Oca tidak langsung minta diantar pulang kerumah neneknya, tapi ia ingin mampir dulu di tempat kerja Bang Ipul. Dan pria yang menjemputnya tadipun setuju - setuju saja karena mumpung coffe shop nya juga belum buka.
Setibanya di coffe shop Oca dibuat kaget, karena tempatnya bisa dibilang tersembunyi. Bang Ipul membuka rolling door menoleh kebelakang memberi kode kepada Oca untuk masuk, Oca masih bingung dengan konsep coffe shop ini.
"Mau minum apa?".
"Apa aja bang, yang penting bukan kopi". Bang Ipul akhirnya membuatkan Oca segelas besar es teh manis.Oca tidak bisa berhenti mengitari tempat ini, segala pernak - pernik yang ada membuatnya kagum.
"Bang, itu napa sepeda nangkring di situ?" Tunjuknya pada sebuah sepeda fixie yang di taruh didinding atas.
"Biar nggak kosong tembok atasnya" jawab bang Ipul sambil membuatkan es tehnya.
"Kalo jatoh terus kena kepala kan ya lumayan bang. Terus ini juga, kenapa dinding - dingding diluar sini pot tanemannya pake sepatu? Sepatu siapa lagi ini" Oca terus menanyakan apapun yang ia lihat.
"Ah bawel, nih es teh lo porsi minumnya buto ijo".
Akhirnya Oca menghentikan rasa penasarannya pada tempat ini memilih duduk manis sambil minum es teh manis.
"Ebuset ini gelas apa mangkok sayur? Gede banget lu pikir gua unta apa minum sebanyak ini".
"Sapa tau lo haus banget" jawab bang ipul enteng sambil menyalakan rokoknya.
"Sewa di tempat kaya gini mahal nggak bang?"
"Nggak" jawab bang ipul sambil mengepulkan asap rokoknya. Oca agak risih dekat-dekat dengan orang yang merekok akhirnya ia memilih untuk ke kamar mandi.
Tapi baru juga ia masuk ke dalam kamar mandi, Oca sudah di buat merinding. Dengan suara ramai-ramai orang mengobrol di balik tembok. Dan ia pun keluar lagi tidak jadi menunaikan hajatnya.Bang ipul yang melihat Oca keluar dengan raut muka ketakutan pun tersenyum geli.
"Kenape?"
"Di balik tembok ini apa?" Tanya Oca dengan tangan dan kaki mendadak dingin.
"Emang kenapa?"
"Gua tadi denger kaya banyak orang ngobrol gitu, terus ada suara gedebuk - gedebuk juga".
"Mungkin ada orang meninggal". Jawab bang ipul dengan enteng.
"Hah?! Masudnya?"
"Iya, dibalik tembok itu kuburan. Kalo nggak percaya intip aja". Nggak mau dibuat penasaran ataupun merasa dibodohi Oca akhirnya mengambil satu kursi dan menaikinya ia mengintip lewat celah lubang roster dinding dan betapa kagetnya ia. Ternyata benar dibalik tembok ini adalah pemakaman umum, dan tepat di bawah ia berdiri sedang ada penguburan.
Oca langsung duduk kembali di samping bang ipul meminum es teh manisnya hingga tinggal setengah gelas.
"Gila. Gila. Udah tempatnya tersembunyi, di parkiran depan ada pohon - pohon besar belakangnya kuburan. Lo mau buka tempat nongkrong apa uji nyali sih bang?"
Bang ipul tertawa puas melihat raut wajah Oca. Campuran antara kesal dan takut jadi satu tidak salah ia memberikan es teh porsi unta.
"Ya gimana lagi, paling murah ini"
"Emang berapa?"
"Murah banget pokoknya"
"Iya berapa? Tinggal jawab nominalnya aja". Belum juga bang ipul menjawab berapa biaya sewa ruko unik ini, datang seorang pria naik motor sambil membonceng pot yang sudah ditanami bunga kaktus coboy ukuran besar."Woy cok ewangi. Malah ndlongop ae". Bang ipul langsung mematikan rokoknya dan berlari kearah pria berbadan kurus dan rambut gondrong itu tanda bahwa ia butuh bantuan.
"Lha pak e ndi?" Tanya bang ipul pada pria itu.
"Tak tinggal ning pasar Kojo mari ngene tak jemput". Oca yang tak paham dengan apa yang mereka obrolkan memilih menghabiskan es teh nya, dan ia baru sadar tidak disajikan cemilan. "Semoga tidak kembung perutku nanti" batin Oca."Eh maaf mba nggak lihat kalo ada orang di dalam" ucap pria tadi sambil mengulurkan tangan "Mamad".
Oca pun tersenyum geli menerima jabatan tangan "Oca".
"Ayu tenan pul konco mu. Jek jomblo po wes due gandengan ki?"
"Wes due buntut. Wes wes ndang kono pak e ndang di jemput"
"Oalah pul pul, lagi ae sitik ingeti sing bening". Mamad pun pergi meninggalkan coffe shop dengan menggerutu.
"Napa temen lu tadi?" Tanya Oca pada Bang Ipul.
"Nggak papa. Udah pernah coba nasi pecel asli Madiun?" Tanya bang ipul mengalihkan topik bisa-bisa Oca besar kepala kalo dipuji cantik.
"Udah, kalo lebaran tante suka buat. Emang kenapa?".
"Tapi belum pernahkan makan nasi pecel dibawah pohon beringin tua-besar-samping kuburan kan?".
"Lo ngajak makan atau ngajak uji nyali?".
"Eh beneran, enak banget nasi pecelnya. Kapan - kapan dah gua ajak kesana. Siang-siang aja tapi kalo malem gua juga kagak berani". Ucap bang Ipul sambil tertawa nyatanya ia juga belum jadi pemberani.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweety Brownies
Romance"Lo putus dari pria tampan, mapan, mateng. Dan sekarang beralih ke anak SMA?" - Meta E. Wulandari "Yang mateng gak bisa bikin gua bahagia". Rossa Anandita Putri