P.s : Aku boleh kan kalau minta kalian bacanya pelan-pelan dan diresapi? Hihi, terima kasih!
Selamat membaca.
***
Adara yang baik hati,
Aku tahu aku bukanlah pujangga yang bisa merangkai kata indah untuk membuatmu tersenyum.
Tapi sudahlah, dihari spesialmu ini. Aku hanya ingin mengucapkan banyak banyak terima kasih. Terima kasih karena kamu sudah memberi pengaruh besar dalam hidupku. Menjadi malaikat baik untukku.
Sebenarnya aku tidak ingin kita terlalu dekat seperti ini. Karena hal yang aku takutkan adalah ketika orang-orang di luar sana jadi tahu apa yang aku rasakan, apa yang aku idap sekarang, apa yang aku tanggung, dan beragam kesedihan lainnya yang membuat orang lain takut bermain, berinteraksi, dengan Arial yang sebenar-benarnya Arial di sini.
Aku nggak mau kamu tahu aku sering mimisan terus, aku nggak mau kamu tahu aku berasal dari keluarga yang bersahaja dan punya banyak masalah di dalamnya, aku nggak mau kamu tahu cerita tentang Nala—Koran yang dijual tiap sore itu—sampai cerita unik aku menjual ponsel.
Itu semua aku lakukan demi mempertahankan hidup dan rasa damai di keluargaku sendiri.
Aku penginnya kamu tahu aku adalah Arial yang sama seperti banyak anak laki-laki lainnya, itu saja.
Tapi entah kenapa Tuhan memilih kamu sebagai pendengar semuanya. Padahal kamu teman baruku di sini. Apakah memang kamu dikirimkan untuk menjadi pendengar dari segala kisah ini? Apa karena Tuhan begitu menyayangiku jadi dia tidak ingin aku menanggung beban ini sendiri?
Mungkin memang benar begitu, ya?
Ah, maaf malah jadi cerita begini.
Adara selamat ulang tahun ya! Aku sayang banget sama Adara, saking sayangnya aku sampai takut kamu jadi tertular sama apa yang aku idap sekarang. Ya walaupun sampai sekarang aku masih belum check up dan nggak tau aku terkena penyakit apa.
Tapi kalau aku boleh jujur Ra, akhir-akhir ini aku ngerasa capek banget untuk hidup. Bukannya aku kurang bersyukur atau apa Ra, jangan emosi dulu ya hehe.
Aku ngerasa bener-bener lelah di posisi aku yang sekarang, terkadang aku iri sama mereka yang bener-bener bisa menikmati masa remajanya. Bisa menikmati makanan enak, pakaian yang serba baru dan bagus, merasakan suasana belajar yang damai dalam rumahnya, dan mendapatkan kasih sayang yang benar-benar tulus dari Ayah juga Ibu. Tapi sayangnya, Ibu memberikanku keistimewaan untuk merasakan yang nggak dirasakan semua orang seusiaku.
Bukan hanya capek dalam bentuk tekanan sosial yang aku dapat Ra. Fisik aku juga akhir-akhir ini begitu lemah dan mudah kelelahan. Aku sudah berusaha menyeimbangkan pola makan, tidur, dan belajar eh alhasil nilaiku malah semakin turun. Mungkin aku harus sering begadang lagi untuk belajar seperti dulu deh biar nilaiku stabil kembali.
Mungkin dengan begini aku akan tumbuh menjadi orang yang bisa menghargai pekerjaan orang lain, menghargai uang, dan menghargai arti sebuah kehidupan. Aku jadi takut kalau disaat aku nggak menghargai makanan, karena mendapatkannya aja sampai susah payah.
Aku cuma berharap semoga apa-apa yang sudah kamu lakukan Ra, bakal dapat ganjaran yang setimpal dari Tuhan. Karena untuk membalasnya, aku nggak punya apa-apa selain kata terima kasih.
Aku seneng bisa jadi bagian dipertambahan umur kamu hari ini. Karena belum tentu esok, diumurmu yang ke-18 nanti aku masih ada di bumi. Oh iya siapa tahu aku sudah bisa melihatmu dari ketinggian, dari surga yang begitu damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arial & Adara
Ficção Adolescente[ TERSEDIA DI TOKO BUKU SELURUH INDONESIA ] Di sudut Kota Solo, di rengkuh semesta yang sedih melihat pemuda bernama Arial Sakti Dhanurendra. Pasalnya, Arial yang dikenal rajin, berwibawa, dan baik hati itu ternyata memiliki keluarganya tidak seharm...