9. Dia Hilang

137 9 3
                                    

Jangan Lupa Tekan (⭐)

Sudah 3 hari sejak kami menghabiskan waktu bersama di pantai. Aku belum melihatnya lagi sejak hari itu. Ku akui, beberapa hari ini aku diajak berjalan-jalan oleh Paman Ghino dan Tante Anne tentunya. Kami mendatangi berbagai tempat menarik.

Beberapa kali aku terpikir oleh Radha. Tetapi hati kecilku mengatakan bahwa dia pasti baik-baik saja. Dia juga tidak ada menghubungiku dan aku pun tidak mencoba menghubunginya.

Berbeda dengan hari ini. Aku ingin menemuinya. Aku ingin tahu kenapa ia tidak menemuiku. Apakah karena paman Ghino tidak menyuruhnya atau mungkin dia berlibur sendiri.

Aku mendatangi sebuah villa yang terletak di samping kediaman paman Ghino. Walaupun aku sudah beberapa hari disini tetapi aku belum pernah berkunjung ke villa yang di sewa oleh Radha.

Villa ini bentuknya minimalis dengan dua kamar tidur didalamnya. Dibelakang villa terdapat sebuah taman kecil yang ditumbuhi beberapa bunga. Villa ini juga memiliki 2 lantai yang di lantai duanya memiliki balkon menghadap laut. Villa yang sederhana namun istimewa bagi siapa saja yang menempatinya.

Sebelum kesini, aku terlebih dahulu meminta izin pada paman Ghino. Bagaimana pun aku harus melakukannya agar pamanku tidak khawatir mencariku.

Beberapa ketukan yang kulakukan di pintu ini tidak juga membuat sang penghuni keluar dari villanya. Mungkin dia sedang berada di luar pikirku. Tapi kemana dia? Pikiranku seolah berjalan sendiri untuk mencari tahu dimana Radha sekarang.

Aku kembali merutuki pikiran bodohku ini. Mengapa juga aku harus mencarinya sedang dia saja tidak mencariku bahkan tidak perduli denganku.

"Kamu lagi cari siapa?" Ucap seorang pria tampan yang hari ini menggunakan kemeja putih sebagai bajunya dan celana jeans  selutut.

Spontan aku membalikkan tubuhku dan langsung menatapnya, "Nyari kucing. Tadi kayaknya lewat sini."

"Disini mana ada kucing liar."

"Kamu aja yang gak liat. Udah ah aku mau pulang." Jawabku tergesa-gesa kemudian berlalu meninggalkannya. Radha hanya bisa tersenyum simpul melihatku melakukan hal konyol tadi.

"Kalau kamu rindu aku bilang aja kali." Ledeknya padaku.

"Ih apaan sih. Dibilangin juga aku nyari kucing kamu gak percaya. Udah aku mau balik daripada di ledekin." Semburat merah merona menghiasi pipiku.

Di benakku, tidak mungkin aku mengatakan langsung kalau aku sedang mencarinya. Dimana harga diriku. Di samping itu semua, aku senang bisa melihatnya lagi dalam keadaan baik-baik saja.

"Iya aku juga rindu kamu." Ucapnya ketika aku berlalu darinya.

☘️☘️☘️

Kali ini aku sedang menonton siaran bola bersama pamanku. Ditemani secangkir hot chocolate andalanku. Aku hanya ikut berteriak gol jika ada gol. Karena aku tidak mengerti bahasa apa yang mereka ucapkan, aku hanya bisa memperhatikan gambarnya saja dan tentunya memperhatikan pemain-pemain bola yang tampan itu.

Suara ketukan pintu terdengar saat kami sedang asyik-asyiknya menonton bola. Tante Anne berjalan untuk membuka pintu dan melihat siapa yang berkunjung di malam hari ini.

"Radha." Ucapku menyebut nama seseorang yang bertamu malam hari ini.

Ia tidak datang dengan tangan kosong. Di tangannya, ia menenteng satu kresek besar berisi camilan, minuman dingin, dan 5 hamburger. Katanya setiap orang dapat 1 burger. Termasuk bi Mina juga dapat.

Semesta Untuk Kiara [COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang