"Jika kau tak memiliki tempat untuk mengungkapkan kesedihanmu, pergilah ke saudaramu. Selain sedarah, dia yang akan mengerti dirimu."
***
Nada masuk seperti maling yang takut ketahuan. Bagaimana tidak? Jika dia di dapati pulang malam pasti akan di ceramahi hingga Mama dan Kakaknya telah lelah berbicara.
Nada melihat ruang tamu yang tidak biasanya sepi, apa karena belum ada yang pulang? Jika begitu, Nada akan aman dan terhindar dari omelan orang rumahnya.
Namun, ketika kakinya hendak melangkah menaiki anak tangga langkahnya terhenti karena ada suara yang tiba-tiba muncul dan itu membuat Nada tersentak kaget.
“Bagus yah, anak gadis pulang malam kayak gini!“
Nada yang mendengar arah suaranya tepat dibelakangnya langsung berbalik dan mendapati Kakaknya sudah berada di hadapannya dengan kedua tangan terlipat di dadanya.
Nada yang seperti maling ketahuan langsung saja menampilkan senyum lebarnya.
“Eh, ada Kak Ical,“
“Iyalah, gue ada. Lo darimana aja jam segini baru pualng? Pergi siang pulangnya malam!“ omel Ical.
“Tadi aku telfon kakak, tapi gak diangkat, terus nunggu ojek sama taksi juga gak ada.“ Nada menundukkan kepalanya dalam.
“Terus, lo pulang sama siapa? Atau jangan-jangan.. “ Ical mulai menginterogasi dengan gaya menyelidiki.
“Aku pulang dianter sama kakak kelas,“ jawab Nada cepat, dia tak mau kakaknya berpikiran yang aneh-aneh.
Ical yang mendengar pernyataan Nada hanya menganggukkan kepala.
“cewek atau cowok?“ tanyanya penasaran.
“Mmm.. itu tadi--“
Ucapan Nada terpotong dengan suara yang baru saja memasuki pintu utama.
“Kalian kenapa berdiri disitu?“ tanya Mama Nada.
Nada menatap kakaknya dengan sirat yang menjelaskan untuk tidak mengatakan yang sebenarnya terjadi.
Ical yang mengerti maksud adiknya itu segera menatap mamanya.
“Tadi kami mau nunggu mama pulang, ada yang pengen Ical bilang,“
Nada menghela napasnya pelan.
Syukurlah kakaknya masih mengasihaninya.
“Mau bilang apa? Kan bisa besok?" tanya Luna heran.
“Kita duduk dulu ya, Ma. Kan gak enak bicara sambil berdiri,“ ujar Ical menuntun Mamanya untuk duduk dan diikuti Nada setelahnya.
“Mau bahas apa?“ tanya Luna.
“Gini Ma, Nada sama Ical mau pergi nonton.“ Ical langsung mengatakan maksudnya.
“Nonton apa? Kenapa adik kamu juga ikut?"
“Nonton konser musik, Ma. Kan Nada suka musik, jadi apa salahnya Ical bawa,“
Luna melihat ke arah putrinya yang hanya diam mendengar percakapannya.
“Tapi, kamu tau mama gak bisa izinin adik kamu, dia perempuan dan gak baik keluar malam.“ Ucapan Luna membuat Nada sedih, biarpun Kakaknya sudah memintakan izin, tapi tetap saja tidak diperbolehkan.
“Ical bakalan jagain Nada kok, Ma,“ ujar Ical, “Mama kan tau kalo aku bisa jagain Nada, dia juga gak akan kemana-mana.“
Ical yang melihat kesedihan adiknya sejujurnya merasa kasihan, dia harus berusaha untuk membujuk mamanya.“Bukan mama gak percaya, tapi kamu yakin bisa jagain adik kamu di tempat yang ramai?"
“Bisa kok Ma, disana juga ada teman aku dan juga temannya Nada. Ya, kan?“ tanya Ical yang segera memberi kode pada adiknya agar mengangguk cepat.
Nada yang mengerti langsung saja mengikuti perintahnya.
Nada mengangguk, “Iya, Ma, aku janji gak akan kemana-mana dan terus di samping Kak Ical,“
Luna tampak tidak tega untuk melarang putrinya, kelihatannya putrinya juga sangat menginginkan untuk ikut menonton acara itu.
Dengan berat hati, Luna menangguk, “Baiklah, mama izinkan kalian menonton asalkan ada syaratnya!“
Nada dan Ical menatap Mamanya bersamaan. Bersiap mendengar persyaratan yang akan diajukan oleh sang Mama.
“Syaratnya, gak boleh pulang lewat jam 11 malam! Kalo kalian melanggar, Mama hukum kalian gak boleh keluar rumah selain sekolah selama satu minggu,“
Mendengar hukuman yang akan diberikan oleh Mamanya, Ical dan Nada sama-sama meneguk ludahnya kasar.
Jika mereka melanggar, nasib mereka akan sama seperti anak ayam yang di kurung dalam kandang.
Luna yang melihat kedua anaknya terdiam, hanya mengulas senyum kecil di bibirnya.
“Gimana sama persyaratannya? Masih mau pergi gak?"
Ical dan Nada saling berpandangan untuk menentukan pilihannya.
Nada mengangguk yang artinya menerima persyaratan itu, dia yakin mereka tidak akan pulang dari jam yang ditentukan.
“Kami tetap pergi, Nada janji gak akan pulang telat,“
“Ya sudah, mama izinin kalian pergi,“
Ical dan Nada yang mendengar itu tersenyum lega.Meskipun belum sepenuhnya bebas, setidaknya Kakaknya mampu membujuk Mamanya.
Tbc
Jangan lupa voment yah❤️
Krisannya juga😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Starting From The Song [Mika&Nada]
Подростковая литератураDinamika Putra Narendra. Dia bukan Most Wanted yang sering ada di cerita wattpad. Dia hanya cowok dingin, cuek dan terkenal juga karena dipikir 'homo' oleh siswa di sekolahnya. Dibalik segala sifatnya, ia punya alasan dibalik itu semua. Hingga, hati...