☆Hidup Tanpa Alian☆

1.3K 92 7
                                    

                 Disisi lain Satya duduk termenung di tempat kerjanya sambil memandang Foto Putranya Alian.

           Keempat teman Satya merasa kasihan melihat Satya seperti Kehilangan semangat Hidup sejak kepergian Alian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


           Keempat teman Satya merasa kasihan melihat Satya seperti Kehilangan semangat Hidup sejak kepergian Alian.
"Satya,Gue tau lo sangat rindu sama Alian,Kalau lo Rindu sama Alian Sat,Cari dia bukan lo malah diam kayak gini" Ucap Dewa.
"Gue masih kecewa sama Alian dan Gue merasa gagal menjadi seorang Ayah yang Baik,Anak gue udah melakukan Hal itu tapi dia malah kabur gitu aja dari rumah,Gue gagal jadi seorang Ayah,Gue gagal" Ucap Satya menangis dan menjambak rambutnya.
"Maafin Alian,Pa"
                 Satya terkejut mendengar suara putranya.Dia mendonggakkan kepalanya.Dia melihat Bayangan Alian di depannya.
"Alian" Ucap Satya.
              Keempat teman Satya terkejut melihat Satya memanggil Alian dan mereka melihat Satya menatap Kursi di depan jelas jelas kursi itu Kosong.
"Papa jangan nangis lagi ya Pa,Papa harus bahagia,Alian baik baik aja" Ucap Alian terdengar Lirih.
             Satya mengangkat tangannya ingin menyentuh Putranya.Alian tersenyum dan Tiba Tiba Bayangan Alian menghilang.
"Alian,Alian" Ucap Satya Menangis.
           Alfa yang melihat Satya menangis pun menepuk bahunya untuk menenangkan Satya.Satya mengingat Kenangan.Kenangan Saat Alian main kesini bersama Sisilia.

              Satya sedang mengerjakan tugas Kantornya.Tiba tiba Pintu ruang kerjanya terbuka.Terlihat di sana ada Alian Dan Sisilia.
"OLALALALA BABY PAPA" Teriak Sisilia dengan Suara 8 Oktafnya berlari menghampiri Satya.
            Alian menutup kupingnya yang terasa sakit.Gimana nggak Adiknya teriak Di dekat telinga dia.Alian berjalan menghampiri Satya.
"Eh Bawel,Bisa nggak sich suara lo di kecilin Aja" Ucap Alian Kesal.
"Bodo Amat,Kan Lia kangen sama Papa" Ucap Sisilia memeluk Satya manja.
"Dih Manja lo" Ucap Alian membuka Rantang yang di bawa.
           Alian menaruh makanan itu di hadapan Satya.
"Ini Pa,Dimakan masakan Mama,Mama nggak bisa antar soalnya dia masih ada urusan di rumahnya" Ucap Alian.
            Satya hendak menyantap makanan.Tiba tiba Dia merasa Kepalanya pusing.Satya memijat tengkuknya.
"Pa,Papa kenapa" Tanya Alian Khawatir.
"Papa hanya pusing aja" Ucap Satya memijat tengkuknya.
           Alian berdiri dan berjalan menghampiri Satya.Alian memijat kepala Satya.Satya tersenyum melihat Putranya memijat kepalanya.
"Papa jangan capek capek Alian nggak mau Papa Sakit" Ucap Alian Memeluk Leher Satya setelah memijit Kepala Satya.
"Iya,Alian,Makasih ya udah perhatian sama Papa" Ucap Satya.
             Mereka tersenyum bahagia.

          Satya menangis mengingat Kenangan itu.Walaupun Alian Dingin dan Introvent.Dia anak yang sangat perhatian kepada kedua orang tuanya.
            Malam Harinya Satya mengemudikan mobilnya dan Dia menghentikan mobilnya setelah melihat lampu merah.Satya tak sengaja melihat 2 Pengamen.
Mengingatkan dirinya dan Alian yang dulu suka mengamen hanya untuk Iseng.

            Mobil Satya berhenti karena lampu merah.Alian berada di samping Satya.Alian dan Satya kadang Kadang menghabiskan waktu berdua tanpa ada Amara dan Sisilia.Alian menoleh melihat seorang pengamen.
"Ngamen yok Pa,Bosan nich masa Quality Time makan Restoran melulu kan bosan jadi ya" Ucap Alian.
"Emang kamu mau panas Panasan di luar" Tanya Satya mengacak rambut Putranya yang masih Kelas 3 Smp.
"Mau,Alian pengen ngerasain,Gimana sich susahnya cari uang sendiri" Ucap Alian Tersenyum.
"Ya udah Ayuk,Biar Quality time kita lebih menyenangkan" Ucap Satya mengacak rambut Putranya.
"Yeaah" Ucap Alian Girang.
              Satya tersenyum melihat Putranya kegirangan seperti itu.
           Lampu merah pun berganti dengan lampu Hijau.Satya menepikan mobilnya ke pinggir jalan.Alian keluar dari mobil dengan Girang sambil membawa gitarnya.Satya tersenyum melihat Alian yang berlari menghampiri Para pengamen yang berdiri di pinggir jalan.Satya berjalan mendekati Putranya mengunakan Kameranya memotret Alian.
"Boleh ikut ngamen nggak" Tanya Alian.
"Boleh sich tapi kan kamu anak orang kaya,Apa kamu nggak malu" Tanya Pengamen.
"Nggak,Buat apa Gue malu,Kecuali kalau gue nggak pakai baju baru gue malu" Ucap Alian Tertawa kecil.
"Ya udah ayuk kalau mau" Ucap Salah Satu pengamen itu.
            Alian dan Para pengamen melihat Lampu lalu lintas.Mereka melihat lampu lalu lintas sudah berwarna merah.Mereka berjalan di setiap mobil Sambil mengamen.Satya tertawa melihat Putranya yang begitu bahagia mengamen di setiap mobil.
"Ada Satpol PP,Kabur semuanya" Teriak Salah Satu pengamen.
             Semua pengamen dengan Alian berlari dari satpol PP.Satya tertawa melihat itu.Tiba tiba Alian menarik tangan Satya untuk berlari.Mereka berlari dari kejaran satpol PP.
             Alian dan Satya masih berlari dari satpol PP.Alian dan Satya melihat ke sekeliling mencari tempat persembunyiaan.Satya melihat Tong Air.Dia langsung menarik Alian bersembunyi di balik Tol.Mereka bersembunyi di balik Tol.Tiba tiba mereka melihat Satpol PP melewati mereka.
"Mana tuch orang kaburnya cepat benar" Ucap Salah satu Satpol PP.
"Ayo,Cari tempat lain" Ucap Salah satu Satpol PP itu.
            Satya dan Alian tertawa melihat Satpol PP itu udah pergi meninggalkan mereka.
          Beberapa Saat Kemudian.
      Alian dan Satya berjalan menuju mobil mereka.Alian merasa sangat lelah.Satya melihat Putranya kelelahannya.Satya membungkukkan badannya membelakangin Putranya.
Alian bingung dengan Apa yang di lakukan Satya.
"Papa ngapain" Tanya Alian.
"Ayo naik,Katanya capek sini Papa gendong" Ucap Satya.
"Yakin Pa,Nanti Encok loh" Ucap Alian tertawa.
"Kamu pikir Papa setua itu Papa masih umur 31,Ayo cepat naik" Ucap Satya.
           Alian langsung melompat menaikin punggung Satya.Satya hampir termaju.Karena Alian Memiliki Sifat seperti Amara yang langsung main lompat tanpa bilang.Jadi Satya belum ada persiapan.Satya berdiri sambil mengendong Putranya dan Satya berjalan.Alian memeluk leher Satya.
"Pa,Papa sayang sama Alian" Tanya Alian.
"Sayang dong,Sampai kapanpun Papa akan sayang sama Alian" Ucap Satya menoleh memandang Pria yang sangat mirip dengannya.
"Kalau Alian cacat Apa Papa akan menyayangi Alian" Tanya Alian Tiba tiba.
"Apapun Kondisi Kamu,Papa akan selalu menyayangi Alian" Ucap Satya.
"Pa,Kalau Alian buta" Tanya Alian.
"Papa akan jadi mata untuk memperlihatkan Dunia kepada Alian" Ucap Satya berjalan sambil mengendong Alian.
"Kalau Alian tuli" Tanya Alian.
"Papa akan jadi telinga Alian,Untuk mendengar semua suara yang ingin Alian dengar" Ucap Satya.
"Kalau Alian Bisu" Tanya Alian.
"Papa akan menjadi mulut untuk membicarakan apa yang Ingin Alian bicarakan" Ucap Satya.
"Kalau Alian lumpuh" Tanya Alian.
"Papa akan menjadi Kaki untuk Alian,Kalau misalnya Alian ingin Berjalan,Papa akan mengendong Alian seperti ini" Ucap Satya.
"Kalau Alian banyak kekurangan" Tanya Alian.
"Papa akan melengkapin semua kekurangan Alian" Ucap Satya.
"Promise" Ucap Alian.
"I'M Promise" Ucap Satya.
"I Love You Dad" Ucap Alian memeluk Leher Satya dan Mencium Pipi Satya.
"I Love You Too Son" Ucap Satya mencium Pipi Alian.
             Tiba tiba Satya berputar.
       Alian terkejut dan berteriak.Satya tertawa melihat Raut wajah terkejut Putra sulungnya.

From Friends To Lovers 2 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang