Jangan Lupa Tekan {⭐}
Radha bercerita padaku bahwa ia sudah 10 hari berada di Santorini sehingga ia sudah sedikit lebih tahu tentang beberapa tempat disini. Itu sebabnya pamanku memintanya menemaniku berjalan-jalan karena ia sudah lebih tahu tempat ini.
Aku tidak banyak berbicara. Sesekali aku hanya memotret keindahan tempat ini. Sebenarnya bukan karena aku tidak mau banyak berbicara dengannya namun aku takut. Takut jatuh hati padanya.
"Aku akan balik ke villa sekarang karena aku sudah ada janji dengan paman Ghino." Pungkas ku yang ingin pergi darinya setelah berjalan-jalan bersama dan melihat jam di ponselku yang sudah menunjukkan pukul 11.15.
"Kenapa balik sekarang? Padahal kan paman Ghino sendiri yang memintaku untuk menemanimu."
"Jadi, kalau seandainya paman Ghino gak memintamu menemaniku, kamu gak akan pernah menemuiku? Begitu maksudmu?"
Kata-kata itu tiba-tiba saja terucap dari mulutku. Aku sadar tidak seharusnya mengatakan hal bodoh itu. Seakan-akan aku memang berharap takdir membuatku bertemu dengannya.
"Terserah kalau kamu mau berpikir apa pun. Sebab itu hakmu."
Dalam hati aku bertanya sendiri. Mengapa keadaannya menjadi seserius ini. Apa pertanyaanku ada yang salah? Aku memang tidak ada hubungan dengannya. Dia hanya sebatas orang yang disuruh pamanku untuk menemaniku. Kalau memang tidak mau kenapa harus dipaksa.
Ia tidak seharusnya menjawab pertanyaanku seperti itu. Seakan-akan seperti marah padaku. Padahal aku hanya menanyakan hal sepele.
Aku merasa dia orang yang aneh. Pikiranku pun kembali terbesit jangan-jangan dia adalah seorang penjahat. Yang mencoba memata-mataiku. Tetapi aku tetap percaya bahwa paman Ghino tidak mungkin meminta sembarang orang untuk menemaniku.
Jujur, jawabannya padaku membuatku sedikit kesal. Kami tidak seakrab itu sampai-sampai ia harus menjawab seperti itu.
Aku lebih memutuskan pergi. Aku kembali ke villa karena siang ini paman Ghino akan membawa ku berjalan-jalan.
🍀🍀🍀
Pukul 16.37
Sudah sore hari namun aku masih saja terduduk di sofa berwarna krem yang berada di ruang tengah. Sambil duduk dengan kedua kaki yang kulipat di atas kursi, aku masih saja menunggu pesan masuk dari ponselku.
Jangan kira aku sedang menunggu pesan Radha tetapi yang sebenarnya adalah aku sedang menunggu pesan paman Ghino. Kali ini dia membuatku sedikit kesal karena tidak menepati janjinya yang ingin mengajakku jalan-jalan saat siang hari. Tetapi nyatanya sampai sore hari pun ia belum kunjung datang atau pun memberiku alasan mengapa ia tak kunjung datang.
Sebenarnya aku hanya sedikit kesal padanya. Aku sadar diri bahwa aku bisa berada disini itu hanya karena dia. Jadi aku tidak memiliki alasan besar untuk bisa marah padanya.
Suara notif hp terdengar pelan ketika aku sedang menyantap cemilan seraya menonton televisi yang acara tvnya tidak aku pahami karena aku tidak mengerti bahasa apa yang mereka gunakan.
"Do you want dinner with me?"
Satu pesan singkat dari Radha mampu mebuyarkan semua pikiranku. Aku tidak tau apa yang harus ku lakukan. Jika ini berhubungan dengan matematika maka aku akan langsung mencari rumus untuk menyelesaikannya tetapi untuk masalah Radha aku tidak dapat memikirkan apapun untuk mengiyakan atau menolak tawarannya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/173743063-288-k533999.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Untuk Kiara [COMPLETED]✔️
Novela Juvenil"Yang pertama belum tentu yang menetap tetapi yang bertahan sudah pasti dia yang terbaik." Perjalanannya ke Santorini mengantarkan Kiara bertemu dengan Radha. Seorang laki-laki yang juga berlibur karena ingin move on dari mantan pacarnya. Ketika cin...