semua.

“Sial..” maki ku. Tepatnya untuk diriku sendiri yang dengan bodohnya masuk ke perangkap sang psikopat. Jika saja surat misterius itu tidak datang, jika saja aku berpikir lebih jernih waktu itu, jika saja aku lebih bijak dalam mengambil keputusan, aku tak akan berada disini sekarang. Bahkan mungkin, si psikopat itulah yang akan di borgol dan masuk kedalam penjara. Tapi nyatanya, aku memang seorang gadis bodoh dan ceroboh. Saat ini aku hanya berharap ada keajaiban yang mampu menyelamatkan hidupku dari si psikopat.

#####

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang