Fifteen

2.2K 318 16
                                    

MASUK READINGLIST-DAFTAR BACAAN WAJIB VOTE SEMUA CHAPTER!!!

STUN OF LOVE

Warning: OOC, TYPOS, CRACKED- PAIR, etc

Pair : SASUHINA

Rate: T+/M

Genre : Romance, Hurt/comfort

Disclaimer: Naruto © Belonging Masashi Kishimoto

DON'T LIKE DON'T FLAME

DON'T LIKE DON'T READ

DON'T LIKE DON'T COMMENT

= = = = =

FIFTEEN

= = = = =

Ohayou.

Kalimat itu selalu muncul pada WhatsApp pribadi Hinata. Pengirimnya tidak lain dan tidak bukan adalah laki-laki menyatakan perasaan padanya dua minggu yang lalu di taman belakang bioskop Konoha. Hinata masih saja merasa canggung dengan Sasuke, ia bahkan masih kebingungan untuk menyebut hubungannya.

Sepasang kekasih 'kah? Ah Hinata jelas tidak berpengalaman dalam kisah percintaan seperti itu. Teman? Jelas perhatian yang Sasuke berikan lebih dari seorang teman. Sahabat? Hinata tidak yakin menyebut hubungan itu, jelas sekali perasaannya pada Sasuke berbeda dengan rasa persahabatannya pada Itachi.

Hinata pun membalas pesan Sasuke lalu menyimpan ponsel itu di atas pangkuannya. Cast masih membalut sebelah kakinya, dokter menjadwalkan sebelum akhir pekan ini cast tersebut sudah bisa dilepas. Namun, Hinata justru merasa kebingungan untuk pergi ke rumah sakit sendirian. Ia tidak tahun dokumen apa saja yang harus ia proses sebelum melepas castnya. Bisa saja dia meminta Matsuri membantunya, tapi ia merasa tidak enak pada sekretarisnya yang sudah kerepotan karena dirinya.

"Aku benar-benar minta maaf, nee-chan," ujar Hanabi saat memasuki parkiran di kantor Hinata. Sejak kemarin malam Hanabi terus meminta maaf karena tidak bisa menemani Hinata pergi ke rumah sakit untuk melepas cast. Ia harus menjadi pembicara pada salah satu seminar di Sunagakure.

"Daijobu, aku bisa ke rumah sakit sendiri." Dusta Hinata. Jangankan untuk ke rumah sakit sendiri, turun dari mobil pun ia harus dibantu oleh Hanabi.

"Mintalah tou-san menemanimu, nee-chan." Saran Hanabi.

"Ti-tidak perlu, Hanabi. Aku akan pergi sendiri." Tentu saja meminta Hiashi untuk menemaninya adalah opsi terakhir –yang nyaris tidak pernah dipikirkan Hinata.

"Baiklah kalau begitu, semoga harimu menyenangkan, nee-chan." Hanabi pun berjalan kembali menuju mobilnya setelah mengantarkan Hinata hingga lobi.

Hinata menghela napas sejenak lalu membalikan tubuhnya dan berjalan menuju lift.

"Ohayou, Hinata," sapa Naruto yang tiba-tiba saja berjalan di samping Hinata.

"Ohayou, Naruto-san," jawab Hinata sopan.

"Kau masih saja kaku padaku." Naruto sedikit memberengut, dan Hinata hanya tersenyum kecil sebagai jawaban. Keduanya pun memasuki lift, Hinata meringis pelan saat merasakan sakit pada tungkai kakinya. Naruto yang melihat hal itu pun berinisiatif untuk merendahkan tubuhnya dan mengusap tungkai kaki Hinata. Berharap hal tersebut dapat meredakan rasa sakit.

Stun of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang