16

1.1K 85 14
                                    

Oca memeluk erat pinggang orang yang memboncengnya dengan motor bebek Suzuki Satria 2- tak, ia tersenyum karena sudah sangat lama ia tidak di bonceng dengan motor bebek seperti ini. Oca baru bisa mengunjungi Adrian di Jogja sekarang, setelah beberapa minggu terakhir ia dibuat pusing dan bimbang dengan pilihannya.

Dua minggu yang lalu papa memberi kabar jika neneknya sudah membaik, dan neneknya memilih untuk pulang ke kampung halamanya di Madiun. Karena di kota itu pula sang kakek dimakamkan dan neneknya tidak ingin tinggal berjauhan dengan suaminya. Tak hanya memberi kabar tentang kondisi sang nenek, papa juga menawarkan Oca untuk bekerja di sana mengurus toko oleh-oleh milik mamanya. Setelah berdebat dengan ego dan realitas keadaan akhirnya Oca setuju untuk pulang kampung ke tempat neneknya dari pada ia di Jakarta masih belum dapat pekerjaan, lagi pula ia dulu sering main ke Madiun ketika lebaran untuk ziarah kubur di makam kakek.

Sebelum pulang kampung, Oca memutuskan untuk mampir dua hari di Jogja. Selama di sini ia menginap di homestay daerah Sosrowijayan. Setibanya di homestay Oca di kenalkan dengan pemiliknya yang ternyata adalah tante Adrian. Tante puput atau Te Put begitu Adrian memangilnya.

"Kalian sebelum jalan-jalan makan dulu ya, Dri nak Oca nya di ajak makan dulu ya udah tante siapin makanannya, tante mau keluar sebentar" ucap Te put pada mereka berdua.
"Terimakasih tante" ucap Oca dengan senyum sungkan.
Saat tante Puput sudah sampai di depan pintu, beliau kembali membalikkan badan tidak jadi melangkah keluar. Lalu menatap kedua anak muda dihadapannya. Oca yang merasa dipandangi dari bawah ke atas merasa sedikit risih. Dan tante Puput mencoba mengingat-ingat muka gadis ayu di depanya namun tak ingat apapun.

"Kenapa te? Ada yang ketinggalan atau mau Adrian anterin?" Tanya Adrian mengalihkan tatapan tantenya.

"Ah, nggak ada. Tante udah pesen ojek tadi, Dri jangan macem-macem ya kamu" pesan tante Puput dengan nanda sedikit mengancam. Yang dibalas dengan anggukan mantap "Aman Te" barulah sang tante benar - benar pergi meninggalkan mereka berdua.

Setelah makan Oca diajak Adrian untuk jalan - jalan. Walaupun sudah sering main ke Jogja Oca tidak pernah bosan, baginya Jogja selalu membuat rindu untuk dikunjungi meskipun yang ia kunjungi tempat itu-itu saja.

"Besok aku ada UKM jadi nggak bisa anteri kamu ke stasiun" kata Adrian memecah keheningan, karena sedari tadi Oca hanya diam sambil memandangi pohon beringin besar. Oca menoleh ke arah Adrian, lalu mengambil tangan kanan pria itu. Oca menggenggam erat tangan Adrian sambil menganggukan kepala tanda Oca tidak masalah jika ia tidak di antar, sudah dijemput saja lebih dari cukup untuknya.

"Kamu aneh hari ini" kata Adrian lagi. Karena lagi - lagi Oca kembali diam dan memandangi pohon beringin lagi.

"Jalan-jalan ke Malioboro yuk, siapa tahu ketemu pernak - pernik yang lucu" ajak Oca yang langsung bangkit berdiri dari duduknya. Adrian yang melihat Oca semangat juga ikut jadi semangat, sebenarnya ada pertanyaan yang ingin ia tanyakan namun tidak jadi ia tanyakan pada Oca karena ia masih menunggu waktu yang tepat.

Sepanjang menyusuri penjual pernak - pernik Oca tidak henti-hentinya menanyakan pada Adrian apakah barang ini harus ia beli atau tidak. Dan Adrian memberikan jawaban yang tepat, jika tidak penting dan tidak diperlukan tidak usah dibeli.

Tak hanya antusias pada barang-barang dagangan yang di pajang sepanjang jalan, Oca juga terus berceloteh bagaimana ia selalu merindukan Jogja padahal ini bukan kampung halamannya. Ia bahkan punya cita-cita untuk pindah di Jogja saja. Dan entah kenapa Adrian tetap merasa ada yang aneh dari Oca, ia berusaha menipis semua prasangka - prasangkanya.

Saat tidak sengaja melewati penjual pernak - pernik Adrian langsung mengenggam tangan Oca. Oca yang terus jalan hampir tersungkur di buatnya. "Maaf, kamu nggak papa?" Tanya Adrian. Yang dibalas Oca dengan anggukan dan senyuman manis khas Oca.

My Sweety BrowniesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang