8. Seperti Burung Merpati

157 13 0
                                    

Jangan Lupa Tekan (⭐)

Kring.. kring.. kring..

Alarm hp ku berbunyi memecah kesunyian pagi. Menghilangkan sejuta rindu yang tertanam di kalbu. Secercah sinar matahari menabrak wajahku tanpa bisa ku tolak itu. Ku singkap selimut dan bangun dengan tubuh yang masih lesu.

Setelah mandi dan bersiap-siap, perutku menuntun ke meja makan. Karena sudah sedari tadi lapar meronta agar segera diisi makanan.

Kosong dan sepi meja makan saat ini. Biasanya sudah ada Paman Ghino yang sibuk membaca majalah atau Tante Anne yang mengatur tatanan meja makan. Hanya Bi Mina yang terlihat sekarang. Bi Mina bahkan tidak menyadari kedatanganku di ruang makan ini. Dia tetap saja berkutat dengan masakannya itu.

"Bi." Sapaku di pagi hari ini.

"Iya kenapa?"

"Paman Ghino sama Tante Anne dimana?" Mataku beredar ke seluruh penjuru ruang mencari keberadaan mereka. Namun aku tak melihat siapapun kecuali Bi Mina.

"Mereka sedang olahraga pagi."

"Owh." Sambil duduk di meja makan ku perhatikan apa yang sedang dimasak oleh Bi Mina.

Aroma makanan sudah tercium di hidungku. Hari ini Bi Mina membuat roti bakar dan sosis tak lupa dia juga menyuguhkan ku segelas susu di pagi hari. Sungguh sarapan yang nikmat bagiku. Tidak biasa-biasanya seperti ini. Apalagi di Indonesia. Di sana aku hampir setiap sarapan selalu memakan nasi. Belum dikatakan makan jika belum makan nasi. Itu pepatah masyarakat Indonesia.

Ting.

Dering notif whatsapp muncul di layar ponselku. Ku arahkan mataku menatap pesan itu. Dengan mulut yang masih mengunyah makanan, ku baca chat yang baru saja masuk ke ponselku. Rupanya itu dari Radha. Hari ini Radha kembali mengajakku jalan bersamanya. Tentu saja aku senang mendapat tawaran ini. Apakah aku salah denagn rasa senang itu?

Kemarin saat dia memberitahuku cerita masa lalunya, aku tidak paham mengapa dia bisa mempercayai ku untuk menceritakan itu semua. Tetapi setidaknya dengan bercerita mungkin sedikit bebannya akan hilang.

Cinta memang bisa datang tiba-tiba. Lalu terpendam di dada.
Dengan rasa yang tak dapat dijelaskan dengan kata.
Karena cinta memiliki seribu makna.
Kadang terasa bahagia tapi tak jarang cinta bisa pergi meninggalkan duka dan lara.

Cinta apa adanya membuat kita bahagia selamanya walau hanya dengan kenangannya.

Radha davendra

Radha
Aku jemput jam 9

Me

Siap

Radha
Hari ini aku pake baju putih

Me
Lah terus apa hubungannya sama aku

Radha
ya siapa tau aja ada yang mau nyamain baju lagi hehehe

Setelah membaca Chatnya wajah ku langsung memerah karena mengingat perbuatan bodohku malam itu rupanya disadari oleh Radha.

Mampus, ternyata dia sadar.

Malu sekali rasanya. Mau ditaruh dimana wajahku saat bertemu dengannya nanti. Semoga saja dia tidak mengungkitnya lagi.

Me
Ih ge er banget sih

Radha
Yaudah mungkin emang aku aja yang ge er

Semesta Untuk Kiara [COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang