~Selamat Membaca~
{If I Wiht You Angain}
♤Hukuman
____________________________________________♤♤
"Inilah diriku. Tak ada yang dapat melarangku. Dan tak akan ku biarkan mereka menghalangiku. Hingga orang yang benar- benar pastas untuk melarangku datang dan merubah diriku."
♤♤
____________________________________________
Mobil sport merah itu melaju dengan cepat. Terlalu ugal- ugalan. Menyalip setiap pengendara lain di depannya. Musik didalam mobil terlalu kencang. Bersahutan dengan suara pengendara yang juga ikut bernyanyi tanpa nada yang benar. Jalanan yang ramai tak membuat laju mobil itu berkurang sedikitpun. Melaju bagaikan angin. Hingga mobil itu memasuki gang perumahan mewah dan berhenti di depan sebuah rumah dengan pagar tinggi berwarna putih.
Klakson mobil itu terdengar nyaring memanggil satpam yang berjaga untuk membuka gerbang. Mobil itu benar- benar berhenti di dalam garasi. Pemilik mobil turun dengan senyum yang merekah. Senyum kebahagiaan yang tak ada tandingannya. Bahkan sesekali alunan lagu terdengar dari bibirnya saat melangkah menuju rumah.
"Kaline kamu dari mana saja?" Suara bariton terdengar dari arah kursi yang saat ini sedang di tempati oleh ayahnya.
"Cari angin." Jawabnya pendek tanpa memerdulikan wajah keras milik Leo.
"Cari angin sampai jam segini?" Kaline benar- benar memutar bola matanya. Tak lupa menghembus poninya.
"Lagian bukan urusan ayahkan kau Kaline pulang jam segini? Ayah juga gak nyadar kalau ayah tiap hari pulang lebih dari ini. Kaline salah kalau Kaline juga keluar?" Hampir saja Kaline tersulut emosinya.
"Udah lah, Kaline capek. Kaline mau istirahat." Setelahnya pemilik sepatu kets putih itu menaiki tangga menuju kamarnya. Langkah kaki itu terlihat kesal, terlihat kecewa.
Leo (ayah Kaline) memandangi putrinya dengan perasaan menyesal. Menyesal karena tak pernah ada di sisinya. Dan memberikan kasih sayang penuh pada Kaline.
Dikamar, Kaline langsung menghempaskan badannya dan berbaring. Menatap langit-langit kamar yang begitu sepi tanpa ada hiasan.
"Mamah, Kaline kangen. Bisakah mamah mampir di mimpi Kaline kali ini?" Kaline berguman sendiri. Menyadari dirinya yang telah berubah 180° dari beberapa tahun lalu. Kemudian dia tertidur tanpa mengganti baju ataupun melepas sepatunya.
♤♤
Sinar matahari menyelinap masuk melewati celah gorden jendela. Jam beker berbunyi dengan nyaring. Jarum jam menunjukkan pukul 06:10. Tangan kecil itu berusaha untuk mencapai jam beker yang ada di atas nakas sebelah tempat tidurnya. Rasa malas dan kantuk masih di rasakan. Namun Kaline harus tetap bangun untuk berangkat sekolah. Semua persiapan Kalinr telah siap. Kaline bukanlah tipe orang yang akan lama- lama untuk persiapan sekolah. Setengah jam cukup untuknya mempersiapkan semuanya.
Hentakan santi sepatu kets putih itu menuruni tangga. Menuju meja makan dengan tenang. Seolah- olah perbincangan bersama ayahnya semalam tak pernah terjadi. Kaline mulai mengolesi roti dengan selai coklat kesukaannya. Menikmati sarapannya dengan tenang.
Setelah sarapan selesai Kaline melenggang pergi begitu saja tanpa berpamitan dengan Leo yang ada di sebalahnya saat itu. Lana seperti tak menganggap ada sosok ayah Leo.
Leo, menatap punggung anaknya yang berjalan dengan tas putih yang Kaline bawa.
'Maafin ayah Kaline Leo berguman dalam hati kemudian melanjutkan sarapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If i with you again
Ficção AdolescenteTentang gadis nakal yang memiliki sisi baik di dalamnya. Tentang bagaimana ia berubah menjadi lebih baik. Tentang bagaimana ia mengenal cinta. Tentang bagaimana ia menjaga sebuah arti persahabatan.