"Tingkahmu membuatku semakin seperti orang gila, membayangkannya saja sudah sangat menyenangkan."
***
Matahari belum terbit sepenuhnya, Nada buru-buru mandi dan bersiap-siap. Ia tidak ingin berangkat dengan Mika. Jam menunjukkan pukul 6.15, Nada telah siap dan akan ke kamar kakaknya untuk diantar lebih dulu.
Nada mengetuk pintu berulang kali, tapi tetap tak ada tanda-tanda pintu akan terbuka.
“Ish, Kak Ical pasti masih tidur, kebo banget sih!“ gerutu Nada kesal.
Nada memutuskan pergi secepatnya dan akan naik kendaraan umum saja, tapi saat Nada akan ke meja makan, matanya melebar sempurna melihat orang yang telah duduk di sana bersama dengan mamanya.
Kedua orang yang tengah berbincang menyadari kehadirannya.
“Sayang, sini sarapan, tuh ada Nak Mika udah dari tadi nunggu kamu,“ ucap Luna memanggil anaknya untuk segera duduk.
Nada sangat ingin menolak, tapi yang minta mamanya dan tidak mungkin jika ditolak. Nada melangkah ke kursi di sebelah kanan mamanya, mendudukkan tubuhnya dengan perasaan aneh sekaligus gugup.
Luna memberikan beberapa roti selai untuk Nada.
“Ayo makan, kasihan Mika udah nunggu dari tadi,“ ucap Luna yang melihat anaknya berbeda dari biasanya.
Nada mengangguk dan memakan roti yang disediakan mamanya. Pikirannya terus berpikir tentang orang yang duduk berhadapan dengannya saat ini, bagaimana bisa dia datang secepat ini.
10 menit berlalu, Nada telah selesai dengan sarapannya. Ia menyalami tangan mamanya dan berjalan keluar, disusul Mika yang melakukan hal yang sama seperti Nada.“Hey, tunggu dulu, gue ambil motor,“ ucap Mika yang melihat Nada sudah berada sedikit jauh darinya.
“Aku gak mau pergi sama Kak Mika,“ ucap Nada yang terus berjalan.
“Nad, gue panggil mama lo yah kalo lo gak berhenti,“ ancam Mika yang sudah akan masuk kembali.
Nada berhenti dan berbalik badan.
“Kak Mika kenapa jemput aku sih?“ tanya Nada mengentakkan kakinya.
“Kan hukuman lo, gue juga udah bilang tadi malam,“ jawab Mika santai dan telah menaiki motornya.
“Tau ah, nyebelin banget tau gak, hukuman apa coba, masa ngasih syarat gak mikir dulu apa,“ ucap Nada kesal.
Mika telah berada di samping Nada dan memintanya segera naik.
“Gak usah banyak omong, cepetan naik, ntar terlambat gimana?“
“Kenapa gak bawa mobil sih? Aku pake rok gini, gimana mau naik,“ kesal Nada.“Nih, pake dulu,“ ucap Mika memberikan jaket yang dipakainya.
Mau tak mau Nada memakai dan segera naik, tak lupa ia memakai helm yang ada di jok belakang motor Mika.
“Mau pegangan gak? Ntar lo jatuh lagi,“ ucap Mika dengan senyum kecilnya dan tentu tidak dilihat oleh Nada.
“Gak,”
“Yaudah,“
Mika melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, jalanan masih sepi karena mereka berangkat terlalu pagi.
Nada memukul dan berteriak dengan keadaan jantung yang sudah mau copot, Mika sudah gila mengendarai motor secepat itu dan sedang membawanya.
“Kak, bisa gak sih pelan dikit, ntar aku jatuh gimana?“ protes Nada dengan suara yang tidak terlalu terdengar karna angin yang menerpa wajahnya dengan kencang.
Mika menggeleng dan terus melajukan motornya.
Nada hampir terjatuh, jika saja tidak langsung memeluk pinggang Mika.
Mika yang merasa pelukan dibelakangnya, hanya tersenyum senang. Entah mengapa perasaannya jika berada dekat dengan gadis yang diboncengnya saat ini hatinya lebih tenang dari biasanya.
Setelah beberapa menit, mereka telah sampai di sekolah.
Masih sepi, hanya beberapa siswa yang baru datang.
Mika dan Nada jalan memasuki sekolah. Mika berjalan terlebih dulu, langkahnya terlalu cepat untuk Nada yang memiliki kaki pendek.
Mika berhenti mendadak saat akan naik kekelasnya, membuat Nada menabrak punggung belakangnya.
"Ih, Kak Mika kalo mau berhenti bilang-bilang dulu dong, sakit tau!" ucap Nada mengelus dahinya.
"Lo jalan gak pake mata sih," ucap Mika yang menyalahkan Nada.
Nada melotot mendengar dirinya disalahkan. Bagaimana bisa ia yang salah?
"Jalan pake kaki, bukan pake mata," ucapnya ketus.
"Ajaib dong lo,"
"Heh?"
"Iya, lo ajaib jalannya gak pake mata, makanya lo nabrak," ucap Mika santai.
"Auah, bodo," ucap Nada berlalu pergi meninggalkan Mika dan menuju ke kelasnya.
Mika yang melihatnya hanya geleng-geleng melihat tingkah lucu gadis itu. Bisa-bisanya dia memiliki perasaan dengan cewek seperti itu.
Mika pun naik ke kelasnya, dengan senyum yang masih terukir, tapi hanya sedikit.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Starting From The Song [Mika&Nada]
Roman pour AdolescentsDinamika Putra Narendra. Dia bukan Most Wanted yang sering ada di cerita wattpad. Dia hanya cowok dingin, cuek dan terkenal juga karena dipikir 'homo' oleh siswa di sekolahnya. Dibalik segala sifatnya, ia punya alasan dibalik itu semua. Hingga, hati...