Chapter 10 : Kok bisa dia?

60 20 3
                                    

Jangan lupa voment dan krisannya❤️❤️

"Aku tidak mengerti jalan pikiranmu, sungguh sulit mengikutimu yang terlalu sulit untuk ditebak,"

***

“Nad, kok lama?“

“Tadi bicara sebentar sama Kak Mika,“ jawab Nada berusaha tenang.

“Kalo ada apa-apa bilang sama kita, Nad,“ ucap Maya khawatir.

“Gak ada kok, tenang aja Kak Mika gak akan ngapa-ngapain aku,“

“Pokoknya kalo terjadi sesuatu dengan lo, lo harus bilang dan jangan nyimpen sendiri,“ ucap Maya.

“Iya, gak usah tegang gitu, aku baik-baik aja,“

Ketiga sahabatnya hanya mengangguk meski masih belum percaya, sedangkan Nada mencoba tetap tenang dan hanya perlu mengabaikan permintaan Mika.

***

Hari Sabtu telah tiba, konser musik akan dilaksanakan malam nanti.

Kakak Nada memutuskan untuk ikut bersama dengannya, selain untuk tidak mau mengambil risiko yang akan membuatnya mendapat hukuman dan juga dia lumayan suka dengan musik.

Nada dan Kakaknya telah menentukan untuk mereka berkumpul untuk pergi bersama sahabat Nada dan juga teman Kakaknya.

Nada tidak memberitahu Mika, pikirnya dia juga tidak akan tahu jika tidak ada yang membocorkan.

Sore hari, Nada dan Kakaknya berangkat dengan sepeda motor bersama ke tempat yang telah ditentukan.

Terlihat sahabat Nada sudah ada di sana, sedangkan teman Kakaknya baru ada satu dan tinggal menunggu satu orang lagi. Nada sedikit heran kenapa teman kakaknya adalah kakak kelas yang pernah bertemu dengannya, tapi ia tak mau memikirkan yang tidak-tidak dan mungkin saja mereka memang teman lama.

Orang yang dimaksud Nada adalah Radit.

Sekitar menunggu 10 menit, orang yang ditunggu telah datang. Tapi, Nada dan ketiga sahabatnya dibuat sangat terkejut dengan siapa yang mereka tunggu.

Kenapa bisa dia yang datang?

Teman Kakaknya adalah Mika.

Nada dan ketiga sahabatnya saling berpandangan mengisyaratkan antara rasa takut dan harus terlihat biasa saja, Nada mencoba menenangkan ketiganya dengan mengangguk tanda semuanya akan baik-baik saja dan ketiganya hanya mengangguk tanya mengiyakan kode dari Nada.

Nada sejujurnya sangat takut, ia tidak tahu apa yang akan terima karena tidak memberi kabar kepada Mika. Nada tidak mengerti mengapa Kakaknya bisa berteman dengan Mika.

Nada tidak melihat Mika sedikit pun, sedangkan Mika terus memperhatikan Nada dengan diamnya.

“Ayo berangkat, ntar telat sampe ditempatnya,“ ajak Ical.

Semuanya mengangguk mengiyakan, tiba-tiba Mika membuka suara.

“Udah mau hujan, gimana sama adik lo dan temennya?“ tanya Mika yang melihat ke empat perempuan di hadapannya.

“Bener juga kata lo, tapi gue bawa motor tadi,“ ucap Ical.

“Gue bawa mobil, kalo lo, Dit? “ tanya Mika.

“Gue juga bawa mobil,“ jawab Radit.

“Kalo gue kasih saran, Radit bawa tiga temen adik lo, gue sama adik lo dan lo bawa motor aja,“ ucap Mika pada Ical dan sukses membuat ke empat perempuan itu menggeleng.

“Gak, aku mau bareng Kak Ical aja,“ protes Nada.

Ical yang juga memikirkan jika nanti adiknya sakit karena hujan pasti akan mendapat omelan dari sang mama akhirnya menyetujui saran Mika, dia juga percaya pada temannya itu.

“Nad, lo ikut aja sama Mika, nanti lo kehujanan terus sakit gue juga yang kena omel mama,“ ucap Ical.

“Kalo gitu Kak Ical ikut naik sama aku,”

“Mobil gue cuma untuk dua orang,“ ucap Mika.

“Tuh dengan kan mobilnya untuk dua orang, gak mungkin juga motor gue di tinggal disini,“ ucap Ical, “Gak papa kok, Mika orang baik,“

Nada tidak tahu harus mencari alasan apa lagi, ia ingin meminta tolong pada sahabatnya tetapi pasti mereka juga takut dengan Mika.

“Cepet deh, udah mau malam nih,“ ucap Mika.

“Yaudah, ayo berangkat,“ ucap Ical dan berjalan ke motornya.

Radit dan ketiga sahabat Nada juga sudah berjalan ke mobil Radit.

Sedangkan Nada yang tiba-tiba saja merasa takut hanya diam dan mobil Mika sudah ada di depannya.

“Naik cepet,“ pinta Mika.

Nada masih diam, ketakutan semakin terasa menjalar di tubuhnya.

“Mau gue paksa atau lo naik sendiri?“ tanya Mika yang terdengar ancaman.

Nada yang mendengar itu segara menggeleng, ia tidak menyangka akan bertemu dengan Mika setelah kejadian yang kurang enak itu terjadi.

“Kalo gak mau dipaksa cepet naik, sebelum gue berubah pikiran dan ngasih lo hukuman yang lebih berat,“ ucap Mika dengan suara dinginnya.

Nada yang bingung dengan hukuman yang dimaksud kembali terdiam dan terus berpikir. Hingga, tangannya ditarik paksa oleh Mika.

Nada tidak tahu harus berbuat apa, tubuhnya telah masuk dan duduk di sebelah Mika. Ia melihat sekilas ke arah orang di sebelahnya, terlihat wajah Mika yang datar dan dingin semakin menambah ketakutannya.

Dalam mobil itu hanya keheningan yang tercipta.

Nada dengan ketakutannya dan Mika dengan kemarahannya.

Lokasi konser lumayan jauh, di pertengahan jalan turun hujan dan membuat Nada khawatir dengan Kakaknya.

Nada mengambil ponsel di tas selempangnya, mencoba menghubungi kakaknya. Tapi, tak ada jawaban.

“Dia baik-baik aja, mungkin udah nyampe disana,”  ucap Mika tiba-tiba.

Nada yang mendengar suara Mika yang masih dingin seketika berhenti menghubungi kakaknya.

“Kak Ical bawa motor, dia pasti kehujanan,“

“Gue tau Ical, dia pasti ngebut untuk ngindarin hujan,“

Nada berpikir setelah mendengar ucapan Mika, memang benar Kakaknya biasa melajukan motor di atas rata-rata.

Nada kembali diam menatap ke arah luar jendela.

"Ada yang lo mau jelasin?“ tanya Mika.

Nada menggeleng tanpa berbalik menghadap ke orang yang bertanya.

“Lo udah ngelanggar permintaan gue dan lo harus mendapatkan hukuman,“ ucap Mika yang sukses membuat Nada melihat ke arahnya dengan tatapan heran.

Tbc


Starting From The Song [Mika&Nada]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang