Jangan Lupa Tekan (⭐)
Ku tata rambutku seadanya hanya saja ku sematkan pita kecil berwarna hitam di sisi kanan rambutku agar poniku tidak jatuh.
Aku hanya mengenakan kaos berwarna merah dengan lengan tiga per empat yang ku padu padankan dengan rok hitam selutut. Tak lupa sepatu kets berwarna hitam dan juga tas selempang kecil yang berwarna senada.Keadaanku masih belum sembuh total tapi aku tetap harus datang ke acara ini. Ya, memang bukan acara formal tapi karena ini acara yang dibuat oleh teman-temanku, aku harus datang meramaikannya.
🌷Sapari🌷(8)
Kiara
udah di depan nih.Nino
masuk aja langsung ke taman belakang.Romi
Lewat pintu samping.Aku langsung mengikuti instruksi mereka sesaat setelah melakukan chat grup. Ini pertama kalinya bagiku datang di rumah Nino. Mataku tertuju pada pintu samping rumah ini. Pasti ini yang mereka maksud pikirku. Suasananya agak gelap hingga membuat ku takut sendiri. Apalagi aku sedang berjalan sendiri menyusuri rumah Nino yang lumayan panjang ini meski hanya melalui sampingnya saja.
"Meong." Entah muncul darimana kucing ini. Yang jelas jantungku hampir dibuat keluar karenanya. Darahku seakan berhenti mengalir seketika. Bahuku spontan naik dibuatnya.
Aku merasakan suara-suara yang tidak asing bagiku. Benar sekali, itu adalah suara teman-temanku yang sudah berkumpul terlebih dahulu. Mereka hanya tinggal menungguku karena aku adalah orang terakhir yang datang. Semua sudah lengkap ada Nino, Risya, Arsel, Disty, Abi, Romi, dan tentunya ada dia. Siapa lagi kalau bukan Darpa.
Mereka mulai memanggang berbagai macam mulai dari daging ayam dan daging sapi yang sudah diiris tipis dan kecil-kecil agar bisa langsung habis dalam satu suapan kata Risya. Chef dadakan di acara ini. Adapula sosis yang sebenarnya sudah siap konsumsi tapi mereka malah memanggangnya lagi. Tak lupa ada selada dan keju yang sudah dilelelehkan. Nasi? Tentu ada. Itu adalah salah satu hal utama yang harus tersedia.
Aku lebih banyak duduk saja di kursi yang sudah disiapkan. "Udah biar chef Arsel yang bekerja. Nanti kalau lo ikutan lo kecapean kalau lo kecapean nanti lo sakit." Ucap Arsel. "Sok perhatian." Balasku sambil tertawa.
Kami sangat bersenang-senang malam ini. Makan daging sepuas yang bisa diterima oleh perut masing-masing. Orang nomor satu yang menghabiskan semua makanan ini adalah Arsel. Perutnya seperti tiada batasannya. Dilahapnya semua daging yang tersedia. Ku harap pencernaannya baik-baik saja setelah makan sebanyak itu.
Kami duduk bersama di kursi panjang berwarna kuning yang memiliki sandaran halus. Nyaman sekali kursi ini pikirku.
"Gue mau ke toilet dulu. Toilet lo dimana? Anterin dong." Pamit Arsel terburu-buru lalu masuk mencari toilet di rumah Nino. "Manja banget sih lo jadi cowok." Jawab Nino dengan terpaksa ia harus menemani Arsel.Abi merogoh saku kanan dan kiri celana jeansnya itu rupanya dia sedang mencari kunci mobil, "Rom bantuin gue ngambil snack dimobil dong banyak soalnya hampir aja lupa."
Romi langsung berdiri sigap saat itu juga, "kuy." Ajaknya. "Biar gue bantu." Tawar Darpa. "Engga lo disini aja gak terlalu banyak kok." Sahut Abi dengan tangan yang langsung menarik paksa Romi.
"Tadi katanya banyak. Labil banget sih." Gerutu Darpa.
Pandanganku teralih pada Disty dan Risya. Dari tingkahnya aku bisa merasakan mereka juga mencari cara agar pergi dari tempat ini. Aku baru sadar sepertinya mereka ingin menciptakan kondisi dimana aku hanya berdua dengan Darpa. Jadi itu rupanya niatan mereka sebenarnya membuat acara ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Untuk Kiara [COMPLETED]✔️
Novela Juvenil"Yang pertama belum tentu yang menetap tetapi yang bertahan sudah pasti dia yang terbaik." Perjalanannya ke Santorini mengantarkan Kiara bertemu dengan Radha. Seorang laki-laki yang juga berlibur karena ingin move on dari mantan pacarnya. Ketika cin...