11. Setiap Pertemuan Pasti Akan Ada Perpisahan

109 7 0
                                        

Jangan Lupa Tekan (⭐)

Kaki ku melangkah pergi meninggalkannya namun ia terus mengikuti ku bahkan berdiri di hadapanku.

"Kiara, tolong dengarin aku kali ini. Aku gak mau melakukan hal yang pernah aku lakukan ke Davina akan ku lakukan padamu juga. Aku gak mau kamu terluka."

"Radha aku bisa merasakan apa yang ada di hatimu. Dan aku tahu aku bukan orangnya."

Tanpa aba-aba Radha menarik tubuhku ke dalam pelukannya. Ketenangan, itulah yang dapat ku rasakan. Aku sangat damai ketika dipeluk olehnya.

" I'm not okay but it's okay." Ucapku dalam dekapan hangatnya. Setelah aku pulang ke Jakarta nanti aku pasti mengingat tentang malam ini.

Aku tidak tahu perasaan apa yang ada di hatiku kali ini. Sangat berat melepaskan Radha. Tetapi aku tidak mau menjadi orang yang egois dengan menahannya disini. Di tempat dimana seharusnya aku dan Radha tidak bersama.

Deru petasan saling berbunyi bersahutan-sahutan. Menghiasi langit dan memecah kesunyian malam. Semesta menunjukkan waktunya. Ini adalah pergantian tahun. Waktu selalu bergerak maju tanpa tahu apa yang akan terjadi.

Aku masih disini. Di pelukan Radha. Di saat semua orang saling memberi ucapan selamat tahun baru. Tak ada kata lagi yang dapat ku katakan. Cinta, rindu, rasa sakit untuk melepaskan semuanya bercampur menjadi satu.
Keputusanku sudah bulat kali ini.

Semua orang bersuka cita dengan malam ini. Kebahagiaan dapat dirasakan di seluruh penjuru kota bahkan penjuru dunia. Menghabiskan malam tahun baru bersama orang yang dicinta tentulah menyenangkan.  Tetapi aku sadar diri, ini adalah hari terakhirku bersamanya. Tak akan ada lagi Radha mungkin hanya sedikit kenangannya yang tertinggal.

Kami berdua berjalan beriringan dibawah langit malam yang bertabur bintang dan bercahaya petasan. Kami jalan bersama di kota ini. Tidak ada yang memulai pembicaraan di antara kami.

Sunyi diantara banyaknya kesenangan. Kalimat itulah yang tergambar di antara kami. Disaat seluruh manusia di dunia ini merayakan pergantian tahun, kami hanya diam menanti takdir apa yang akan datang dan terjadi. Tidak ada kata yang dapat diucapkan. Dan tak ada seorang pun yang harus disalahkan.

"Aku akan pulang ke Jakarta besok."

Radha nembalikkan wajahnya padaku "Aku gak bisa larang kamu supaya gak balik. Tapi satu hal yang aku minta sama Tuhan. Semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi. Dengan perasaan yang jauh lebih tenang. Seperti teman lama yang bertemu kembali."

"Kalau kamu minta sama Tuhan agar kita bisa bertemu lagi nanti, maka doaku pada Tuhan ialah supaya kita tidak akan dipertemukan lagi. Tidak sebagai teman atau apapun."

"Maafin aku Kiara."

"Gak perlu minta maaf. Ini bukan salah siapapun. Semesta yang udah menggariskan cerita ini sama kita."

Hati kecilku sangat sakit saat aku harus mengatakan hal itu. Maafkan aku Radha. Sekarang aku tidak membencimu tetapi aku hanya tidak ingin kelak aku mejadi benci padamu. Cukup pertemuan ini sampai disini.

Tuhan hanya mempertemukan kita bukan untuk mempersatukan kita. Tuhan membawaku kesini untukmu disaat kamu merasa sepi. Mungkin bagimu aku menjadi temanmu. Teman yang selalu kau usahakan agar bisa mencintaiku.

Tetapi cinta tidak sesederhana itu. Cinta bukan kata yang bisa diucap lantas terasa melainkan rasa yang tanpa dikata sudah bisa ada di hati tanpa diminta bahkan dipaksa.

"Ini aku kembalikan." Tuturku sembari menyerahkan kalung yang pernah ia beri padaku.

Setiap hari ku letakkan kalung itu di dalam tas selempang ku ini. Karena apabila aku bertemu dengannya lagi aku akan langsung menyerahkannya.

Semesta Untuk Kiara [COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang