1. Sebuah foto

39.5K 2.3K 489
                                    

Setelah sampai di rumah, Adara langsung bersih-bersih, mandi, lalu membuat susu ovaltine yang sekarang sedang ia nikmati di beranda rumahnya.

Sejak tadi, saat Arial melambaikan tangan kepada Adara tepat saat turun di halte BST dekat novotel. Adara langsung kepikiran untuk stalk akun sosial media milik Arial.

Arial Sakti Dhanurendra, iya, tidak salah lagi. Meski baru sehari, iya sudah hapal karena Arial sering dipanggil oleh Bapak dan Ibu guru untuk membantu mengambil proyektor, buku di perpustakaan, juga ke kantor hanya untuk mengambil materi pelajaran.

Adara tersenyum sendiri kalau ingat semua itu. Tidak pernah ia bertemu ketua kelas seperti Arial. Adara suka sama Arial? Tentu saja tidak. Bahkan Adara masih terlalu kecil menurut Ayahnya untuk berpacaran.

Kalau kalian ingin tahu, sebenarnya Adara masih kelas 11. Tapi karena saat di SMAN 2 Bandung Adara merupakan siswi akselerasi. Jadi dapat dengan mudah bisa langsung masuk ke kelas 12 IPA 1.

Iya, kelas 12 IPA 1 di SMA Sedati Rama Surakarta yang anak-anaknya serius.

Tapi beda dengan Arial menurutnya, Arial masih enjoy untuk menikmati pembelajaran di kelas. Atau Adara yang kelewat santai ya? Tapi apakah se-enjoy itu? Adara belum sama sekali melihat Arial yang ambis dalam bidang pelajaran. Laki-laki itu hanya suka membawa banyak buku yang entah dibaca atau tidak, membawa laptop yang ujung-ujungnya digunakan untuk main game bersama rekan-rekannya di kelas, atau Adara yang belum sepenuhnya mengenal Arial, ya?

Ah, kenapa jadi berpikir sejauh itu? gumam Adara lalu meneguk ovaltine hangatnya.

Tapi saat ia mencari seluruh akun sosial media milik Arial, hasilnya nihil. Apakah, orang seperti Arial tidak bersosialisasi di media? Tapi, Arial punya banyak sekali teman di sekolah. Ia punya relasi yang kuat kepada guru-guru di sekolahnya.

Adara jadi bingung sendiri. Apa ia harus bertanya langsung kepada Arial, ya?

Bahkan saat Adara sudah menambahkan nomor whatsapp milik Arial. Profil picture-nya juga kosong. Kenapa sih orang-orang ganteng kayak gini selalu pelit nge-share mukanya? batin Adara.

Sebenarnya tadi pagi Adara hampir memanggil Arial dengan sebutan 'Kak' karena dia tahu pasti Arial lebih tua darinya. Tapi karena statusnya sudah sekelas. Jadi mana mungkin Adara memanggil Arial dengan sebutan Kak? Pasti itu menjadi hal yang sangat aneh.

Setelah selesai meneguk ovaltine-nya sampai habis. Ayah Adara pulang dan langsung memarkirkan mobil. Adara senang kalau Ayahnya pulang, entah kenapa ada banyak cerita yang ingin disampaikan. Maklum, Adara sudah tidak memiliki sosok ibu yang seharusnya ada bersamanya saat masa pertumbuhan Adara sekarang.

Tapi memiliki seorang Ayah super yang selalu mendukung kemauannya membuat Adara sangat beruntung sekali semesta bisa memberikan hadiah "Ayah" yang baik untuk menemani hari-harinya saat ini.

"Ayah."
"Halo sayang."
"Ayah, Adara mau cerita."
"Boleh," Ayah menaruh tas kerjanya di sofa rumah.

"Tadi Adara dapet temen baru yang baiiiiik banget yah! Masa iya dia sampe mau nganterin Adara pulang. Dia baik banget!"
"Serius? Wah siapa namanya Nak?"
"Arial yah. Dia ketua kelas di kelas Adara. Orangnya rapih, terus murah senyum gitu, yang Adara senengin lagi ya, Arial itu semeja sama Adara yah. Iih, gatau deh ini kenapa bisa seneng banget."

"Adara suka sama Arial?" goda Ayah padanya.
"Iih, apaan sih Yah! Nggak seru deh!" Adara cemberut, "kan Adara cuma mau cerita."
"Uhh, iya Nak iya. Terus gimana lagi?"
"Tapi pas Adara cari sosmednya Arial, Adara nggak nemu sama sekali yah."

"Serius?" tanya Ayah ikut antusias merespons Adara. Ah, beliau memang selalu baik. Selalu baik dan akan selalu begitu.

"Iya, mulai dari facebook, instagram, twitter, semua udah Adara cari eh nggak ada yah."
"Hebat dong dia."
"Hebat dari mananya Yah?"
"Ya, dia hebat. Laki-laki sejati itu nggak peduli sama sosmed. Dia bakal lebih loyal dan care sama temen-temen di dunia nyatanya. Contohnya dia care sama kamu meskipun baru kenal, kan?"

Arial & AdaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang