Selamat Membaca~
{If I With You Again}
♤ Terkejut____________________________________________
♤♤"Karena gue gak berminat untuk memamerkan bakat gue. Karena itu gak penting bagi gue. Mereka juga akan tahu sendiri jika mereka penasaran dengan seseorang, bukankah begitu?"
♤♤
____________________________________________
Setelah Johan menemukan Kaline. Mereka berdua masuk kedalam kelas untuk menaruh tas Kaline, kemudian berjalan menuju kantin sekolah karena sudah jam istirahat. Awalnya Kaline benar- benar tak ingin beranjak dari bangku taman. Namun paksaan dari Johan tak bisa Kaline tolak.
"Lo dari mana aja sih? Bolos mulu kerjaannnya." Dhiran langsung mnyembur saat Kaline sudah di hadapannya. Rhena memukul kepala belakang Dhiran dengan kencang. Dhiran mengaduh kesakitan dan tak terima karena selalu di perlakukan seperti itu oleh Rhena. Dan perdebatan kecil di antara mereka pun di mulai.
Kaline hanya menyaksikan ocehan- ocehan tak bermutu di depannya. Mulai dari saling mengejek. Memaki satu sama lain. Dan ujung- ujungnya Dhiran harus meminta maaf pada Rhena dan kaline.
Mereka berempat memakan makan mereka dengan tenang. Tak ada yang berbicara saat makan. Sangat tenang.
Bell istirahat kembali berbunyi. Mereka masuk kedalam kelas. Guru masuk dan memberikan pembelajaran seperti biasa.
"Kaline kamu kemana saat jam pertama? Kenapa gak masuk ke kelas?" Ucap Bu Yana saat melihat daftar hadir yang harus di isi oleh guru yang mengajar.
Semua mata tertuju padanya. Kaline terlihat santai dengan pertanyaan guru tersebut. Dhiran dan Rhena terdiam, begitu juga dengan Johan.
"Bolos lah bu. Kayak gak tau Kaline aja." Seru salah satu teman kelas Kaline yang berada di pojok berurutan dengan tempat Aren.
"Benarlah itu Kaline?" Kaline mengangguk sadar akan kesalahan yang selalu di ulangnya. Bu Yana mulai ceramah panjang lebar seperti guru- guru yang lain. Tentang Kaline yang jarang masuk kelas. Kemudian beralih ke penampilannya. Kemudian beralih lagi pada sikap.
Sungguh Kaline jengah dengan ceramah guru yang selalu sama tentang itu- itu saja. Tak ada yang berubah. Kaline sudah bosan. Namun Ia tak berniat untuk menubah apapun dalam dirinya.
Bukan hanya Kaline yang bosan dengan ucapan guru yang seperti itu- itu saja. Bahkan teman kelasnya pun juga bosan dengan topik pembicaraan yang hanya tentang Kaline. Dan menskipun begitu, mereka tetap memerhatikan ucapan guru. Karena terkadang perkataan bu Yana bisa- bisa mengarah pada yang lain jika mereka tidak memerhatikan ucapannya.
"Bisa kamu tidak mengulanginya lagi Kaline?" Tanya Bu Yana pada akhir kalimatnya. Kaline hanya mengangguk dengan wajah malas.
"Kamu itu selalu bilang iya akan berubah. Tapi ujung ujungnya kamu juga tidak merubah apapun."
"Kalau ibu sudah tau ngapain capek- capek ceramah panjang lebar?" Setelah ucapan Kaline bell pulang berbunyi. Bu Yana segera mengakhiri kelasnya kemudian pergi meninggalkan kelas.
"Parah lo emang Line. PD panget ngomongnya. Kayak gak ada yang salah aja." Lagi- lagi Dhiran berkomentar. Kaline sudah hafal betul watak Dhiran. Menskipun dia juga suka berkomentar, manun ujung- ujungnnya nanti Kaline tetap mendapat pelajaran berharga dari kata- kata yang Dhiran keluarkan.
Mereka berempat berjalan untuk pulang ke rumah masing- masing. Dhiran bersama Rhena sudah trlebih dahulu. Johan dia tak langsung pulang, lantaran masih ada ekstra yang harus di ikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If i with you again
Teen FictionTentang gadis nakal yang memiliki sisi baik di dalamnya. Tentang bagaimana ia berubah menjadi lebih baik. Tentang bagaimana ia mengenal cinta. Tentang bagaimana ia menjaga sebuah arti persahabatan.