Part 12

1.2K 84 0
                                        

Mentari telah menunjukkan dirinya kembali dengan diselimuti awan mendung. Tidak ada sedikit pun cahaya yang masuk ke setiap celah tirai yang ada di kamar milik Kirana.

Kirana masih bersembunyi dibalik selimut yang lembut pemberian dari kedua orang tuanya.

Ia menyadari kenangan tentang orang tuanya kembali melintas dijalur ingatan membuat perasaannya menjadi down.

"Mengapa kejadian yang tidak pernah aku inginkan terus terjadi dan menimpaku? Setelah orang tuaku, lalu aku dibully, sekarang sahabatku. Apa salahku Tuhan?"

"Aku rasa kau malah membuatku untuk berbuat dosa yang lebih banyak."

Ding dong... Ding dong...

Bel rumah terus berbunyi. Kirana segera beranjak menuju pintu rumah.

Ding dong... Ding dong...

"Iya iya sebentar!" Ucap Kirana sembari membuka pintu.

Terlihat dua orang gadis berambut panjang dan sebahu datang menemuinya dengan wajah yang sedikit khawatir dan panik.

"Velcyn? Lettha? Ada apa kalian datang kesini pagi-pagi?"

"Kir, Keyra masuk rumah sakit?" Tanya Velcyn

Kirana mengernyitkan keningnya ketika mendengar pertanyaan dari Velcyn. Karena menurut sepengetahuannya, kejadian kemarin itu hanya ia, Keyra, dan Arga yang tahu

"Gua belum ada kasih tau kabar ini ke kalian. Siapa yang kasih tau kalian?" Tanya Kirana langsung pada intinya

"Lu gak baca pesan di grup semalam?" Tanya Lettha yang membuat Kirana segera berlari untuk mengambil ponsel yang berada kamarnya.

Kirana segera membuka kunci layar ponselnya lalu membuka sebuah akun sosmed milik nya. Ia membuka sebuah grup kelas dan terdapat beberapa pesan yang tertera dari seseorang yang tidak ia ketahui. Orang itu mengirim beberapa foto tentang kejadian kemarin.

Siapa orang ini?

Mengapa ia dapat masuk didalam grup ini?

Siapa yang mengundangnya ke dalam grup kelas?

Dari mana ia mendapatkan foto-foto kejadian ini?

Apa mungkin ia yang merencanakan semuanya?

Kenapa?

Pertanyaan itulah yang terus muncul dipikiran Kirana. Hanya air mata yang dapat ia keluarkan.

Velcyn dan Lettha menyusul Kirana yang berada di dalam kamar dan melihat Kirana yang berlinang air mata.

"Kir, gua sama Lettha mau ngeliat keadaan Key nih di rumah sakit. Lu gak mau ikut bareng kita?" Tanya Velcyn sembari mencoba menenangkan Kirana

"Keyra masih koma. Kalian berdua aja yang kesana, gua masih ada urusan, ntar gua nyusul." jelas Kirana

Setelah Velcyn dan Lettha pergi, Kirana bersiap untuk pergi ke tempat kejadian kemarin. Entah firasat apa yang mendorongnya untuk segera menuju tempat tersebut.

Di sebuah Gang

Jalanan masih terlihat sangat sepi. Tidak ada kendaraan yang berlalu lalang di sana.

Kirana masih terus melihat-lihat setiap sudut gang. Terlihat olehnya seperti seorang kakak beradik dan beberapa lelaki yang sepertinya tidak asing dari penglihatan Kirana.

Kirana semakin yakin bahwa ia sangat mengenal kakak beradik itu.

Tetapi, mengapa mereka memberikan uang kepada beberapa laki-laki yang ada di hadapanya itu?

Kirana pun mencoba menghampiri lebih mendekat lagi agar dapat mendengar pembicaraan mereka secara jelas.

"Good job. Tapi gua belum puas sama pekerjaan kalian." Ujar Jesi

Yah, Kakak beradik itu adalah Iqbal dan Jesi. Iqbal adalah kakak kandung dari Jesi

"Gua suruh kalian buat ngehabisin si Arga, bukan adiknya! But it's ok kerja kalian tetap bagus." Jelas Iqbal

Kirana yang mendengar percakapan itu dari jauh terasa sangat tersakiti. Tak di sangka, lagi-lagi ia harus berurusan dengan Jesi.

Seketika Kirana rindu akan sahabatnya, bagaimana keadaannya sekarang?

Kirana pun menuju rumah sakit yang kebetulan tidak jauh dari lokasinya sekarang.

***

Kirana membuka pintu ruang rawat, dan terlihat tubuh Keyra yang terbaring dengan bantuan alat pernapasan.

Ingin rasanya ia berteriak dan menangis sekeras mungkin ketika melihat seorang yang ia punya satu-satunya sekarang sedang berjuang untuk hidup.

"Key bangun dong. Lu gak mau main sama gua lagi? Apa lu marah sama gua Key? Engga kan? Ayo dong bangun, gua kangen sama kejailan lu." Ucapnya berharap Keyra akan menjawab

Tidak ada jawaban dari Keyra.

Lagi-lagi air matanya mulai membanjiri kedua pipinya.

Akhirnya Kirana memutuskan untuk kembali pulang. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Akan tetapi ada sesuatu yang mendorong batin Kirana untuk melakukan suatu hal pada Jesi dan Iqbal esok hari nanti.

Bersambung...

Oke waktu itu ceritanya mau up 3 sekaligus. Tpi lagi kehabisan akal + capek juga. Jadi maaf yah :)

Jangan lupa untuk tetap vote and comment^^

TWO PSYCHOPATH GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang