Jangan Lupa Tekan (⭐)
"Guys kalian tahu gak kalau tadi malam Nino nyatain perasaannya ke aku." Risya sangat bersemangat saat menceritakannya kepada ku dan Disty.
"Terus lo bilang apa?" Disty menyela. Sebenarnya rumor Nino menyukai Risya itu sudah ada sejak kami kelas 10. Wajar saja jika Nino menyukai Risya. Selain kalem dia juga pintar memasak. Rajin shalat dan suaranya sangat merdu ketika mengaji. Cowok mana yang tidak luluh di buatnya.
Nino juga salah satu tipe-tipe cowok idaman. Meski tidak terlalu terkenal di sekolahku. Tapi menurutku dia memiliki segalanya. Ketampanan, kekayaan, dia juga rendah hati dan sederhana. Cocok jika mereka bersama.
Risya memikir seketika, "Aku bilang kalau aku gak bisa jawab sekarang. Butuh waktu buat yakinin perasaan sendiri. Apalagi kalian tahu kan aku gak mau pacaran. Menurut kamu gimana Kia?" Risya mengejutkanku yang sedang melamun dengan memukul lengan atas ku spontan kepalaku menoleh ke arahnya yang sedang berbicara.
Bukannya memberi solusi aku malah mengatakan kegalauan ku saat ini pada para sahabatku. Ku katakan jika aku menerima surat dari saudara Darpa yang isinya adalah agar aku kembali ke Radha atau pergi tanpa memilih Darpa maupun Radha. Mereka menyimak penjelasan ku baik-baik.
Meski mereka tidak mengalami apa yang terjadi dalam hidupku saat ini. Tapi mereka adalah sahabatku, aku yakin mereka mengerti perasaanku sekarang. Untuk perkataan Nara kemarin, yang mengatakan Disty adalah musuh dalam selimut aku tidak perduli. Selagi mereka berdua baik padaku maka aku akan baik pada mereka.
"Udah Kia lo gak usah galau mulu. Menurut gue lo harus ketemu langsung sama Davina. Dia kan cuma pernah ketemu sekilas sama lo. Mungkin kalau kalian ketemu dan bicara secara langsung dia bisa ngerti keadaanya gimana. Gue sebagai orang awam aja tahu kalau dimata lo cuma ada Darpa. Lo gak boleh raguin cinta lo sendiri." Mataku membulat tidak menyangka Disty bisa berkata sebijak ini. Diantara kami dia adalah satu-satunya orang yang pernah berpacaran dan sudah memiliki dua mantan. Tetapi tetap saja kata-kata yang keluar dari mulutnya itu benar-benar seperti bukan Disty.
🌺🌺🌺
Perutku sangat kenyang saat ini. Aku dan keluargaku baru saja menyantap rendang hasil olahan ibuku. Meski ibuku bukan orang Sumatra Barat tapi bagiku masakan Rendangnya ini cukup berhasil bisa dikatakan sangat lezat untuk disantap malam ini. Untunglah dikeluargaku tidak ada yang sedang berdiet jadi makanan ini disantap dengan lahapnya setiap orang yang ada di sini.
Drrt... drrt..
Hp ku bergetar karena mendapat sebuah chat masuk. Layar ponselku menyala dan ku lihat siapa yang megirimiku chat di saat aku makan malam begini. Ternyata itu Nino. Aku tidak langsung membukanya. Jika aku bermain hp sekarang, maksudku saat aku makan malam pasti Ayahku akan memarahiku.
"Kalau lagi makan ya makan. Kalau lagi duduk bareng keluarga ya ngobrol. Jangan main hp aja terus emangnya kalau kamu sakit hp kamu yang ngurusin?" Pesan ayahku kala itu. Sekitar aku SMP. Waktu itu aku baru saja diberikan hp baru oleh orang tuaku. Hampir setiap saat aku memainkanya saking senangnya.
Nino
Kiara Lo dirumah? Boleh gue kesana? Ajarin gue matematika plis. Gue remed besok😭 boleh ya?Kiara
iya bisaNino
Oke otw 🚴Nino mengabari ku jika malam ini dia mau datang ke rumahku. Tidak bersama yang lain melainkan datang sendiri. Katanya ia minta aku ajari soal matematika yang kemarin di ulangan harian. Nino harus remedi di mata pelajaran ini. Sebenarnya aku tidak pintar hingga Nino ingin memintaku mengajarinya. Aku memang tidak remedi. Mungkin itu sebabnya ia mau aku membantunya belajar.
![](https://img.wattpad.com/cover/173743063-288-k533999.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Untuk Kiara [COMPLETED]✔️
Fiksi Remaja"Yang pertama belum tentu yang menetap tetapi yang bertahan sudah pasti dia yang terbaik." Perjalanannya ke Santorini mengantarkan Kiara bertemu dengan Radha. Seorang laki-laki yang juga berlibur karena ingin move on dari mantan pacarnya. Ketika cin...