09

2.5K 130 11
                                    

Hari minggu bagi Oca adalah hari dimana ia akan mulai hibernasi alias mager seharian tapi berhubung kemarin Adrian ingin mengajaknya keluar jadilah Oca gagal hibernasi. Tadi ia mandi pagi – pagi siapa tahu Adrian akan datang pagi, tapi sampai pukul setengah dua belas laki – laki itu belum juga ada kabarnya. Oca terus menggurutu ia tidak ingin mandi paginya rugi karena gagal pergi, ia juga sudah dandan cantik walaupun tanpa make up ia sudah cantik perlu digaris bawahi itu hanya kata Adrian lain halnya jika kata sahabat – sahabat sesatnya. Oca yang mulai jenuh menunggu tanpa kabar akhirnya ia meraih ponsel yang ada meja depannya.

Oca : Jadi nggak sih. Kalau nggak jadi mau tidur siang nih. Oca hanya bisa menghela nafas, pensan yang ia kirim hanya centang satu dan terakhir dilihat juga pukul enam tadi pagi.

Oca kembali mengalihkan rasa jenuhnya dengan menonton televisi tapi sayang acara tv dihari minggu zaman sekarang sudah tidak lagi semenarik saat ia masih kanak – kanak dulu. Setelah lebih dari sepuluh menit akhirnya ponselnya berbunyi tanda ada notifakasi pesan masuk.

Meta : Rantang Tupperware emak gua belom lu balikin.

Rupanya hanya pesan dari Meta yang menanyakan kabar rantangnya, ia jadi ingat kejadian dua hari yang lalu saat Adrian tidur dengannya. Mereka bangun karena perut lapar dan dikejutkan dengan lampu – lampu rumah yang sudah menyala serta rantang makanan di meja ruang tamu.

Oca : Yaelah rantang doang Met.

Meta : Heh.! Jangankan rantang, gua ngilangin botol satu biji aja udah diomelin. Buruan balikin.

Oca : Iya, iya besok gua balikin.

Setelahnya sudah tidak ada balasan pesan dari Meta, kadang ia merasa iri dengan hubungan Meta dan ibunya hanya karena botol minum yang hilang saja bisa jadi bahan pertengkaran yang menggemaskan. Lalu ia menscrool riwayat pesan – pesannya ia melihat pesan dari sang Mama yang isinya hanya transferan bulanannya.

Dengan ragu – ragu Oca mencoba mengetikan pesan. Berulang kali ia mengetik lalu di hapus lalu mengetik lagi hingga tiga menit lamanya akhirnya ia bisa mengetik pesan dan mengirimnya.

Oca : Ma. .

Butuh tiga menit hanya untuk mengirim pesan dengan dua huruf, pesannya langsung di balas.

Mama : Ya?. Sang Mama juga tak kalah irit membalas pesannya.

Saat sedang mengetik balasan pesan Mamanya ada pesan masuk. Lalu ia mengabaikan pesan dari Mamanya.

Adrian : Buka pintunya.

Oca langsung duduk tegak lalu berdiri membuka pintu, benar saja bocah kesanyangannya sudah di depan pintu rumahnya dengan cengiran lebar.

"Aku kira nggak jadi" ucap Oca sambil membuka pintu, meminta Adrian masuk.

"Tadi bantuin mama masang tabung gas dulu"

"Kenapa tabungnya?" Oca datang dari dapur dengan segelas es jeruk yang sudah sejak tadi pagi ia siapkan.

"Regulatornya minta ganti. Kita berangkat sekarang?"

"Terserah nggak jadi juga nggak pa-pa". Oca sudah duduk disamping Adrian sambil menyenderkan kepalanya dibahunya. Melihat Oca yang sudah hampir hilang minat Adrian merasa tidak enak hati. Ia menangkup kedua pipi Oca lalu mengucup singkat bibirnya.

"Maaf ya". Tatap Adrian fokus pada mata Oca, yang ditatap hanya bisa membalas dengan senyuman.

"Berangkat sekarang yuk? Sebagai permintaan maaf nanti kita makan malam di tempat special" lanjut Adrian.

My Sweety BrowniesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang