Kata orang - orang jika suasana hening dan mencekam itu tandanya ada hantu. Tapi kini Adrian tidak sedang uji nyali atau sedang berada ditempat berhantu, ia justru berada dirumah wanita cantik yang diam - diam ia sukai. Tapi kenapa bulu kuduk-nya kini justru berdiri?
Ini lebih seram dari film Suzanna-batin Adrian.
Meta sedari tadi hanya mondar - mandir tidak jelas dihadapan dua tersangkanya. Sedangkan Oca dan Adrian duduk manis berdempetan mengamati Meta.
Apa nggak lelah tu kaki, dari tadi mondar - mandir terus.
Merasa diawasi Meta langsung menatap dua tersangka dihadapnya. Dan dua orang itu langsung menundukan kepalanya. Meta sudah berulang kali menghelas nafas, ia jadi ingat ada orang yang bilang padanya jika ia menghela nafas ia akan kehilangan satu keberuntungan.
Meta tidak habis pikir dengan adengan yang barusan ia lihat. Ia memergoki sahabat dan mantan muridnya sedang berciuman mesra. Meta hanya bisa geleng - geleng. Pantas saja akhir - akhir ini Oca jarang kerumahnya, karena ia punya murid dirumah.
"ADRIAN"
"YA BU" balas Adrian dengan nada terkejut.
Meta menghela nafasnya lagi. Mendengar namanya di panggil dengan nada tegas Adrian kaget bukan main. Gimana tidak kaget, suasana hening dan mencekam tiba - tiba ada yang namanya.
"Udah malem, kamu pulang gih"
"SIAP BU". Balas Adrian dengan tegas.
Alhamdulillah selamet - selamet. Batin Adrian sambil mengelus dada.
Adrianpun segera merapikan buku - bukunya. Setelah merapikan bukunya serta mengenakan jaketnya ia pamit pulang pada Meta. Mantan Gurunya itu kini tengah duduk dan menyandarkan kepalanya sambil memenjamkan matanya. Meta hanya membalasnya dengan gerakan tangan mengusir. Melihat sikap Meta, Oca hanya tersenyum maklum pada Adrian. Wajah laki - laki itu juga masih pucat. Oca mengantar Adrian sampai depan pagar rumahnya.
"Aku pulang dulu ya. Jangan lupa kunci pintunya" ucap Adrian sambil mengenakan helmnya.
"Kamu juga hati - hati nyetirnya. Kalo udah nyampe rumah kabarin ya?"
Adrian hanya mengangguk sebagai balasan, ia juga mengusap puncak kepala Oca.
"Masuk gih"
"Iya. Jangan ngebut ya".
"OCAAA!!"
Teriakan keras dari dalam rumah Oca bagaikan alarm bahaya untuk Adrian ia pun langsung memacu motornya, cepat - cepat menjauh dari rumah itu.
"Apaan sih Met? Malem - malem teriak - teriak nggak jelas".
"Murid lo udah pulang Ca?"
"Apaan sih lo, lo tidur sini apa pulang?"
"Tidur sini, siapa tahu kalo gua pulang tu bocah balik lagi"
Oca merotasi matanya ia jengah, Meta dengan sifat protektifnya adalah kombinasi yang menyebalkan. Ia memilih duduk selonjoran di karpet. Ia menyandarkan kepalanya dikursi sambil menatap langit - langit rumahnya.
"Nggak ada yang mau di jelasin Ca?"
"Cuma temen Met"
"Temen kok main nyosor, lo apain tu bocah. Adrian yang gua kenal disekolah anaknya anteng - anteng aja. Pinter nggak banyak tingkah."
Mendengar ucapan dari Meta, Oca merasa ia adalah tersangka dalam adegan tadi. Tapi tunggu dulu gimana Meta bisa tau kalo Oca yang mulai duluan?. Ia langsung duduk tegak menatap Meta sambil melototkan matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/167176486-288-k729259.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweety Brownies
Roman d'amour"Lo putus dari pria tampan, mapan, mateng. Dan sekarang beralih ke anak SMA?" - Meta E. Wulandari "Yang mateng gak bisa bikin gua bahagia". Rossa Anandita Putri