Chapter 1 : Karena Lagu

156 62 57
                                    

"Sebuah lagu dapat mengekspresikan isi hati seseorang."

***

Jangan lupa putar mulmednya yah!!

Kemarin engkau masih ada di sini
Bersamaku menikmati rasa ini
Berharap semua takkan pernah berakhir
Bersamamu..
Bersamamu..

Kemarin dunia terlihat sangat indah
Dan denganmu merasakan ini semua
Melewati hitam-putih hidup ini
Bersamamu..
Bersamamu..

Kini sendiri di sini
Mencarimu tak tahu di mana
Semoga tenang kau di sana
Selamanya..

Aku selalu mengingatmu
Doakanmu setiap malamku
Semoga tenang kau di sana
Selamanya..

Kini sendiri di sini
Mencarimu tak tahu di mana
Semoga tenang kau di sana
Selamanya..

Aku selalu mengingatmu
Doakanmu setiap malamku
Semoga tenang kau di sana
Selamanya..
(Seventeen~kemarin)

Lagu itu yang selalu terdengar di earphone milik Nada akhir-akhir ini, entah mengapa ia sangat merasa sedih ketika mendengar lagu itu.

Tanpa dia inginkan, air matanya selalu saja mengalir meski dia berusaha untuk tidak sedih mendengar lagu itu. Tapi, apa boleh buat, Nada yang pada dasarnya sangat mudah tersentuh, jadilah dia seperti ini, mata sembab dan seperti orang yang sedang flu, sedangkan besok dia sudah harus masuk kembali ke sekolah.

"Air mata berhenti dong! Jangan keluar terus, nanti tambah jelek aku dilihat orang-orang besok. Apalagi mereka bertiga, bisa malu banget kan. Masa alasanku nangis gara-gara lagu sih, kan gak banget!" Nada bermonolog pada pantulan dirinya di cermin kamarnya.

Ya, gadis itu menangis hanya karena lagu yang saat ini sedang populer akibat salah satu grup musik yang dia favoritkan -Seventeen- beberapa personilnya meninggal karena bencana alam dan tentu saja bukan hanya dirinya yang berduka tapi dia juga yakin setiap yang mendengar lagu itu pasti juga menangis seperti dirinya.

Kalian juga kan sedih dengar lagu itu?

***

Saat ini Nada, Mama, dan Kakaknya tengah berkumpul di meja makan. Papanya sedang berada di luar kota karna urusan pekerjaan.

"Sayang, mata kamu kenapa?" tanya mama Nada, Luna.

"Hah.." Nada kaget mendengar pertanyaan mamanya, "Memang mata aku kenapa, Ma?" Nada berpura-pura kaget dan bertanya dengan mengusap kedua matanya.

"Mata kamu bengkak dan hidung kamu merah, apa kamu sakit?" jelas Luna yang khawatir terhadap putrinya.

'Tuh kan mama aja nanya gitu, apalagi mereka bertiga besok.' gumam Nada dalam hati.

"Mmm.. itu mah, mmm... " Nada terus mencari alasan yang tepat.

Tiba-tiba...

"Alah, palingan habis nangis karna denger lagu melow tuh, Ma, makanya matanya bengkak gitu." Kakak Nada, Ical berbicara yang sukses membuat Nada membelalakkan matanya.

Mama Nada mengernyit mendengar ucapan anak laki-lakinya itu, tapi dia tidak terlalu heran karena dia sangat mengerti sifat putrinya hampir sama dengannya, sangat mudah tersentuh.

"Benar sayang, kamu nangis karna dengar lagu?" tanya Luna memastikan.

Mau tidak mau Nada mengangguk pasrah, setidaknya dia tidak harus berbohong kepada mamanya.

"Ya sudah, nanti kamu kompres mata kamu dengan es batu supaya bengkaknya mereda. Besok kan kamu sudah mulai sekolah, masa ke sekolah matanya kayak gitu." kata Luna memberikan solusi untuk anaknya yang semoga saja dapat meredakan mata bengkaknya.

Nada hanya mengangguk mendengar perintah mamanya yang untungnya selalu mengerti dirinya.

Mereka bertiga pun makan dengan tenang tanpa suara, karena itu yang selalu dilakukan Papa Nada jika sedang makan bersama seperti ini.


***


Nada telah berpakaian lengkap dan rapi pagi ini. Hari pertamanya masuk sekolah kembali setelah beberapa minggu libur akhir tahun.

Nada kembali bercermin dan tersenyum melihat matanya yang sudah tidak bengkak, solusi dari mamanya sangat ampuh. Akhirnya dia bisa terbebas dari pertanyaan-pertanyaan sahabatnya jika saja matanya masih seperti tadi malam.

Nada melangkah menuruni anak tangga rumahnya, terlihat Mama dan Kakaknya telah menunggunya diruang makan.

"Pagi Ma, pagi kak," sapa Nada pada mama dan kakaknya.

"Pagi juga sayang," balas mamanya dengan senyumnya yang hangat.

"Pagi, Dek," balas kakaknya singkat.

"Ayo duduk sayang, cepat sarapannya nanti kalian bisa telat." pinta Luna yang segera dilaksanakan oleh kedua anaknya.

Setelah 10 menit berlalu Nada dan kakaknya telah selesai sarapan.

"Mah, kami berangkat dulu," pamit kakak Nada dan bangkit dari duduknya untuk mencium tangan mamanya, diikuti pula dengan Nada yang mencium sekilas pipi mamanya dan berjalan keluar bersama kakaknya.

"Hati-hati di jalan! abang jangan ngebut," teriak Mama Nada yang dibalas anggukan oleh putranya.


***

Jangan lupa ninggalin jejak yah!!

Starting From The Song [Mika&Nada]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang