10

2.5K 132 3
                                    

Oca mengira Adrian akan mengajaknya makan ke tempat makan mewah karena laki – laki itu sedari tadi mengatakan akan mengajak ketempat special. Oca juga tidak berharap besar ia sadar diri jika kekasihnya masihlah pelajar bukan pengacara atau pengusaha sukses. Jadilah Oca disini sekarang, duduk di hadapan meja makan di tempat yang special dengan menu makan malam tumis sayur pakcoy, ayam rica – rica, bakwan jagung, perkedel kentang, sambal goreng ati dan tak lupa kerupuk benar – benar menu khas makanan rumahan.

Yah, Oca tidak diajak ke rumah makan melainkan ke rumah Adrian. Oca kaget bukan main, ia bahkan hampir nekat ingin loncat dari motor saat Adrian mengatakan ia akan mengajak kerumahnya. Bukannya Oca tidak mau, ia hanya belum siap dan ditambah ia datang dengan tangan kosong. Setidaknya Oca sedikit bersyukur ia masih mengenakan pakaian yang sopan dan ia juga merasa lega karena Mama Adrian sangat baik menyambutnya.

"Nak Oca mau lauk apa?" Tanya mama Adrian sambil mengambilkan sepiring nasi untuk Oca.

"Biar Oca ambil sendiri tante". Kata Oca sungkan.

"Nggak pa-pa Adrian juga gitu kalau makan masih sering minta diambilin". Mama Adrian akhirnya mengambilkan semua lauk – pauk yang ada hingga membuat piring Oca terlihat penuh. Dalam hati Oca berharap semoga perutnya muat. Oca menatap ngeri pada perkedel kentang, ia tidak suka oalahan berbahan dasar kentang kecuali donat.

Adrian yang sedari tadi mengamati interaksi antara Mamanya dan Oca hanya bisa menggulum senyum. Ia juga tidak menyangka Mamanya bisa menerima Oca dengan sangat baik. Adrian mengkerutkan keningnya ketika melihat Oca yang menatap makanannya dengan tatapan kikuk.

Adrian geleng – geleng kepala, piring Oca penuh dengan semua lauk – pauk yang ada. Namun padangan Oca lebih fokus ke arah perkedel kentang.

"Siniin perkedelnya buat aku aja". Ucap Adrian membuat kedua wanita itu menoleh padanya.

"Adek mau lagi perkedalnya. Nih Mama ambilin".

"Nggak Mah". Adrian menolak uluran perkedel dari sendok Mamanya. "Siniin aku tahu kamu nggak suka kentang jadi nggak usah dipaksain, Mama pasti ngerti kok. Iyakan Ma?". Kata Adrian sembari menoleh ke Mamanya, meski awalnya tidak paham akhirnya Mamanya mengerti juga.

"Iya, nggak pa-pa kok. Maaf ya, tante nggak tahu nak Oca nggak suka kentang". Kata Mama Adrian sambil mengelus punggung Oca dengan lembut.

"Maaf ya tante, Oca jadi nggak enak". Oca benar – benar tidak enak hati, sebenarnya ia bisa saja pura – pura memakannya tapi Adrian cepat peka padanya.

***

Oca benar – benar kagum pada Mama Adrian. Mama Adrian tipe wanita yang lembut dan perhatian, setelah mereka selesai makan Oca membantu mencuci piring. Sedangkan Adrian mengantarkan makanan ke rumah dua janda tua yang rumahnya tak jauh dari rumah Adrian.

Tapi hingga Oca selesai membantu mencuci piring Adrian juga belum kembali. Ia sempat berfikir apa laki – laki itu sengaja meninggalkannya hanya berdua dengan Mamanya?

"Nak Oca kita duduk di teras yuk?". Ajak Mama Adrian sambil membawa nampan berisi dua cangkir wedhang jahe dan setoples enting – enting kacang.

Oca masih sedikit canggung padahal Oca tipe orang yang mudah membaur sebenarnya, tapi entah kenapa malam ini ia sedikit gugup dan kikuk.

"Jadi nak Oca tinggal sendiri di sini?" tanya Mama Adrian memecah kesunyian.

"Iya tan. Papa dan Mama udah pindah ke Surabaya".

"Nak Oca nggak kepingin nyusul kesana?"

"Belum ada rencana untuk saat ini. lagi pula temen – temen Oca juga di sini semua". Mama Adrian hanya bisa tersenyum maklum.

My Sweety BrowniesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang