BAB 13

5.9K 424 17
                                    

(Author pov)

Dua Minggu sebelum ujian nasional dimulai..

Diseberang jalan, tepat di samping tiang lampu jalan, seorang pria dengan jaket hitam dan masker wajah-yang juga berwarna hitam-berdiri dengan kedua lengan di masukkan kedalam saku jaketnya.

Setelah nya seorang pria dengan kacamata bertengger di batang hidung nya yang mancung berjalan menghampiri pria dengan jaket hitam itu.

"Leo temanku.." Sapa pria dengan jaket hitam itu.

"Jangan menyapa ku seperti itu. Ingat, kita bukan teman. Katakan apa mau mu" Leo sedikit jengkel dan langsung ke inti nya.

"Aku ingin kau membantu ku besok," perintah si pria dengan jaket hitam itu.

"Membantu apa?"

"Akan ku ku kirim kau pesan besok. Lakukan sesuai dengan apa yang ku perintahkan. Kalau tidak nyawa mu akan melayang!" Ancam pria dengan jaket hitam. Leo hanya menghela nafasnya.

"Tapi kau tidak lupa untuk membayar ku kan?" Tanya Leo memastikan bahwa apa yang akan di lakukannya besok terbayarkan.

Pria dengan jaket hitam mengangguk pasti. Lalu pergi meninggalkan Leo yang mematung menatap punggung pria dengan jaket hitam yang semakin menjauh. Leo benci harus menuruti perintah pria itu seperti anjing pesuruh. Tapi dia tidak punya pilihan. Dia butuh uang.

Keesokan pagi nya, pagi-pagi sekali dia sudah menerima sebuah pesan dari si pria berjaket hitam. Dia mengernyit, perintah nya kali ini sangat aneh, dan sebenarnya cukup memberatkan dirinya yang baru saja sembuh setelah beberapa hari lalu mengalami kesialan. Dia di rampok dan di pukuli. Belum lagi, dirinya memang bukan lah anak yang jago berkelahi, bahkan ketahanan tubuhnya juga lemah. Jadilah dia babak belur di tangan si perampok. Tapi sekali lagi Leo mengingatkan dirinya bahwa dia tidak punya pilihan lain.

Sebelum berangkat, Leo mampir ke sebuah gang kecil. Gang yang sama ketika dia di rampok. Leo di perintahkan untuk membenahi gang itu. Leo mulai memindahkan tempat sampah besi ke sudut gang merapat ke dinding gedung bersebrangan dengan tempat sebelumnya. Lalu Leo mulai meletakkan sebuah tangga yang dia bawa diatas tempat sampah yang ujungnya menyentuh puncak gedung. Disamping tempat sampah itu sendiri di susun beberapa balok batu bata. Entah untuk apa semua ini Leo sendiri tidak mengerti. Tapi ini lah perintah dari si pria berjaket hitam. Setelah semua beres, Leo pun berangkat ke sekolah seperti biasa.

Hari ini setelah pulang sekolah, Leo beserta beberapa orang teman sekelas nya akan mengadakan belajar bersama untuk persiapan ujian nasional.

Leo lebih banyak diam ketimbang berbicara menjelaskan rumus matematika kepada teman-temannya. Tapi untungnya, ada Lans-gadis yang dia suka sejak lama-yang masih mau mengajak nya berbicara walau tampak sekali Lans hanya berusaha untuk tidak membuat Leo merasa tersisihkan. Tapi Leo sudah cukup senang karena Lans. Setelah selesai, beberapa orang teman Leo pamit dan kini tinggal Lans dan dirinya.

Leo sempat berniat mengajak Lans pulang bersama karena rumah mereka tak berjauhan. Tapi Leo baru teringat akan perintah si pria berjaket hitam. Leo pun pamit lebih dulu pada Lans dengan alasan ingin mengambil barang ke loker. Setelah meninggalkan ruangan dengan Lans yang tinggal sendiri disana, Leo langsung melesat keluar sekolah bukan nya ke loker seperti yang di katakan pada Lans.

Leo mengarah ke gang kecil tempat yang dia benahi tadi pagi. Disana, disudut gang Leo berdiri gelisah. Menunggu si pria berjaket hitam datang. Cukup lama hingga sosok pria berjaket hitam muncul berlari kearah nya. Lalu mengisyaratkan pada Leo untuk masuk ke gang seperti yang di rencanakan.

Sebelum Leo masuk, Leo sempat melihat sosok Lans yang berlari dibelakang pria berjaket hitam dengan wajah kesal. Tapi Leo tidak punya waktu untuk berlama-lama melihat atau bahkan mencari tahu apa yang sedang terjadi. Leo segera masuk gang dan naik ke atas gedung menggunakan tangga. Tak lama disusul oleh si pria berjaket hitam.

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang