Jangan Lupa Tekan (⭐)
"Darpa." Ku raih tangannya yang berjalan di depanku.
Ku genggam tangannya dan mencoba menjelaskan semuanya. Tapi itu percuma saja. Kepercayaannya padaku benar-benar hancur hari ini. Tak ada yang tersisa. Bahkan matanya memberi rasa kebencian.
"Apa yang kamu liat gak seperti yang ada dibayangan kamu. Kamu harus kasih aku kesempatan buat jelasin ini." Pintaku agar Darpa memberiku sebuah kesempatan menjelaskan.
Tangannya mengepal dengan emosi yang memuncak. Aku bisa mengerti itu. Karena ini adalah kesalahanku. "Apa lagi Ra yang perlu dijelasin? Apa lo mau bilang kalau lo cuma mau Radha bahagia atau lo mau bilang kalau sebenarnya Radha orang baik? Kali ini lo mau bilang apa Ra? Apa cara lo bikin Radha bahagia dengan hancurin hubungan lo sendiri?" Darpa benar-benar emosi hingga ia membentak ku.
"Darpa aku udah bilang ini gak seperti yang kamu bayangin. Radha pamit sama aku karena dia bakal pergi jauh dan gak bakal kembali." Aku mencoba menjelaskan situasi sebenarnya pada Darpa.
Darpa berdecak tak percaya. Bahkan tangannya bertepuk untukku. Untuk kali ini, dia sungguh tidak percaya padaku. Bagaimana caraku menjelaskan padanya jika pertemuanku dengan Radha tidak akan merubah sedikit pun perasaanku padanya.
Darpa menunjuk tepat ke wajahku dengan jari telunjuknya itu, "Gue udah gak percaya sama lo."
"Dia gak punya siapa pun disini Darpa. Dia rapuh baru kehilangan Davina. Aku cuma ketemu buat perpisahan sama dia."
"Apa lo bilang? Dia rapuh karena kehilangan Davina?" Darpa tertawa. "Terus gimana dengan gue Ra? Gue bahkan jauh lebih hancur daripada dia. Gue adalah saudara kandung Davina. Pernah gak lo pikirin perasaan gue sebelum lo pergi sama dia? Oh gue tahu jawabannya. Pasti karena Radha orang baik jadi lo gak mau bikin dia sakit hati iya kan? Terserah lo deh Ra. Gue cuma pingin sendiri sekarang." Sambung Darpa lalu berbalik dan meninggalkanku.
Aku tidak berusaha mengejarnya. Semua kesalahan berasal dari diriku sendiri. Ini bukan salah waktu atau pun Radha. Semua salahku yang tidak bisa berterus terang.
Aku tidak akan mengejarmu Darpa. Aku tidak sanggup melakukannya lagi. Jika kamu ingin pergi dari hidupku maka aku tidak akan menahanmu. Kalaupun Darpa akan melupakanku, aku tak akan mengeluh. Karena aku tahu aku hanya menyakiti hatinya dengan kesalahan yang sama. Berkali-kali bahkan aku sudah tidak tahu ini sudah yang keberapa kali.
"Darpa." Aku memanggil Darpa yang sudah berjalan menjauh dariku. Ada jarak diantara kami.
Aku tak mencoba mendekatinya. Air mataku turun beserta luruhnya hatiku, " waktu itu kamu bilang Radha adalah orang yang meragukan cintanya sendiri. Terus yang kamu lakukan ke aku apa sekarang? Kamu bilang Radha bukan orang yang percaya sama cinta terus kenapa kamu tinggalin aku? Apa kamu sekarang gak percaya sama cinta kita? Atau menurut kamu cinta kita gak ada kekuatan apapun."
Darpa berhenti mendengarkan perkataanku tapi wajanya hanya menoleh setengah tanpa sampai menatapku. "Dari awal gue gak pernah raguin cinta kita. Dan gue juga sangat percaya cinta kita punya kekuatannya sendiri. Tapi sekuat apapun itu kalau cuma gue yang percaya gimana itu akan berarti? Lo selalu menggores cinta kita dengan alasan yang sama. Gue gak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya sama cinta kita. Cuma waktu yang bisa jawab."
"Apa maksud kamu Darpa? Apa kamu berpikir buat ninggalin aku? Apa kamu pikir aku bisa bahagia tanpa kamu?" Tolong biarkan aku menangis saat ini.
"Gue gak tau Ra. Apakah cinta kita sekuat itu atau rapuh sampai disini. Cuma Tuhan yang tau jawabannya."
"Aku benar-benar gak siap kalau kamu ninggalin aku."
Darpa berbalik dan menghampiriku. Tangannya mendekapku sebentar, "gue harap lo selalu bahagia. Gue bakal pergi Ra. Bukan karena lo tapi karna ini udah takdir buat kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Untuk Kiara [COMPLETED]✔️
Novela Juvenil"Yang pertama belum tentu yang menetap tetapi yang bertahan sudah pasti dia yang terbaik." Perjalanannya ke Santorini mengantarkan Kiara bertemu dengan Radha. Seorang laki-laki yang juga berlibur karena ingin move on dari mantan pacarnya. Ketika cin...