15 Dj

10 2 3
                                    

Mobil Kaline kendarai mulai memasuki pekarangan rumah Johan yang sangat rindang. Pohon-pohon besar melindungi jalan untuk menuju rumahnya.

Dhiran dan Rhena mengikuti Kaline dari belakang menggunakan Motor.

Ting Tong

Kaline memencet bel rumah Johan. Dan tak lama ada seorang wanita paruh baya membukakan pintu.

"Eh Kaline, ayo masuk sayang. Dhiran ama Rhena ayu masuk." Mereka menuruti perintah Ayu-bunda Johan-

"Sebentar ya, bunda panggilan Johan. Atau Kalian aja yang ke kamar Johan." Tawar Ayu

"Kita yang ke kamar Johan aja tante. Kasian Kalau Johan harus turun." Ucap Kaline pada Ayu. Kemudian mereka bertiga di antarkan oleh Ayu ke kamar Johan yang berada di lantai dua.

"Kalian masuk aja. Tante buatin minum dulu." Ayu meninggalkan mereka dan membuatkan mereka minuman.

Tok tok tok

"Masuk aja." Suara Johan dari dalam kamar membuat Kaline membuka pintu kamar Johan.

Di sana, di tempat tidur. Johan bersandar pada dinding sambil membaca sebuah buku. Wajahnya pucat, pucat sekali. Namun Johan tetap tersenyum pada mereka.

"Hai Johan. Gimana, udah agak baikan?" Tanya Kaline, orang pertama yang memasuki kamar Johan.

"Udah lumayan sih." Jawab Johan sambil menutup buku yang ia baca.

"Lo sakit apa?" Tanya Dhiran yang berdiri di samping kiri Kaline.

"Gue cuman pusing ama demam doang kok." Jawab Johan dengan cepat, dan tak ada yang menyadari jika Johan telah berbohong pada mereka. Dirinya terlalu pintar menyembunyikan sesuatu dalam senyumnya.

Mereka mengobrol ringan, entah apa yang mereka bicarakan. Dan senyum terbit diantara wajah wajah mereka. Tak ada yang bersedih hari itu. Bahkan Jihan pun dapat memberikan tawanya.

"Kok seru banget sih?" Ayu-Bunda Johan- masuk ke dalam kamar sambil membawa nampan yang berisikan minuman dan makanan ringan.

"Aduh gak usah repot-repot tante." Ucap Rhena. Dirinya membantu Ayu untuk menaruh minuman dan makanan ringan ke atas nakas yang ada di samping kasur Johan.

"Gak papa, tante gak merasa di repotkan. Lagian tante seneng ada temen Johan yang mau menjenguk nya." Kemudian Ayu kembali keluar kamar setelah berpamitan pada Johan dan teman temannya.

Tiga jam mereka menemani Johan untuk sekedar mengobrol seperti biasa. Dan tidak lupa memberikan catatan hari ini agar Johan tidak ketinggalan. Tentu saja itu catatan milik Dhiran. Karena Kaline. Tak mungkin punya catatan selengkap dan serapi Dhiran.

"Ya udah Jo. Kita mau pulang dulu, udah sore banget nih." Ucap Kaline untuk berpamitan. Johan menganggukan kepala. Setelah itu mereka berpelukan satu persatu.

"Cepat sembuh Jo. Biar kita bisa bareng lagi di sekolah." Ucap Dhiran setelah mereka berpelukan ala cowok.

♤♤

Kaline menghempas tubuhnya dengan keras ke kasur saat dirinya telah sampai di rumah. Ia menatap langut-langit kamarnya yang kosong. Dan hembusan nafas kasar keluar begitu saja dari hidung Kaline.

Ting

Kaline merogoh saku rok nya untuk mengambil ponselnya yang batu saja berbunyi menandakan sebuah pesan.

Alver.
Line, hari ini lagi gak ada DJ nih. Lo mau ngisi gak?

Kaline
Okey. Jam 8 bru gue bsa dateng.

If i with you againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang