04. Murid baru

27 8 4
                                    


~Selamat Membaca~
{If I With You Again}
♤Murid baru
____________________________________________

♤♤

"Awal dari sebuah pertemanan adalah perkenalan."

♤♤
____________________________________________

"Ada apa Kaline?" Tanya bu Ika

"Ibu boleh lihat isi laci Aren." Bu Ika langsung menuju meja Aren. Aren menoleh memelototi Kaline seolah- olah sebuah kata 'gue bales lo nanti. Liat aja' namun Kaline tak peduli. Bu Ika mendapatkn sebuah kertas dengan tulisan rumus- rumus fisika dan beberapa deskripsi pengertian dari materi.

"Aren kamu berdiri di depan sekarang. Nilai kamu nol karena ketahuan menyontek!" Bu Ika berseru tegas. Jam pelajaran berganti Aren bisa kembali duduk dikursinya meski ia mendapat omelan panjang dari bu Ika. Tak lupa tatapan yang selalu mengarah pada Kaline.

"Mata lo udah mau copot tuh. Gak usah ngeliat gue segitunya." Ucap Kaline yang mampu menambah api kemarahan pada diri Aren.

Berhubung hari ini adalah jadwal untuk pengacakan tempat duduk. Maka mereka mengambil undian dan duduk berdasarkan nomor yang mereka ambil. Tentu saja perubahan tempat duduk itu diawasi oleh sang ketua dan wakilnya. Rhena duduk bersama Dhiran di depan Kaline. Sebenarnya posisi mereka bertiga tak berubah. Hanya saja Rhena maju dan Kaline duduk sendiri.

Tak lama pak Danang datang. Khas denga kepalanya yang botak mengkilat tak lupa senyum yang gak jelas buat siapa.

"Selamat pagi!" Sapa pak Danang pada murid- murid yang ada di dalam kelas.

"Kita kedatangan murud baru hari ini, silahkan masuk." semua mata langsung tertuju pada si anak baru, terkecuali Kaline. Kaline sibuk memejamkan matanya yang terasa berat, hingga ia tidak memperhatikan pembicaraan pak Danang. Hingga kelas terlalu ribut dan tekpaksa membuat Kaline mengangkatkan kepalanya.

Matanya membulat sempurna. Di sana, didepan kelas. Laki- laki yang baru saja ia tabrak berdiri didepan dengan sautan- sautan anak kelas yang bertanya dengan kepo.

Dan laki- laki itu sekarang berjalan kearahnya, lebih tepatnya kursi kosong yang ada di sebelah Kaline saat ini.

"Hai Johan gue Dhiran, salken." Ucap Dhiran yang berbalik ke belakang sambil menjulurkan tangan. Begitu juga yang dilakukan Rhena. Hingga pak Danang memberi intruksi untuk diam dan memperhatikan pelajarannya.

Johan menatap Kaline namun hanya beberapa saat. Kaline tau dia harus berbagi buku paketnya untuk Johan. Karena dia masih murid baru. Tak ada pembicaraan diantara mereka berdua hingga bell istirahat berbunyi.

"Line kantin yuk!" Ajak Rhena pada Kaline yang masih sibuk dengan buku dan alat tulis yang ia rapikan meskipun ia tak menulis sedikitpun.

"Jo udah tau nama nih cewek?" Tanya Dhiran sebelum mereka melangkah ke kantin. Johan hanya benjawab dengan gelengan.

"Mending gue aja deh yang kenalin sama lo. Karena dia bukan cewek ramah pada umumnya." Seketika itu Kaline langsung memberi tatapan sinis pada Dhiran yang berada di hadapannya. Dhiran hanya menyengir dan mempersilahkan kedua cewek itu berjalan di depannya.

"Dia Kaline Garran, cewek pembuat onar yang tak pernah ramah pada siapapun. Bahkan guru paling killer di sekolah ini tak bisa mengendalikn tingkah Kaline yang semaunya sendiri." Jelas Dhiran panjang lebar saat berjalan melewati koridor.

"Sepertinya begitu. Gue udah ketemu dia tadi pagi. Bener- bener buat gue merinding." Johan menyutujui perkataan Dhiran setelah berpikir bagaimana sikap Kaline padanya tadi pagi.

If i with you againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang