BAB 19

2.1K 123 27
                                    

( Author POV)

Sehari sebelum prom night sekolah akan diadakan, Lans beserta teman-teman sekelas nya berencana untuk datang kerumah duka Leo. Meninggal nya Leo beberapa hari lalu membuat semua nya jadi syok dan turut prihatin walaupun tidak ada dari mereka yang benar-benar dekat dengan Leo.

Pemakaman Leo sedikit terlambat di karena kan proses autopsi nya yang sedikit lama, di tambah tidak ada keluarga yang mengurus jasad nya. Setelah beberapa hari berada di kamar mayat dirumah sakit, barulah Ibu Leo datang dan ingin mengambil jasad nya untuk dimakamkan. Ibu Leo menangis sejadi-jadinya saat melihat jasad Leo yang pucat pasi dan dengan salah satu organ tubuhnya hilang. Yupp, jantungnya !

Pihak kepolisian yang menerima informasi dari pihak rumah sakit langsung mengambil alih dan berencana menyelidiki kasus Leo. Tersangka utama dari kasus ini tidak lain adalah ayah Leo sendiri. Karena terjadinya hal ini terhadap Leo, membuat polisi meyakini bahwa ayah Leo adalah dalang nya, tidak hanya Leo, tapi untuk semua korban-korban lainnya yang sudah lebih dulu mati dan kehilangan organ mereka.

Tangisan ibu Leo tak berhenti bahkan ketika pelayat sudah mulai sepi. Kebanyakan pelayat sudah pulang meninggalkan rumah duka, beberapa masih tetap tinggal. Entah untuk sekedar berbincang dengan sesama pelayat yang mereka kenal atau merokok di area samping gedung. Lebih tepatnya rumah mewah dengan tiga tingkat yang memiliki halaman sangat luas. 

Mata tajam Azra yang sedang merokok diam-diam di halaman belakang rumah menangkap bayangan sosok yang sangat ia kenal. Dengan balutan jas hitam, rambut yang di sisir rapi ke belakang dan wajah yang sudah mulai menua.

"Papa?" lirih Azra mengernyit.

Azra membuang rokok ditangan nya lalu mematikan api dengan menginjaknya. Sambil mengeluarkan permen mint dari saku celana nya, Azra berjalan mendekati sosok yang ia yakini sebagai papa nya itu.
Pria paruh baya itu sedang berbicara melalui telepon. Bahkan dari punggung tegap nya saja Azra sudah yakin pria ini memang lah papa nya.

Azra menepuk pelan pundak pria paruh baya di hadapannya, membuat pria itu mendadak membalikkan badan dan sedikit tersentak melihat Azra. Tangannya mengangkat keudara mengisyaratkan untuk menunggunya menyelesaikan telepon nya.

"Kau disini?" tanya papanya begitu selesai menutup telepon.

Azra mengangguk, "Sepertinya papa tidak menganggap Leo sebagai anak angkat papa," komentar Azra.

"Apa maksudmu?"

Azra mengidikkan bahunya,"Karena aku tidak melihat papa di dalam menemani wanita penggoda itu," Kekehnya pelan.

Pria yang di panggilnya papa itu menghela nafas berat, sedikit gusar dengan kelakuan Azra.

"Dengar Azra, berhenti memanggil nya wanita penggoda. Dia itu istri papa sekarang, dan itu artinya dia juga mama mu. Hormati dia seperti mama mu."

Azra tertawa lalu mendengus keras,"Apa? Menghormati nya?"

Azra meludahi permen mint yg ada di mulut nya dengan kasar ke tanah,"Bahkan sampai aku mati sekalipun, dia tidak akan pernah menjadi mama ku. Bagiku dia wanita kotor yang telah menghancurkan hidup mama ku. Mama kandung ku," ujar Azra penuh penekanan.

Pria paruh baya itu pasrah, lagi-lagi dia hanya menghela nafas. Bukan salah Azra jika memang Azra tidak ingin menganggap istrinya yang sekarang sebagai ibu nya. Pria itu sadar bahwa itu adalah kesalahannya yang telah berselingkuh dan meninggalkan istri serta Azra, anaknya.

Cukup lama mereka saling diam tanpa ada yang membuka suara. Azra duduk bersandar pada kursi taman, menidurkan kepala nya pada sandaran kursi menatap langit malam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang