Eleven

2.5K 362 22
                                    

           

MASUK READINGLIST-DAFTAR BACAAN WAJIB VOTE SEMUA CHAPTER!!!

STUN OF LOVE

Warning: OOC, TYPOS, CRACKED- PAIR, etc

Pair : SASUHINA

Rate: T+/M

Genre : Romance, Hurt/comfort

Disclaimer: Naruto © Belonging Masashi Kishimoto

DON'T LIKE DON'T FLAME

DON'T LIKE DON'T READ

DON'T LIKE DON'T COMMENT

= = = = =

Eleven

= = = = =

Hinata menyeret kopernya menuju antrean orang-orang yeng tengah menunggu taksi di luar bandara. Gadis itu sudah meminta Sasuke untuk tidak mengikutinya dan laki-laki itu menurut begitu saja. Meskipun saat ini Sasuke berdiri tidak jauh dari rombongan antrean -bersama dua pengawalnya- sekadar memperhatikan Hinata.

Seorang sopir taksi menghampiri Hinata. "Hendak pergi ke mana, Nona?" tanyanya dengan sopan.

Hinata tersenyum pada pria pertengahan lima puluh tahun itu. "Pembangkit listrik 17 di dekat pantai Akari."

Sopir taksi itu mengangguk. "Biar saya yang mengantar." Hinata mengangguk dan membiarkan sopir taksi itu membawa kopernya.

Saat di dalam taksi, Hinata langsung duduk di dekat jendela dan menempelkan kepalanya pada kaca jendela. Ia sempat menoleh ke belakang, Sasuke tidak mengikutinya. Hinata memang tidak mengharapkan Sasuke akan diam-diam mengikutinya dan menjadikan alasan pekerjaan agar bisa mengikutinya ke Otogakure. Hinata sadar, hidupnya tidak sedrama itu dan ia tidak memerlukan drama untuk membuat hidupnya semakin menyedihkan.

Otogakure adalah salah satu kota kaya dan maju di Jepang, dengan sistem pendidikan, transportasi, dan kesehatan yang tidak kalah dari Konoha dan Tokyo. Tapi hari ini Otogakure nyaris seperti kota mati, listrik masih mengalir hanya saja dengan daya yang rendah. Televisi mampu menyala namun agak kacau, beberapa lampu LED masih bisa menyala namun agak redup.

Tapi yang menjadi masalah utama adalah pompa air yang menggunakan listrik, orang-orang akan mati jika tanpa air.

Hinata menghela napas. Ia tidak pernah menyesal hidup –bekerja- dengan memegang tanggung jawab kehidupan banyak orang. Hanya saja, terkadang pekerjaannya begitu menyebalkan dan membuatnya tidak pernah merasa benar-benar hidup.

STUN OF LOVE

"Air heater leakage," ujar Hinata setelah membaca laporan dari salah satu bawahannya.

"Ha'i Hinata-sama."

"Kalian sedang memperbaiki masalah ini bukan?" tanya Hinata dengan ekspresi keras. Moodnya dalam keadaan buruk saat ini.

"Kami sudah memperbaikinya sejak mulai terjadi kebocoran kecil."

"Mengapa kalian tidak memberitahu publik tentang masalah ini?" lelaki di depan Hinata meremas bagian depan jasnya.

Ingin rasanya Hinata melempar dokumen di tangannya. Apa karena ia kurang memperhatikan plant di Otogakure, cara kerja mereka lebih lambat dibanding plant lain. Hinata memilih untuk memijat pangkal hidungnya, kepalanya mulai terasa pening.

Stun of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang