03. Insiden

26 8 0
                                    

~Selamat Membaca~
{If I With You Again}
♤insiden

____________________________________________

♤♤

"Bukankah semua orang harus bertanggung jawab atas kesalahannya? Meskipun caraku seperti itu."

♤♤
____________________________________________

"Kaline!" Kaline benar- benar menggerutu.

'Kenapa banyak sekali sih yang suka manggil gue!" Kaline mencibir pelan orang yang memanggilnya. Tak tanggung- tanggung Kaline mengucapkan sumpah serapah kali ini. Kaline dengan malas membalikkan tubuhnya menghadap orang yang memanggilnya. Wajah yang sudah murung semakin murung ketika Bu Tia - guru BP sekaligus wali kelasnnya - menghampirinya.

"Ada apa bu?"

"Kamu itu bukannya ngejalani hukuman malah pergi gitu aja." Protes dari Bu Tia semakin membuat Kaline frustasi.

"Ya jelas saya pergilah bu! Siapa juga yang mau ngebersihin kamar mandi di ujung sekolah. Petugas kebersihan sekolah aja nggak mau bersihin. Terus saya di suruh bersihin kamar mandinya gitu? Kenapa gak Ibu aja sih?!" Kaline mengeluarkan seluruh kekesalannya pada Bu Tia yang ada di hadapannya.

Bu Tia benar- benar menggelengkan kepalanya. Salah satu murid ceweknya ini sunggung membuatnya menggelengkan kepala pasrah.

"Kalau kamu tetap nggak mau ngejalanin hukuman kamu. Poin kamu ibu tambahin. Tapi kalauu kamu mau ngerjain hukuman kamu, ibu kurangin poin kamu." Kaline yang hendak pergi, tidak jadi melangkah karena tawaran Bu Tia.

"Saya bisa ngelakuin hukuman apa aja selain bersihin kamar mandi." Bu Tia mengangguk paham.

"Kalau begitu kamu bersihkan perpustakaan dan kembalikan buku- buku yang belum dikembalikan."

"Itu mah sama aja bohong bu." Kaline meninggikan suaranya. Siswa siswi yang berlalu lalang di sekitarnya menoleh pada Kaline dan juga Bu Tia. Tak ada yang heran jika Kaline selalu bermasalah dengan guru, toh dia memang pembuat onar sekolah.

"Kalau kamu gak mau ya poin kamu Ibu tambah dan akan memanggil orang tua kamu." Kaline memelototi gurunya tersebut. Sungguh Kaline memang tak pernah takut dengan yang namanya guru. Hanya saja karena poinnya akan bertambah meski dia tak melakukan kesalahan itu sama saja bunuh diri.

Akhirnya tanpa sepatah katapun Kaline langsung melewati bu Tia dan menuju perpustakaan. Kaki jenjangnya di hentak- hentakkan, memaki tanpa henti.
Sesampainya di depan gedung perpustakaan. Pertama kali yang ia lihat adalah pelangkat dengan tulisan PERPUSTAKAAN yang besar memenuhi tembok kosong dia atas pintu kaca perpustakaan. Kaline menghela napas panjang dan menghembuskannya. Kemudian masuk dengan sekali dorong yang menyebabkan bunyi bell saat pintu terbuka berdenting dengan kerasnya. Hingga lagi- lagi dia menjadi pusat perhatian. Tatapan horor karena Kaline menimbulkan keributan diarea yang sangat hening itu.

Dengan cekatan dia mengambil buku- buku yang ada di atas meja dengan troli. Kemudian mengembalikan buku- buku itu berdasakan abjad dan tema. Tentu saja Kaline kewalahan saat mencari tempat buku- buku tersebut. Sehingga ia selesai 2 jam kemudian.

Kaline langsung berlari kearah kantin setelah menyelesaikan tugasnya. Perutnya sudah berteriak meminta makan. Begitu juga dengan tenggorokannya yang kering. Meskipun ini sudah jam pelajaran, dan bell istirahat akan segeran berbunyi kembali. Kaline dengan santainya menikmati makan dan minumannya.

Bell akhirnya berbunyi. Kantin kembali rame dengan lautan manusia.

"Kaline?" Kaline hafal suara itu. Suara milik Rhena, siswi yang baru kemarin memutuskan untuk berteman denggan.

If i with you againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang