Sixty-Five

2.4K 49 0
                                    

Pagi ini tepat jam sembilan. Airin dan Rama tengah berada di bandara. Karena memang hari ini adalah jadwal keberangkatan mereka pulang ke Indonesia. Bersama Bian juga Paula. Tidak.. Mereka tidak ikut ke Indo melainkan hanya mengantar keduanya di bandara.

"Gw bakalan kangen banget sama lu Bi! Hiksss.." ucap Airin yg sedang berpelukan bersama sahabatnya itu.

"Yah kok lu nangis sih.." ucap Bian sembari melepas pelukannya dan kini kedua tangannya telah memegang kedua bahu Airin.

"Hiksss.."

"Lu gk malu sama umur Rin? Ckk.. Udh segede gini masih suka nangis aja"

"Gk lucu.. Hikkss.."

"Ckk.. Kabarin gw kalo lu lahiran.. Jangan sampai engga! Gw mau baby lu lahir harus liat gw. Biar dia tau betapa gantengnya uncle Bian ckk.."

"Receh luu.."

"Hahaa gitu dong gk usah nangis.." ucap Bian pada Airin sembari mengecup kening Airin tepat di depan Paula juga Rama.

Seketika raut wajah Paula berubah. Sungguh ia merasa cemburu dengan dua insan yg ada di depannya ini. Berbeda dengan Rama ia bisa memaklumi kedekatan dua sahabat itu. Justru ia hanya mengeluarkan senyum haru ketika melihat kedua sahabat itu tengah mengucapak kata perpisahan dengan gaya kemesraan mereka.

"Gk usah jealous La.. Mereka emang gitu.. Saking dekatnya udah hampir kek pasangan" bisik Rama pada Paula. Ia sangat tau bahwa wanita bertubuh tinggi disebelahnya ini sedang dalam kondisi api cemburunya.

"Ah? Siapa yg jealous.. Engga kok Ram" jawab Paula sembari tersenyum mencoba menutupi rasa cemburunya.

"Ckk.. Saya bisa liat itu dari wajahmu La. Kamu gk perlu bohong sama saya" ucap Rama yg hanya direspon Paula dengan senyumannya.

"Airin dan Bian mereka sudah bersahabat sejak mereka masih sekolah di smk dulu. Udah tiga tahun lamanya mereka bersama. Bisa dibilang mereka sudah seperti saudara. Kamu harus bisa memaklumi itu La.. Karena bagaimana pun laki-laki jika ia mencintai seorang wanita maka seribu wanita yg mendekatinya pun bakalan diacuhkan. Jadi kalo kamu percaya Bian bisa mencintaimu. Kamu gk perlu takut kehilangan dia. Saya tau Bian adalah laki-laki yg baik. Terbukti dari sikap Airin yg terkadang lebih perhatian ke Bian daripada saya!.. Bukan karena dia suka tapi karena dia lebih menghormati dan menghargai Bian sebagai sahabat dan saudaranya" bisik Rama dengan panjang kali lebar dan kali tinggi kalo bisa wkk.. Tentunya masih dengan volume suara yg pelan.

Mendengar penjelasan dari Rama, Paula hanya tersenyum. Oke.. Dia mengerti sekarang. Biar bagaimana pun Airin jauh lebih dulu mengenal Bian daripada dirinya. Dan lagipula Airin sudah memiliki Rama. Tidak akan mungkin rasanya jika Airin mengkhianati suaminya dan lebih lagi dia akan memiliki buah hatinya bersama Rama.

"Woii.. Sorry sorry gw baru datang.. Gw belum telat kan? Kalian belum boarding kan?" ucap Leo yg baru saja tiba bersama istrinya.

"Belum.. Masih sekitar lima belas menit lagi" jawab Rama sembari melirik jam tangan miliknya.

"Barang-barang lu gimana? Udah siap semua kan? Gk ada yg ketinggalan kan?" tanya Leo lagi.

"Ckk.. Sok perhatian lu.." kekeh Airin.

"Calm Leo. Selama masih ada Airin semua aman terkendali" ucap Bian menimpali.

"Yah jelaslah.. Rama mah ceroboh. Gk teliti. Bisa-bisa ni yah mungkin dia bisa lupa kali ninggalin tetew nya di apartemen sekarang" ucap Airin meledek suaminya.

"Upsss.." kini Leo ikut tertawa bersama yg lainnya.

"Oh iya ini ada sedikit oleh-oleh dari gw dan Rama buat lu Leo sama istri lu" ucap Airin kemudian saat setelah usai menertawai suaminya.

AIRIN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang