Chapter 4 : Closer
"kau yang memintaku melakukannya, young lady.." dan selang beberapa detik kemudian tubuhku terangkat dan dunia dalam pandanganku terbalik.
"HEY! TURUNKAN AKU!!" protesku. Dunia terbalik bukan karena Tuhan, tapi karena Joe. Dengan seenak hatinya dia mengangkatku dibahunya. Aku terus memukul punggung nya agar dia menurunkanku tapi dia tetap berjalan terus. Membuatku sedikit pusing kerna posisi seperti ini.
"JOSEPH OAKLEY EDWARDS!! TURUNKAN AKU! SEKARANG!!" kataku dengan penuh emosi. Kampus belum sepenuhnya sepi. Beberapa mahasiswa lain yang berada dikampus pun dibuat tercengang oleh kelakuan nya. oh great job, Joe..
"waw, hebat sekali kau.. sudah hafal nama lengkapku.." ujarnya lalu menurunkanku kedalam mobil sport hitamnya lalu memasangkan sabuk pengaman padaku. aku hanya bisa melipat kedua tanganku kedepan dada dan menekuk wajahku.
Baru saja aku memaafkannya, eh dia sudah bertingkah lagi.
"kau membuat kita menjadi tontonan mahasiswa lainnya, kau tahu?" kataku saat dia mulai menghidupkan mobilnya.
"like I care, eh? Biarkan mereka tahu bahwa kau adalah milikku." Responnya sambil tersenyum jahil kearahku.
"milikmu? Huh! Never in a billion years, Mr. Edwards..." dia kembali tersenyum mendengar jawabanku, "akan kupastikan nama belakang mu menjadi Edwards, Miss Zoella Oliver Evans.." dengan gerlingan nakal dari matanya aku membuang mukaku kearah jendela.
Kota London sudah mulai ramai kembali dengan arus kendaraan para pekerja dan pejalan kaki yang baru saja pulag dari tempat mereka bekerja. Kemacetan tidak bisa dihindari lagi sekarang. Dan satu hal yang paling ku benci di sini. Traffic jam.
Hening. Sangat hening dalam mobil ini. aku tidak berniat membuka percakapannya lagi karna dia selalu merespon dengan jawaban aneh yang keluar dari bibir nya itu. perumahan tempatku tinggal sudah mulai terlihat.
"how-----" belum sempat aku bertanya dia sudah menjawab nya, "I know everything about you, young lady.."
"dasar penguntit!" omelku, "and stop calling me young lady, Edwards.." sambungku.
Mobil sport mewah ini berhenti tepat didepan rumahku yang kecil ini. segera aku melesat keluar, "apakah tidak ada ucapan terimakasih untukku?" katanya yang membuatku berhenti berjalan dan berbalik menatapnya yang sedang menatapku menggoda dari balik kemudinya.
"oh ya! Hampir saja lupa!" aku tertawa hambar, "I hate you, old man!" seruku dan langsung kembali berjalan kedalam rumah.
"I'm not an old man!" serunya, "yes, you are!" jawabku sebelum aku menutup pintu rumahku.
Aku menghempaskan tubuhku ke sofa empuk, memejamkan mataku dan mencoba merilekskan tubuhku. Andai saja dia tidak berperilaku seperti itu, mungkin aku akan menerima ajakannya untuk pulang bersama dengan senang hati. Menghemat budget ku juga, bukan?
***
Selesai mandi, aku merogoh tasku. Mencari sesuatu yang putih, lebar, dan tipis. Sebuah jadwal kuliahku selama satu semester ini. meniti satu persatu jadwalku disana. Ah besok aku mendapatkan libur dua hari. Akan kumanfaatkan untuk mencari pekerjaan besok.
Jika saja ayah tidak menghukumku hanya karna aku mengatakan sebuah fakta tentang anak dari kolega nya saja. Aku tidak akan repot untuk mencari pekerjaan seperti ini.
Baru saja aku ingin merebahkan tubuhku dikasur, tapi bunyi bel rumahku menghalangiku. Siapa juga sih yang bertamu malam malam seperti ini? orang tuaku? Tidak mungkin, mereka akan datag berkunjung saat masa hukumanku habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joe & Zoe [ON HOLD // Sugg's]
Teen FictionATTENTION : ONLY FOR 18 YEARS AND ABOVE! Mereka hanya sepasang manusia yang terbuai akan indahnya cinta.... Dan itu normal.